Sabtu, 02 Juli 2011

My First Trip

     Berawal dari rasa patah hati, timbul keinginan mendekati alam. Hmm.. mungkin manusia secara tidak sadar selalu mencari ketenangan didalam kesedihan. Namun dengan uang pas2an ingin melakukan perjalanan, bukan hal yang mudah. Ditambah saya sebagai anak rumahan, tidak mudah menemukan tempat rekreasi sendirian. Bertemu seorang teman yang bersedia menemani sungguh keberuntungan tak terduga.

     Akhirnya Bandung menjadi pilihan pertama, disamping karna hawanya yang dingin, Bandung juga lebih dekat dengan Jakarta. Dengan modal uang 250rb ditangan, mulailah saya berpetualang ke Bandung. Tujuan utama adalah Vihara Vipasana. Karna dengar - dengar, kami bisa menginap gratis disana, hahaha....
Sesuai rencana kami pergi naik bus Primajasa tujuan Bandung, karna belum pernah ke Bandung sendirian sebelumnya, ditambah  kami berangkat setelah pulang kerja, membuat hati menjadi was - was.

     Bus jalan jam 18.00 dan sampai di terminal pukul 21.30. Bandung yang tak beda ramainya dengan Jakarta, masi ramai pada jam segitu . Lalu kami pun langsung mencari angkutan arah Ledeng, ternyata jarak yang ditempuh sungguh jauh. lambat laun angkot mulai sepi, satu persatu penumpang turun, hingga tinggal kami berdua. Didera rasa was - was, kami putuskan untuk turun dari angkot lalu kemudian naik taksi sampai Vihara Vipasana. alhasil, kami sampai Vipasana pukul 23.30. Sungguh perjalanan yang melelahkan.


Setiba disana kami dihadang oleh satpam. Beruntung KTP saya beragama Budha, sehingga kami diijinkan masuk. sesampai di Vipasana kami mencari pengurus untuk bermalam. Sekedar informasi, ada dua tempat menginap disini. Pertama adalah ruangan seperti kamar yang dengan Rp. 80.000,- saja anda sudah bisa menginap. Tapi mengingat dana yang kami miliki sangatlah minim, kami memilih tidur di ruang semadhi yang hanya mengeluarkan biaya "Gratis". Anda cukup menyumbang sukarela untuk tidur disana. Hmm.. cukup melegakan untuk ukuran dana dikantong saya. haha..

     Bagi anda yang mencari kenyamanan tentu tidak akan memilih tidur di ruang semadhi. Karna di lihat dari harganya saja anda sudah dapat membayangkan seperti apa tempat tidurnya. haha.. sebuah ruang sederhana yang disekat oleh papan dan ditutup kain gorden, Ya, hanya itulah yang memisahkan tamu satu dan lainnya, Beruntung kami mendapatkan satu sekat untuk tidur, karna malam itu ruang semadhi cukup ramai. Dan.... kasur nya boleh dikatakan agak lembap. Hm.. tak apalah, mengingat kami hanya numpang bermalam saja.

     Semalaman saya tidak bisa tidur, sungguh menyedihkan melihat rekan disamping saya sudah sampai ke alam mimpi, sedangkan saya hanya meringkuk  kedinginan. Pagi - pagi pukul 5 kami sudah bangun dan bersiap2 untuk jalan pagi mengelilingi Vihara yang luas ini.  Bermodalkan jaket dan roti kami berjalan menelusuri Vihara Vipasana yang luas ini. Hari masih gelap, tapi tahukah anda, bukan hanya kami saja yang sudah bangun. Para Biksu di vihara ini semua sudah bangun. Mereka berjalan mengelilingi sebuah stupa atau patung(saya kurang jelas) seraya berdoa. Khusyuk sekali cara berjalan dan berdoa mereka. Membuat saya merasa seperti berada di Shaolin. Hahaha....


 

Selesai berkeliling kami pun bersiap - siap mandi. Udara disana sungguh dingin. Selesai mandi kami pun bergegas ke kantin Vihara untuk menenangkan para demonstran di perut kami. Karna saya seorang vegetarian, saya pun memilih menu vegetarian. Menu disini harganya standart. Yah.. tidak sampai mengosongkan kantong yang sudah tipis ini, Hahaha... selesai makan kami pun memulai perjalanan kami ke museum Bosscha. Namun sangat disayangkan, karna ternyata kami baru tahu kalau pada hari minggu museum tersebut tutup. Akhirnya kami berlanjut ke Tangkuban perahu. Dikarnakan pengetahuan yang minim, kami naik ojek ke sana. Sungguh mengagumkan alam Indonesia, sepanjang perjalanan kami dapat melihat pepohonan dikiri kanan kami, tinggi menjulang, seperti angan2 saya. Tiba - tiba saja saya berangan2, hm... akan sangat menyenangkan bila bisa mengambil foto pre wedd di sini. hahaha....

     Akhirnya sampai juga kami ke Tangkuban Perahu. Asal anda tahu, saya sebenarnya tidak tau hendak ngapain di Bandung, kebetulan teman ingin sekali ke Takuban, maka disini lah kami. haha... Well, Tangkuban mirip mirip Kawah Putih menurut saya. Sebuah kawah yang besar berisi belerang. Hanya warnanya saja yang berbeda.







   Cuaca disini sungguh berangin, saya tidak mengatakan dingin, namun berangin kencang, sulit sekali mendapatkan foto dengan rambut tidak terbang. hahaha.... Tidak banyak yang bisa dilihat di Tangkuban, namun kawah besar ini juga sudah lumayan mengingatkan kita, bahwa sekuat apa pun diri kita, sepintar apa pun kita, tidak mampu menandingi kekuatan alam. Manusia bisa menciptakan banyak hal. Namun di tangan Tuhan, semua terlihat kecil.

   Setelah puas berkeliling, kami memutuskan pulang naik kereta Argo Parahyangan. Pemandangan dari dalam kereta ternyata tidak kalah serunya dengan di Bandung. Well.. perjalanan saya yang pertama berakhir disini. Namun meninggalkan kesan mendalam. So, buat teman - teman yang baru ingin memulai petualangan, saran saya mulai lah dari tempat yang lebih dekat. Selamat beraktifitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar