Senin, 31 Oktober 2011

Hikayat Kaisar Liang Hu Tie Memohon Pada Kakek Guru

Dulu ada satu biara yang memisahkan dua pintu, Timur dan barat. Biara timur dan barat masing - masing di pimpin oleh kepala biara yang berbeda. Didepan biara timur hidup seekor cacing. Cacing tersebut tiap hari dengar ceramah sehingga memiliki roh yang bagus.

Setiap pagi cacing tersebut membangunkan kepala biara timur. Kemudian kepala biara timur akan membangunkan muridnya. Begitulah setiap harinya biara timur tak pernah kesiangan untuk berdoa pagi.

Suatu hari murid dari biara barat bertanya " Murid timur, bagaimana kalian setiap pagi bisa bangun pagi dan tak pernah kesiangan untuk berdoa?"
Murid timur menjawab " Sebenarnya kami juga sama saja dengan anda murid barat. Hanya saja setiap paginya ada seekor cacing yang senantiasa membangunkan guru kami, yang kemudian guru kami pun membangun kan kami. "

Setelah mendengar penuturan dari murid timur, murid barat merasa kesal. Esok harinya pagi - pagi sekali murid barat memasak air panas lalu menyiramkannya ke dalam lubang tempat si cacing tinggal. Maka meninggallah cacing tersebut.

Paginya guru timur bangun kesiangan dan merasa heran, mengapa sang cacing hari ini tidak membangunkannya? lalu di carilah cacing tersebut ke liangnya dan menemukan cacing tersebut telah meninggal. Lalu beserta dengan muridnya, guru timur membacakan parita untuk sang cacing.

Beberapa waktu berlalu, si cacing dikarenakan semasa hidup selalu membangunkan kepala biara untuk beribadah, sehingga telah mengumpulkan jasa pahala, lalu terlahir lagi menjadi tukang kayu.
Sebaliknya murid barat dikarenakan telah mencelakakan cacing, setelah tiba masanya dia akhirnya meninggal dan dititiskan kembali menjadi kera.

Tukang kayu dan kera dikarenakan jodoh yang baik dengan Buddha di masa lampau, sama - sama suka sembahyang. Suatu hari ketika sedang berjalan, tukang kayu menemukan sebuah kuil tua yang lusuh dan atapnya bolong - bolong. Lalu dengan tulus tukang kayu membetulkan kuil tersebut. atap yang bolong di betulkan. Setelah itu tukang kayu pun berlalu.. ketika dalam perjalanan tukang kayu bertemu dengan pelajar yang kesulitan menyeberang sungai. Maka dengan baik hati tukang kayu mengambil tujuh buah batu dan menyusunnya menjadi jembatan agar pelajar tersebut bisa lewat.

Perbuatan tukang kayu ini ternyata disaksikan oleh dua orang dewa yang kemudian melaporkannya ke Atas bahwa di bumi ini ada seorang tukang kayu yang dengan baik hati telah membangun istana Buddha dan jembatan tujuh bintang.

Si kera dan tukang kayu sama - sama suka mencari bunga untuk di taruh di kuil. Tapi si kera agak nakal. Setiap kali melihat sudah ada orang yang menaruh bunga untuk Buddha, maka ia akan mencabutinya dan kemudian digantikan dengan bunga milik dia sendiri. Melihat bunganya sering kali di tukar dengan bunga lain, tukang kayu begitu penasaran lalu sengaja mengincar siapakah gerangan yang telah setiap hari mencabut bunganya.

Setelah tertangkap basah bahwa si kera yang mencabut bunganya, tukang kayu berlari mengejar si kera, kera lari tunggang langgang masuk ke gua. Tukang kayu kemudian mengambil batu dan menutup lubang gua tersebut. Lalu meninggallah si kera didalam lubang karena kelaparan.

Setelah masanya lewat, maka tukang kayu pun meninggal. Dikarenakan dimasa lampau ada memperbaiki kuil dewa dan membangun jembatan untuk pelajar, Tukang kayu kemudian dititiskan kembali menjadi Kaisar Liang Hu Tie. Sedangkan sang kera dikarenakan dimasa lampau ada memuja dewa, dikehidupan selanjutnya dilahirkan menjadi Jendral.

Liang Hu Tie adalah seorang raja yang gemar berderma, membangun vihara dan bervegetarian. Beliau berguru kepada Ce Kung. Istri Liang Hu Tie juga seorang yang beribadah, beliau berguru pada Yin Hong.

Suatu hari permaisuri mengundang Liang Hu Tie untuk mendengarkan ceramah Yin Hong. Liang Hu Tie kemudian turut mengundang gurunya, Ce Kung. Sewaktu ceramah, Yin Hong sembari makan daging dan minum arak.

Ce Kung kemudian menegur Yin Hong. Yin Hong lalu menjawab " Saya kelihatannya memang makan daging dan minum arak, namun sebenarnya tidak begitu." Mendengar jawaban Yin Hong, Ce Kung lalu menjawab " Kalau begitu, kamu kelihatannya membina, namun sebenarnya tidak begitu."

Setelah masa hidupnya selesai, Yin Hong akhirnya meninggal dan dilahirkan kembali menjadi seekor kerbau. Suatu hari ketika Ce Kung dan Liang Hu Tie sedang jalan - jalan, melihat seekor kerbau yang aneh. Kerbau tersebut berwarna - warni. Ce Kung lalu berkata kepada Liang Hu Tie bahwa kerbau itu adalah titisan Yin Hong. Namun Hu Tie tidak percaya. Ce Kung kemudian menyuruh Hu Tie memanggil nama Yin Hong 3x. Setelah dipanggil 3x kerbau tersebut kemudian menoleh dan berlutut menangis.

Setelah Ce Kung menasehati Kerbau tersebut, merasa malu, kerbau tersebut kemudian menabrakkan diri ke tembok dan kemudian meninggal. Liang Hu Tie melihat kejadian ini tekad untuk membina dirinya semakin besar.

Meskipun rajin membina diri, namun Hu tie sebagai kaisar juga terlalu menikmati kehidupan. Suatu hari Ce Kung diundang Hu Tie untuk menonton drama. Hu Tie kemudian bertanya kepada Ce Kung, apakah dramanya bagus? Ce Kung yang sudah jengah dengan kemewahan Hu Tie lalu menjawab tidak tahu. Hu tie begitu bingung, mengapa Ce Kung menonton di bagian depan tapi tidak tahu apakah drama tersebut bagus atau tidak?

Ce Kung mengetahui isi hati Hu Tie kemudian menyuruhnya memanggil tiga orang tawanan yang hendak dihukum mati. Ce Kung menyuruh agar diletakkan ember berisi air diatas kepala mereka. Kemudian tiga orang tersebut disuruh berlutut didepan menonton drama. Bila sampai drama tersebut selesai dan tidak ada air yang tumpah dari ember tersebut, maka mereka akan dibebaskan dari hukuman mati.

Ketika drama sedang seru - serunya, Ce Kung menyuruh Hu Tie bertanya pada tiga tawanan ini, apakah drama tersebut bagus atau tidak?  Mereka bertiga menjawab tidak tahu. Hu Tie menjadi marah, bagaimana drama didepan mata mereka tidak tahu ceritanya bagus atau tidak. Salah satu dari mereka kemudian menjawab " Kami begitu sibuk memikirkan nyawa kami, bagaimana bisa tahu cerita drama tersebut bagus atau tidak?" Hu Tie menjadi sadar maksud dari Ce Kung. Begitulah cara Ce Kung menasehati Hu Tie.

Sejak kejadian itu, Hu Tie kemudian mulai menurunkan anggaran pengeluarannya. Hu Tie suatu hari membangun vihara yang besar sekali, kemudian bertanya pada Ce Kung " Saya membangun vihara yang begitu besar, besarkah pahala saya?" Ce Kung kemudian menjawab" Sedikitpun tidak ada." Mendengar penuturan Ce Kung, Hu Tie menjadi bingung, Ce Kung kemudian menjelaskan, " Di kehidupan lampau ketika kau masi menjadi tukang kayu, engkau telah membangun kuil dengan tulus dan jerih payah mu sendiri. Sekarang engkau memang membangun vihara yang besar, tetapi merepotkan banyak rakyat. Jasanya tak ada sama sekali."

Setelah kejadian ini, Hu Tie semakin tulus dalam membina diri. Setiap hari mengundang Ce Kung berceramah, lama kelamaan urusan kerajaan menjadi terbengkalai. Ibu suri tidak senang melihat hal ini lalu memunculkan fitnah terhadap ajaran Buddha. Ibu suri kemudian menyuruh orang memotong anjing untuk dibuat bakpao dan mengundang Ce Kung untuk makan. Maksud dari perbuatannya adalah untuk merusak vegetarian Ce Kung.

Ce Kung dikarenakan membina dirinya sudah bagus, terlebih dahulu telah meramalkan kejadian tersebut. Ce Kung lalu berkata kepada Hu Tie " Bilamana nanti Ibu Suri mengundang saya makan dan saya akan meminta pertolongan mu. Saya akan berteriak dan kau harus datang menolong saya."

Tak lama Ibu suri benar - benar memanggil Ce Kung untuk makan bakpao. Ce Kung kemudian berteriak minta tolong. Hu Tie yang mendengar teriakan Ce Kung serta merta datang menolong. Ce Kung segera membuang bakpao tersebut keluar yang kemudian tumbuh menjadi empat macam tanaman yang dilarang makan oleh orang yang bervegetarian. ( Bawang, Kucai, dll )

Tidak lama kemudian Ibu Suri terkena wabah penyakit menular dan kemudian meninggal. Raja neraka sangat marah kepada Ibu Suri lalu dilahirkan menjadi ular. Ular ini hidup tersiksa karna memiliki kepala yang besar dan tenggorokan yang kecil serta kulit yang dimakan semut. Kaisar setelah lama ditinggal meninggal Ibu Suri telah lama tidak mengunjungi istana Ibu Suri.

Suatu hari Hu Tie pergi mengunjungi istana Ibu Suri dan bertemu dengan ular titisan Ibu Suri. Ular tersebut meminta tolong pada Hu Tie dan menceritakan kisahnya. Dia memohon pada Hu Tie agar dapat membacakan parita untuknya. Lalu diundannya Ce Kung untuk bersama membaca parita. Hu Tie membuat "Chan Huei Pao Chan" untuk ibunya. Setelah naskah tobat tersebut  selesai dibuat, Hu Tie melihat Ibu Suri berterimakasih kepada kaisar dan cucunya.

Liang Hu Tie semakin maju membina dirinya. Suatu hari Hu Tie bertanya pada Ce Kung, kapan beliau akan mencapai sempurna? Ce Kung kemudian menunjuk kepada tenggorokan Hu Tie. " Disini kamu setiap hari berfoya - foya, bagaimana mungkin kamu bisa mencapai sempurna?" Mendengar penuturan Ce Kung, Maka Ce Kung pun meninggalkan istana dan membina di gunung Thai Cen.


Ce Kung tahu bahwa Hu Tie harus menghadapi pembalasan karma. Setelah jodoh telah matang, Ce kung dan Hu Tie kemudian berpisah. Suatu hari Jendral Hou Cing memberontak dan menyerang Thai Cen memutus mata rantai makanan Hu Tie. Hu Tie pun dikurung tanpa makanan dan minuman sama sekali.

Lama - lama mundurlah pembinaan Hu Tie, lalu Ce Kung muncul dari langit dan berkata " Sekarang saatnya kamu mendapatkan pembalasan karma dari tiga kehidupan . Kamu tidak boleh mundur."
Setelah mendapat nasihat dari Ce Kung, Hu Tie akhirnya menerima dengan ikhlas dan akhrinya mencapai sempurna menjadi arahat.

Sumber : Berbagai sumber

Jumat, 28 Oktober 2011

Tiga Permintaan Saja

Ada seorang nelayan, suatu hari dia pergi memancing ikan. Dari pagi hingga sore tak seekor ikan pun terpancing oleh kailnya.

Mulailah ia berceloteh, mungkin kailnya yang tidak bagus, atau umpannya yang tidak bagus, hokkinya jelek, perahunya bawa sial, inilah.. itulah... sampai akhirnya ia tersadar bahwa kailnya sedang mengenai ikan.. lalu diangkatlah ikan tersebut..

Setelah ditarik ke atas , ternyata ikan yang ditangkap bisa berbicara. Ketika hendak dibawa pulang, berbicaralah ikan tersebut " Hai bapak, Lepaskanlah saya, maka saya akan mengabulkan tiga permintaan mu."

Tapi karna serakah, si nelayan merasa bahwa tiga permintaan saja tidak cukup.  " Hai ikan ajaib, bagaimana kalau sepuluh permintaan?" si ikan menolak, akhirnya nelayan menurunkan penawarannya , " Bagaimana kalau sembilan permintaan?" si ikan tetap menolak.. Nelayan geleng - geleng.. " Bagai mana kalau delapan lah??" kali ini giliran si ikan yang menggeleng. Nelayan putus asa.. "Ah baiklah... tujuh permintaan bagaimana?" ikan sudah lama dikeluarkan dari air merasa kehabisan nafas, sambil megap - megap tetap kukuh menggelengkan kepala " Hanya tiga. tidak lebih" Begitu terus tawar menawar terjadi sampai akhirnya nelayan mengalah pada sang ikan. " Baiklah, tiga permintaan saja."

Tapi apa yang terjadi... ikan tersebut telah lama kehabisan udara sehingga akhirnya meninggal..
Nelayan pada akhirnya hanya bisa pulang dengan membawa ikan goreng saja.

Rabu, 26 Oktober 2011

Emas Dan Loyang

Beberapa waktu yang lalu, di Mesir hidup seorang sufi tersohor bernama Zun-Nun.

Seorang pemuda mendatanginya dan bertanya " Guru, saya tidak mengerti mengapa orang seperti anda mesti berpakaian apa adanya,amat sangat sederhana. Bukan kah dimasa seperti ini berpakaian sebaik - baiknya amat perlu, bukan hanya untuk penampilan namun juga untuk banyak tujuan lain."

Sang sufi hanya tersenyum, ia lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya, dan berkata " Sobat muda, akan ku jawab pertanyaan mu, tetapi terlebih dahulu lakukan satu hal untukku. Ambillah cincin ini dan bawalah ke pasar di seberang sana. Bisakah kau menjualnya seharga satu keping emas?"

Melihat cincin Zun-Nun yang kotor, pemuda tadi merasa ragu, " satu keping emas? saya tidak yakin cincin ini bisa di jual seharga itu."

"Cobalah dulu sobat muda. Siapa tahu kamu berhasil."

Pemuda itu pun bergegas ke pasar. Ia menawarkan cincin itu kepada pedagang ikan, pedagang sayur, penjual daging dan ikan, serta kepada yang lainnya.
Ternyata tak seorangpun berani membeli seharga satu keping emas. Mereka menawarnya hanya seharga satu keping perak saja. Tentu saja pemuda itu tak berani menjualnya dengan harga satu keping uang perak. Ia pun kembali kepada Zun-Nun dan melapor " Guru, tak seorangpun berani menawar lebih dari satu keping perak."

Zun-Nun sambil tersenyum arif berkata, " Sekarang pergilah kamu ke toko emas di belakang jalan ini. Coba perlihatkan kepada pemilik toko atau tukang emas disana. Jangan buka harga, dengarkan s aja bagaimana ia memberikan penilaian."

Pemuda itu pun pergi ke toko emas yang dimaksud. Ia kembali kepada Zun-Nun dengan raut wajah yang lain. Ia kemudian melapor " Guru, ternyata para pedagang di pasar tidak tahu nilai sesungguhnya dari cincin ini. Pedagang emas menawarnya dengan harga seribu keping emas. Rupanya nilai cincin ini lebih tinggi dari yang ditawar oleh para pedagang di pasar."

Zun-Nun tersenyum simpul sambil berujar lirih, " Itulah jawaban atas pertanyaan mu tadi sobat muda. Seseorang tak bisa dinilai dari pakaiannya. Hanya 'para pedagang sayur, ikan dan daging di pasar' yang menilai demikian. Namun tidak demikian dengan 'pedagang emas' . Emas permata yang ada dalam diri seseorang hanya bisa dilihat dan dinilai jika kita mampu  melihat kedalaman jiwa. Diperlukan kearifan untuk menjenguknya. Dan itu butuh proses sobat mudaku. Kita tidak bisa menilainya hanya dengan tututr kata dan sikap yang kita dengar dan lihat sekilas. Seringkali yang disangka emas ternyata loyang dan yang kita lihat sebagai loyang ternyata emas."












Rabu, 19 Oktober 2011

Tokoh Dunia Yang Vegetarian

Para Filsuf dan Pemimpin spiritual
 Paramahansa Yogananda ( Guru Spritual India ), Socrates ( Filsuf Yunani ), Yesus Kristus, Konfusius ( Filsuf Cina ), Buddha Sakyamuni, Lao Tzu ( Filsuf Cina ), St. Fransiskus dari Asisi ( Orang suci Kristen, Italia ), Thich Nhat Hanh ( Biksu Buddha / Penulis Vietnam ), Yogi Maharishi Mahesh ( Penulis, Filsuf, Pemimpin meditasi Transendental, India ), Leo Nikolayevich Tolstoy (Filsuf Russia ), Pythagoras ( Ahli Matematika / Filsuf Yunani ), Zoroaster ( Pendiri Ajaran Zarasthustra, Iran ), Muhammad Al-Ghazali ( Mahasiswa Islam, Iran and Orang suci Sufi ), Muhammad Rahiim Bawa Muhaiyadeen ( Orang suci Sufi dan pengarang Islam, Srilangka ), Bulleh Shah (Orang Suci Sufi Islam ), dll.

Penulis, Seniman dan Pelukis
Leonardo Da Vinci ( Pelukis Italia ), Ralph Waldo Emerson ( Penulis Esay dab Penyair, AS), George Bernard Shaw ( Penulis Irlandia ), John Robbins ( Penulis AS ), Mark Twain ( Penulis AS ), Albert Schweitzer ( Filsuf , Dokter dan Musisi Jerman ), Plutarch ( Penulis yunani ), Voltaire ( Penulis Perancis ), Sadegh Hedayat ( Novelis Iran ), dll.

Ilmuwan, Penemu, dan Insinyur
Charles Darwin ( Ahli Flora dan Fauna dari Inggris ), Albert Einstein ( Ilmuwan Jerman ), Thomas Edison ( Ilmuwan, Penemu , AS ), Sir Isaac Newton ( Ilmuwan Inggris ), Nikola Tesla ( Ilmuwan / Penemu Amerika – Serbia), Henry Ford ( Pendiri Ford Motors As ), dll.

Politikus, Negarawan dan Aktivis
Susan B. Anthony ( Pemimpin Pergerakan Hak Pilih Wanita AS ), Mahatma Gandhi ( Pemimpin Hak Warga Sipil India ), Coretta Scott King ( Pemimpin dan Aktivis Hak Warga Sipil AS, Istri dari Dr.Martin Luther King Jr. ), Dr. Janez Drnovsek ( Presiden kedua Slovenia ), Dr. A. P. J. Abdul Kalam ( Presiden India), Dr. Manmohan Singh ( Perdana Mentri India ), Dennis J. Kucinich ( Anggota Konggres AS ), dll.

Aktor, Aktris & Model
Pamela Anderson ( Aktris AS ), Ashley Judd ( Aktris AS ), Brigitte Bardot (Aktris Prancis ), John Cleese (Aktor Inggris ), David Duchovny ( Aktor AS ), Danny Devito ( Aktor AS ), Cameron Diaz ( Aktris AS ), Richard Gere ( Aktor AS ), Daryl Hannah ( Aktris AS ), Dustin Hoffman ( Aktor AS ), Katie Holmes ( Aktris AS ), Steve Martin ( Aktor AS ), Demi Moore ( Aktris AS ), Ian McKellen (Aktor Inggris ), Tobey Maguire ( Aktor AS ), Paul Newman (Aktor AS ), Gwyneth Paltrow ( Aktris AS ), Joaquin Phoenix ( Aktor AS ), Steven Seagal ( Aktor AS ), Brooke Shields (US model/actress), Jerry Seinfeld ( Aktor AS ), Naomi Watts ( Aktris AS ), Kate Winslet ( Aktris Inggris ), dll.

Bintang Pop dan Musisi
George Harrison, Paul McCartney, Ringo Starr ( Musisi Inggris, Anggota The Beatles), Bob Dylan ( Musisi AS ), Michael Jackson ( Penyanyi pop AS), Morrissey ( Penyanyi Inggris ), Olivia Newton John ( Penyanyi Inggris-Australia ), Sinead O’Connor (Penyanyi Irlandia ), Pink ( Penyanyi AS ), Prince ( Bintang Pop AS ), Justin Timberlake ( Penyanyi Pop AS ), Tina Turner ( Bintang Pop AS ), Shania Twain ( Penyanyi Kanada ),Vanessa Williams ( Penyanyi Pop AS ), dll.

Atlet Olahgara
Billie Jean King ( Juara Tenis AS ), Bill Walton ( Pemain Basket AS ), Carl Lewis ( Peraih medali emas 9 kali di Olimpiade cabang atletik AS ), Edwin C. Moses ( Peraih medali emas 2 kali di Olimpiade cabang atletik AS ), Elena Walendzik ( Juara Tinju Jerman ), Alexander Dargatz ( Atlet, Juara Binaraga, Dokter Jerman ), dll.

Model
Christie Brinkley ( Supermodel AS ), Christy Turlington ( Supermodel AS ), dll.

Bila keseluruhan orang terkenal diatas saja vegetarian, mengapa anda tidak ??? (^_^)

Sumber : al.goddirectcontact.org.tw
 

Selasa, 18 Oktober 2011

Belajar Pada Burung dan Cacing

Bila kita sedang mengalami kesulitan hidup karena himpitan kebutuhan materi, maka cobalah kita ingat pada burung dan cacing.

Kita lihat burung tiap pagi keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Tidak terbayangkan sebelumnya kemana dan dimana ia harus mencari makanan yang di perlukan. Karena itu kadangkala sore hari ia pulang dengan perut kenyang dan bisa membawa makanan untuk keluarganya, tapi kadang ia harus "puasa" agar makanan yang ia bawa cukup untuk keluarganya. Bahkan sesekali ia pulang tidak bawa apa - apa untuk keluarganya sehingga mereka harus "puasa".

Merkipun burung seringkali mengalami kekurangan makanan karena tidak punya "kantor" yang tetap, apalagi setelah lahannya di serobot manusia, Namun yang jelas kita tidak pernah melihat ada burung yang bunuh diri kan??

Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba - tiba menukik membenturkan kepalanya ke batu cadas. Kita tidak pernah melihat ada burung yang tiba - tiba menenggelamkan dirinya ke sungai. Kita tidak pernah melihat ada burung yang memilih racun untuk mengakhiri penderitaannya. Burung tetap optimis akan rejeki yang di berikan Allah.

Walaupun kelaparan, burung tetap berkicau dengan merdunya. Tampaknya burung menyadaribenar bahwa demikian lah hidup adanya Terkadang berada diatas dan dilain waktu terhempas ke bawah. kadang kenyang, kadang lapar.

Lalu mari kita lihat mahluk yang lebih lemah dari burung, cacing. Kalau kita perhatikan binatang ini seolah tak punya sarana yang layak untuk survive. ia tidak punya tanduk, kaki, tangan, mata ataupun telinga. Tetapi ia sama seperti mahluk lain yang kalau tidak makan tentu akan mati. Dengan segala keterbatasannya kita tidak pernah melihat ada cacing yang tiba - tiba membenturkan kepalanya bukan??

Lalu tengoklah manusia. Mahluk yang di berkahi banyak kelebihan dan sarana yang jauh lebih canggih ini justru banyak yang ditemukan bunuh diri karena putus asa.

Rupa - rupanya kita masih perlu banyak belajar dari Burung dan Cacing

Sumber : buku 1000 kata motivasi ampuh

Asal Usul Buddha Maitreya

Dahulu kala hidup seorang pemuda pertapa yang memiliki keluhuran budi pekerti. Wajahnya sangat rupawan, dia sengaja hidup sangat sederhana. Semenjak terlahir memiliki kesadaran bervegetarian. Bisa dikatakan asal usul pemuda tersebut dalam kehidupan sebelumya adalah seorang bodhisatva. Yang sengaja dilahirkan kembali kedunia untuk menyelamatkan umat manusia.

Suatu kali saat melakukan perjalanan ke suatu tempat. Pertapa muda tersebut terjebak dihutan yang sudah kering karena dampak kemarau yang berkepanjangan. Karena tidak menemukan buah2an dan sayuran, akhirnya si pertapa muda tergeletak lemas. Sambil menahan lapar selama 7 hari lamanya. Selama dihutan yang kering tersebut dia sangat tersiksa tergolek lemas. Siang hari tersiksa oleh terik matahari. Rasa dingin menusuk tulang dimalam harinya. Sambil merintih menahan perihnya perut akibat kelaparan dan kehausan.

Didekat tempat peristirahatan pertapa muda tersebut tinggallah ratu kelinci dan anaknya semata wayang. Ratu kelinci tersebut tergugah dengan ketulusan pertapa muda tersebut. Lalu mengatakan pada anaknya.
Ratu kelinci : "nak pertapa muda ini adalah titisan bodhisatva yang agung...dikehidupan kali ini mengemban misi untuk menyelamatkan kehidupan seluruh umat manusia( mahluk).....dia tidak boleh mati muda akibat kelaparan....."  

Anak kelici: "maksud ibunda apa"? 

Ratu kelinci :" ibu akan mengorbankan diri melompat diperapian ditempat pertapa itu beristirahat ....agar pertapa dapat makan tubuh ibu dan memiliki lagi tenaga untuk menyelamatkan umat manusia(mahluk)... Setidaknya pengorbanan ibu berguna untuk seluruh umat manusia(mahluk)...kamu jaga diri baik2 karena ibu tidak dapat bersamamu dan menjagamu lagi...."

Singkat cerita setelah berpamitan Ratu Kelinci sengaja bunuh diri , melompat keperapian mempersembahkan tubuhnya untuk pertapa muda tersebut.... 

Lalu si anak kelinci berkata: "Ibunda melakukan pengorbanan yang amat luhur dan mulia untu seluruh umat manusia(mahluk) , hal yang demikian agung mana boleh hanya ibunda yang melakukan... Saya juga wajib melakukannya... 

Lalu tdk lama kemudian anak kelinci pun menyusul Ratu Kelinci melompat dalam perapian. Percakapan mereka teryata didengar oleh pertapa muda tersebut. Lalu pertapa muda tersebut menangis dan berpikir. Tuhan mengapa didunia ini engkau membiarkan Ratu Kelinci dan anaknya yang mulia . Bunuh diri melompat kedalam perapian, berkorban demi hamba yang hina ini. Hamba tidak pantas menerima persembahan ini...(Karena kesadarannya mempertahankan vegetariannya)... Lalu menyusul juga pertapa muda tersebut melompat keperapaian dan bunuh diri....

Saudara sedharma.... siapakah Ratu kelinci tersebut....? Dia adalah Sidharta Gautama pada satu kali kehidupan sebelumnya. Lalu siapakah anak kelinci tersebut...? Dia adalah pangeran Rahula , putra kandung semata wayang pangeran Sidharta Gautama.... Lalu siapakah pertapa muda tersebut...? Dia adalah reinkarnasi Buddha Maitreya... 

Semoga cerita ini menginspirasi kita semua untuk mempertahankan ikrar vegetarian kita sampai titik darah penghabisan.... Dalam menerobos dan menghadapi segala rintangan.
 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sumber : The Best Little Chi Kung 


Induk Ayam dan Anak Ayam

Suatu ketika, ada sekelompok peneliti binatang di daerah Eropa. Salah seorang peneliti itu bertugas untuk meneliti unggas. Peneliti ini dengan sepenuh hati mengamati kehidupan berbagai jenis ayam.

Pada suatu hari, si peneliti menemukan seekor ayam gunung di hutan. Ayam gunung betina itu baru saja bertelur banyak sekali. Untuk penelitiannya, diam-diam si peneliti membawa beberapa butir telur ayam gunung itu.

Sekembalinya ke tempat penelitian, kebetulan ia mendapati ada seeekor ayam betina kampung yang juga baru saja bertelur. Si peneliti lalu mengambil telur ayam betina kampung ini, dan menukarnya dengan telur ayam gunung itu. Sewaktu kembali ke kandang, ayam betina kampung itu melihat bahwa telur yang ada di sana tidak sama dengan telurnya. Dengan ragu-ragu, induk ayam itu pun mengerami telur-telur itu. Induk ayam menjaga telur ayam gunung dengan lemah lembut seolah sedang mengerami telur-telurnya sendiri.

Setelah beberapa saat, telur ayam gunung ini pun menetas. Tiba waktunya untuk memberi makan anak-anak ayam. Induk ayam kampung membawa mereka ke dalam hutan. Ia lalu mengais tanah dengan kakinya untuk mencari cacing-cacing yang bersembunyi di antara tanah dan pepohonan. Setiap kali menemukan seekor cacing, induk ayam itu memanggil anak ayam gunung untuk makan.

Si peneliti yang mengamati tingkah laku mereka sangat terkejut. Karena biasanya induk ayam kampung itu hanya membawa anak ayam yang baru menetas untuk makan makanan ternak di sekitar kandang. Kali ini, rupanya induk ayam kampung ini tahu bahwa anak-anak ayamnya ini berbeda. Induk ayam tahu anak-anaknya ini tidak memakan makanan ternak melainkan hanya makan makanan yang alami.

Si peneliti belum puas. Ia lalu mengambil lagi beberapa butir telur bebek untuk dierami sang induk ayam. Induk ayam ini tetap dengan sepenuh hati mengerami telur-telur bebek ini hingga menetas, kemudian membawa anak-anak bebek itu ke sungai. Induk ayam membiarkan anak-anak bebek berenang di dalam sungai. Kedua kejadian ini membuat si peneliti akhirnya memahami satu hal. Selama ini manusia mengira bahwa ayam adalah makhluk yang bodoh dan tidak berperasaan, tetapi ternyata induk ayam ini mempunyai cinta kasih dan kebijaksanaan.

----------------------------------------------------------

Pesan Master Cheng Yen:

Seekor induk ayam saja bisa dengan penuh cinta kasih dan bijaksana memperlakukan setiap makhluk yang berbeda. Sebagai manusia, kita seharusnya memperlakukan semua makhluk dengan sikap yang dapat berpuas diri, penuh syukur, hati yang bijak, dan penuh pengertian.

sumber :tzuchi.or.id
 

Senin, 17 Oktober 2011

Buddha Di Rumah

Suatu hari Yang Pu Saw meninggalkan rumah dan pergi ke propinsi Si Chua untuk mengunjungi seorang Bodhisatva. Di tengah perjalanan, Yang Pu Saw bertemu dengan seorang pertapa bijak. Lalu pertapa tersebut bertanya kepada Yang Pu Saw " Hendak kemana anak muda?" Yang Pu Saw dengan gembira menjawab " Saya hendak jadi murid Bodhisatva"

Pertapa tua sejenak berfikir kemudian menjawab " Daripada mencari Bodhisatva, kan lebih baik mencari Buddha, Betul tidak ?" Yang Pu Saw kemudian berfikir, wah ucapan Pertapa ini benar juga ya... " Cari Budha dimana Mbah?"  Dengan bijak Pertapa menjawab " Sekarang kembalilah kamu kerumah, Waktu kamu tiba di rumah, kamu akan disambut oleh orang yang memakai handuk dengan sandal terbalik. Nah, orang itulah buddha."

Yang Pu Saw dengan termangu - mangu menuruti perkataan pertapa tersebut. Maka kembalilah dia pulang ke rumah. Ketika tiba dirumahnya, hari telah gelap. Ibunya mendengar suaranya didepan pintu sangat bahagia sehingga ia begitu saja memakai handuk tanpa sempat berpakaian lagi dan bahkan memakai sendalnya secara terbalik. Ia melesat keluar dan ketika Yang Pu Saw melihat ibunya, ia terpesona.

Renungan : Orang bisa saja berjalan jauh mencari kebenaran. Tetapi ia harus menyadarinya dalam dirinya sendiri atau ia tidak akan menemukannya.

Sumber : Buku Zen Membebaskan Pikiran

Senin, 10 Oktober 2011

Miskin Dan Kaya

Ada seorang petani tua yang menemukan sebuah patung arahat emas di satu sisi sebuah gunung.

Family, keluarga serta teman - temannya bergembira hati untuknya. " Hehehe.... Sekarang ita bisa bersenang - senang sepanjang hidup" Ujar satu kerabatnya. " Beratnya pasti paling tidak 50 Kg emas murni nih.." ujar kerabat lainnya. Namun si petani ini tidak bahagia. Ia cemberut terus sepanjang hari dan tiada hentinya menghembuskan nafas panjang.

Melihat hal ini kerabatnya menjadi heran. lalu salah satu bertanya pada si petani " Kamu kan sudag jadi milyader sekarang. apa lagi yang kamu risaukan?"

" alangkah sedihnya... Saya tidak tahu dimana mencari tujuh belas arahat yang lain."

Gubrak... Kerabat dan temannya jatuh terjungkal.

Renungan : Kekayaan tidak diukur dari seberapa banyaknya harta seseorang. Tetapi dari apakah ia merasa cukup.

Sumber : Buku Zen Membebaskan Pikiran

Minggu, 09 Oktober 2011

Mengatasi Kata - Kata

Seorang guru Zen suatu ketika sedang duduk dibawah pohon bersama murid - muridnya. Beliau bertanya pada murid - muridnya " Dua orang berjalan dibawah hujan yang dicurahkan dari langit, dan langit tidak menguyupkan satu orang. Bisa kah kalian jelaskan hal ini?'

Murid pertama menjawah " Ah.. aku tau guru, Karena satu diantara mereka mengenakan baju hujan sedangkan yang satunya lagi tidak." Sang guru menggelengkan kepalanya. Murid kedua ikut menjawab " Karena hujan jatunhnya di satu tempat dan tidak mengenai satu orang, sehingga seorang kebasahan sedangkan yang lain tidak." Sang guru kembali menggelengkan kepala. Murid ketiga juga ikut menjawab " Karena yang satu berjalan di tengah jalan, sememntara yang satunya lagi berjalan dibawah perlindungan rumah - rumah."

Semua jawaban dari muridnya tidak memuaskan Gurunya. " Kalian semua terpaku pada kalimat 'Tidak membasahai satu orang' sehingga tentu saja tidak mengerti. Sebenarnya dengan 'tidak menguyupkan satu orang' tidakkah berarti keduanya basah kuyup??"

Renungan : Jari menunjuk ke bulan, tetapi bulan tidak berada di ujung jari. Kata - kata menunjuk pada Kebenaran, tetapi Kebenaran tidak ada dalam kata - kata. Mencari penerangan dalam kata - kata adalah tersesat dalam tumpukan kata - dan tidak melihat kebenaran.

Sumber : Buku Zen Membebaskan Pikiran

Rabu, 05 Oktober 2011

Bakti Mengharukan Tuhan

Yii Suen adalah anak dari Ku Sou. Dia sangat berbakti sekali kepada orang tuanya. Ayahnya adalah seorang yang keras kepala dan tidak tahu sopan santun. Sedangkan ibu tirinya adalah seorang yang tidak mempunyai rasa kesetiaan dan sifat pegangn janji. Adiknya bernama Siang, juga seorang yang sifatnya kasar dan keras kepala, sama sekali tidak menghormati abangnya. Suen selalu bertani di gunung Li San.

Saat dia bertani ada gajah dengan memakai belalainya membantu Suen membajak sawah. Juga ada burung dengan cakar kakinya yang runcing membantu Suen mencabuti rumput - rumputan.

Sifat baktinya yang demikian tulus sampai membuat binatang pun terharu. Akhrinya raja Yao yang sedang memerintah saat itu mengetahui adanya Suen yang begitu berbakti, sang raja kemudian mengutus 9 orang lelaki untuk membantu Suen. Bahkan kedua anak gadisnya sendiri dinikahkan dengan Suen.

Ketika raja sudah tua, takhta kerajaan pun akhirnya diserahkan kepada Suen.

Syair : Segerombolan gajah membajak sawah banyak sekali burung terbang kesana kemari mencabuti rumput. Meneruskan kedudukan raja Yao meduduki Takhta, sifat bakti mengharukan Tuhan.

Sumber : Kisah 24 Bakti ke 1

Tukang Cukur Dan Tuhan

Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya. Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.

Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang Tuhan. Si tukang cukur bilang,”Saya tidak percaya Tuhan itu ada”.

“Kenapa kamu berkata begitu ???” timpal si konsumen.
“Begini, coba Anda perhatikan di depan sana, di jalanan… untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada.

Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada, Adakah yang sakit??, Adakah anak terlantar??. Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi.”

Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat. Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.

Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, gimbal, kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat. Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata,

“Kamu tahu, sebenarnya TUKANG CUKUR itu TIDAK ADA.”

Si tukang cukur tidak terima,” Kamu kok bisa bilang begitu ??. Bukankah Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!”

“Tidak!” elak si konsumen.
“Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana”, si konsumen menambahkan.

“Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!”, sanggah si tukang cukur.
” Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya”, jawab si tukang cukur membela diri.

“Cocok!” kata si konsumen menyetujui. Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA ADA !

Tapi apa yang terjadi… orang-orang TIDAK MAU Kembali kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA. Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”

Sumber :
situslakalaka.blogspot.com

Senin, 03 Oktober 2011

Gelombang Besar

Alkisah ada seorang pegulat bernama Gelombang Besar. Ia kuat luar biasa dan menguasai ilmu gulat. Diatas panggungnya sendiri ia begitu kuat sehingga gurunya sendiri dilempar keluar panggung. Tetapi di depan publik, ia begitu kikuk sehingga muridnya sendiri mampu mengalahkannya.

Gelisah akan hal ini kemudian Gelombang besar pergi ke gunung untuk mencari nasihat kepada guru Zen. Setelah menceritakan masalahnya,  sang guru kemudian berkata " Namamu adalah Gelombang Besar. Bayangkan bahwa engkau adalah gulungan - gulungan itu yang mampu menyapu bersih semua yang ada didepannya. Engkau adalah Gelombang Besar, bukan pegulat yang takut. Lakukanlah hal ini dan engkau akan menjadi pegulat terbesar didaratan. Tidak akan ada yang bisa mengalahkan mu."

Akhirnya Gelombang Besar tinggal di Vihara itu. Disana Gelombang Besar mulai duduk bersila dan bermeditasi. Dalam hatinya terus menerus berkonsentrasi memikirkan bahwa dirinya adalah ombak. Pada awalnya pikirannya lari kesana kemari. Namun tak lama kemudian.... Ia semakin merasa bahwa dirinya adalah ombak.

Ketika malam tiba, ombak semakin besar. Gelombang besarnya menenggelamkan tempat bunga dan patung Budha.... Lalu Vihara juga disapu bersih... Ombak berlari kesana kemari menyapu semua yang ada dihadapannya. Semakin lama semakin ganas.... Sebelum fajar tiba, tak ada Vihara lagi disana. Yang ada hanya laut yang besar.....

Semakin lama bermeditasi, semakin Gelombang Besar telah melupakan jati dirinya yang dulu dan merasa diri adalah ombak tersebut.. Lalu sang guru segera membangunkannya " Hey.. bangun... Engkau telah berhasil." Ujar sang guru. " Kelak tak ada lagi yang bisa mengusik mu. Engkau akan seperti ombak yang menenggelamkan semuanya." Setelah mengucapkan terimakasih, Gelombang besar kemudian pamit untuk turun gunung dan kembali ke kediamannya.

Sejak saat itu, pada setiap kali pertandingan, Gelombang Besar membayangkan dirinya sebagai ombak. Ia akhirnya menjadi pegulat terbesar di daratan dan tak ada yang bisa mengalahkannya.

Renungan : Sepanjang engkau mengadakan hubungan langsung dengan setiap situasi, engkau akan menjadi benda itu dan benda itu akan menjadi kamu.

Sumber : Buku Zen Membebaskan Pikiran.

Dua Negro Dalam Lift

Baru-baru ini di Atlantic City – AS, seorang wanita memenangkan sekeranjang koin dari mesin judi. Kemudian ia bermaksud makan malam bersama suaminya. Namun, sebelum itu ia hendak menurunkan sekeranjang koin tersebut di kamarnya. Maka ia pun menuju lift.




Waktu ia masuk lift sudah ada 2 orang hitam di dalamnya. Salah satunya sangat besar . . . Besaaaarrrr sekali. Wanita itu terpana. Ia berpikir, “Dua orang ini akan merampokku.” Tapi pikirnya lagi, “Jangan menuduh, mereka sepertinya baik dan ramah.”

Tapi rasa rasialnya lebih besar sehingga ketakutan mulai menjalarinya. Ia berdiri sambil memelototi kedua orang tersebut. Dia sangat ketakutan dan malu. Ia berharap keduanya tidak dapat membaca pikirannya, tapi Tuhan, mereka harus tahu yang saya pikirkan!

Untuk menghindari kontak mata, ia berbalik menghadap pintu lift yang mulai tertutup. Sedetik . . . dua detik . . . dan seterusnya. Ketakutannya bertambah! Lift tidak bergerak! Ia makin panik! Ya Tuhan, saya terperangkap dan mereka akan merampok saya. Jantungnya berdebar, keringat dingin mulai bercucuran.
Lalu, salah satu dari mereka berkata, “Hit the floor” (Tekan Lantainya). Saking paniknya, wanita itu tiarap di lantai lift dan membuat koin berhamburan dari keranjangnya. Dia berdoa, ambillah uang saya dan biarkanlah saya hidup.

Beberapa detik berlalu. Kemudian dia mendengar salah seorang berkata dengan sopan, “Bu, kalau Anda mau mengatakan lantai berapa yang Anda tuju, kami akan menekan tombolnya.” Pria tersebut agak sulit untuk mengucapkan kata-katanya karena menahan diri untuk tertawa.

Wanita itu mengangkat kepalanya dan melihat kedua orang tersebut. Merekapun menolong wanita tersebut berdiri. “Tadi saya menyuruh teman saya untuk menekan tombol lift dan bukannya menyuruh Anda untuk tiarap di lantai lift,” kata seorang yang bertubuh sedang.

Ia merapatkan bibirnya berusaha untuk tidak tertawa. Wanita itu berpikir , “Ya Tuhan, betapa malunya saya. Bagaimana saya harus meminta maaf kepada mereka karena saya menyangka mereka akan merampokku.” Mereka bertiga mengumpulkan kembali koin-koin itu ke dalam keranjangnya.

Ketika lift tiba di lantai yang dituju wanita itu, mereka berniat untuk mengantar wanita itu ke kamarnya karena mereka khawatir wanita itu tidak kuat berjalan di sepanjang koridor. Sesampainya di depan pintu kamar, kedua pria itu mengucapkan selamat malam, dan wanita itu mendengar kedua pria itu tertawa sepuas-puasnya sepanjang jalan kembali ke lift.

Wanita itu kemudian berdandan dan menemui suaminya untuk makan malam.
Esok paginya bunga mawar dikirim ke kamar wanita itu, dan di setiap kuntum bunga mawar tersebut terdapat lipatan uang sepuluh dolar.

Pada kartunya tertulis: “Terima kasih atas tawa terbaik yang pernah kita lakukan selama ini.”

Tertanda:
> Eddie Murphy
> Michael Jordan

Sumber : http://sangatmenarik.wordpress.com

Minggu, 02 Oktober 2011

Semakin Tergesa - gesa Semakin Lambat

Satu orang anak muda mendaki gunung ingin belajar  ilmu pedang pada seorang guru pedang tersohor.
Sambil berlutut dia bertanya pada gurunya, " Guru, jika saya belajar dengan tekun, berapa lama baru saya bisa berhasil?" Setelah berpikir sejenak, gurunya kemudian berkata " Hm.. Mungkin sepuluh tahun lagi."

Sang pemuda merasa khawatir kemudian bertanya lagi " Ayahku sudah semakin tua dan saya harus merawatnya. Jika saya belajar lebih giat lagi, berapa lama saya baru bisa berhasil?" Mendengar penuturan sang murid, guru kembali berpikir. Kemudian beliau menjawab " Dalam hal ini, bisa jadi 30 tahun."

Merasa kesal akan jawaban sang guru, sang murid lalu bertanya lagi " Mulanya guru menyebut sepuluh tahun, lalu tiga puluh tahun. Saya bersedia menempuh jalan sesulit apapun. Saya mesti mempelajarinya dalam tempo yang sesingkat - singkatnya." Sang guru menjawab " Kalau begitu kamu perlu tujuh puluh tahun."

Renungan ; Mereka yang terburu - buru mengharapkan hasil, cenderung tidak mendapatkan apapun pada akhirnya. Ungkapan "Perhatian pada peristiwa sehari - hari adalah jalan keluarnya. " mempunyai arti seperti yang dimaksudkan cerita ini.

Sumber : Buku Zen Membebaskan Pikiran

Sabtu, 01 Oktober 2011

Chinnese Valentine

Masih ingat dengan cerita Dre di film Karate Kid lalu yang menampilkan cerita wayang kulit (Mandarin: piyingxi)? Ada adegan Dre dan Mei Ying berciuman dan menutup sorot lampu dari balik layar wayang. Berikut saya copas ceritanya, semoga mampu menghibur pembaca sekalian.
Masih ingat cerita di piyingxi film itu?
Itu adalah cerita tentang percintaan 2 anak muda yang datang dari dunia yang berbeda.  Setiap tanggal 7 bulan 7 , masyarakat China dan Taiwan merayakan hari Valentine. Dulu, setiap tanggal ini, wanita di China berdoa supaya berwajah cantik dan diberi keahlian menenun. Saat Dinasti Song, gadis-gadis akan menyimpan seekor laba-laba di dalam kotak. Jika esok harinya laba-laba itu membentuk jaring, maka gadis yang bersangkutan akan mendapat rezeki yang bagus.
Hari Valentine orang China itu populer dengan nama Qi Xi. Cerita tentang Qi Xi ini adalah cerita lambang cinta abadi, seperti Romeo and Juliet-nya Eropa. Versi Indonesianya mirip cerita Jaka Tarub mencuri selendang Putri Khayangan.

Dikisahkan jaman dulu ada seorang anak laki-laki yatim piatu. Dia tinggal bersama dengan kakak laki-lakinya dan kakak iparnya. Karena dia seorang penggembala, orang-orang memanggilnya Penggembala Sapi (Niulang).

Satu hari, Niulang tidur di sawah dan bermimpi sapinya berkata kepadanya kalau dia saatnya mencari seorang istri. Besok dia harus pergi ke 1 danau di kaki gunung yang sepi untuk menemuinya.

Besoknya, Niulang pun menuju danau yang dimaksud sapi. Di sana dia melihat 7 gadis yang luar biasa cantik yang sedang bermain air di danau itu. Niulang pun mengintip dari tepi danau dan pepohonan. Baju-baju gadis itu berwarna-warni diletakkan di tepi danau dekat tempat Niulang mengintip. Dia teringat di mimpi itu, sapinya berpesan untuk mengambil 1 baju berwarna merah, dan itulah calon istri Niulang!

Ternyata gadis-gadis yang sedang mandi di danau itu adalah bidadari khayangan yang turun ke bumi untuk bermain-main. Tiba saatnya bidadari itu untuk pulang ke langit. Semuanya sudah siap memakai bajunya. Dan tinggal bidadari yang berbaju merah itu tidak menemukan bajunya karena dicuri oleh Niulang tadi.

Ternyata bidadari ini adalah cucu Raja Langit (Tian Di). Dia adalah seorang penenun (tukang tenun), namanya Zhinv. Semua awan di langit adalah hasil karyanya.

Karena bidadari itu kehilangan baju, dia tidak bisa kembali ke langit. Singkat kata, akhirnya bidadari itu menikah dengan Niulang di bumi dan melahirkan 2 anak.

Satu hari, Raja Langit menyadari bahwa cucunya 1 hilang, yaitu Zhinv tadi. Dia pun mendapat info bahwa Zhinv menikah dengan rakyat jelata di bumi. Bukan main berangnya dan dia pun turun ke bumi untuk mencari Zhinv. Tiba di bumi, Zhinv sedang menenun kain dan kaget bukan kepalang saat melihat Raja Langit mengetahui keberadaannya. Saat itu, Niulang sedang bertani di sawah. Zhinv pun diculik ke langit dengan paksa oleh Raja Langit.

Anak-anak Zhinv ketakutan dan menangis langsung berlari ke sawah memanggil ayahnya, "Papa, Mama diculik oleh seorang tua seperti penyihir." Niulang pun melihat ke langit dan melihat Zhinv diseret ke langit dan berteriak-teriak memanggil Niulang. Niulang sangat kaget dan kebingungan bagaimana caranya terbang ke langit. Sapinya pun melempar tanduknya dan berubah menjadi sebuah sampan kecil. Niulang pun langsung mengajak kedua anaknya naik ke sampan itu dan ajaib, sampan itu terbang ke langit mengejar Zhinv dan Raja Langit.

Karena dikejar, Raja Langit pun membelah langit dan membentuk sungai awan untuk memisahkan mereka. Tiba-tiba terlihat triyunan burung magpie terbang membentuk jembatan. Saat itu adalah tanggal 7 bulan 7 penanggalan China. Akhirnya Raja Langit pun mengijinkan Zhinv bertemu Niulang dan anaknya setiap tanggal 7 bulan 7 China setiap tahun di jembatan burung magpie itu. Inilah lambang cinta mereka antara 2 dunia yang berbeda.

Lihatlah ke langit sebelah timur laut pada 16 Agustus 2010. Ada bintang terang putih bernama Altair. Sebelah barat laut ada bintang bernama Vega. Kedua bintang ini bagai sebuah pasangan. Di tengah-tengah mereka terpisahlah apa yang dinamakan galaksi bimasakti kita sekarang.

Bintang yang di atas tadi, Altair adalah Niulang. Dan bintang Vega adalah Zhinv. Galaksi bimasakti tadi adalah gerombolan burung magpie yang melintas tadi.

Pada malam hari ketujuh dari bulan ketujuh, Anda akan menemukan sangat sedikit berbeda, Jika kondisi langit cerah, angin berhembus dengan tenang, pasang telinga anda dengan cermat,mungkin Anda akan mendengar suara suara dari Niu Lang dan Dewi Penenun yang tengah mengungkapkan cinta dan kerinduan mereka untuk satu sama lain. [Mei-ing]

Jadi, orang China dan Taiwan punya 3 kali hari Valentine:
- 14 Februari (disebut Valentine emas internasional)
- 14 Maret (disebut Valentine perak)
- tgl 7 bulan 7 lunar month (Chinese Valentine)
Sumber : EverydayMandarin