Kamis, 28 Juli 2011

Terlahir Kaya

Alkisah istri seorang pedagang baru saja melahirkan seorang putra. tentu saja sepasang suami istri tersebut sangatlah senang. Pedagang kemudian memanggil seorang peramal untuk meramalkan nasib putranya tersebut. Peramal tersebut kemudian berkata bahwa anak tersebut terlahir membawa rejeki yang banyak. Dia akan menjadi pedagang yang sukses seperti ayahnya. Hartanya tidak akan habis tujuh turunan. Mendengar hal ini tentulah sepasang suami istri ini senang sekali. Mereka merasa tak perlu mengkhawatirkan lagi nasib putra tercintanya.

Seiring pertumbuhan anak tersebut, dia sangat dimanja. Karna terlalu dimanjanya, anak ini tak pernah diijinkan bekerja. bahkan untuk hal - hal yang remeh pun disediakan pembantu untuk mengerjakan. Orang tuanya berfikir, anaknya terlahir untuk sukses dan bahagia sehingga tidak perlu disusahkan hidupnya

Tak lama ayah anak tersebut meninggal. Anak tersebut karna tidak biasa bekerja hanya duduk dirumah menanti datangnya rejeki seperti yang dijanjikan peramal dihari kelahirannya. Karna usaha ayahnya tak ada yang mengurus, maka bangrutlah usahanya. Anak tersebut akhirnya jatuh miskin. Tapi dia masi menanti kedatangan nasib baik yang dijanjikan peramal. Sampai anak itu akhirnya berakhir menjadi pengemis dan akhirnya meninggal.

Setelah meninggal, anak ini protes, mengapa dia yang diramalkan memiliki nasib baik malah berakhir naas? protes tersebut kemudian disampaikan ke Dewa Rejeki. Dewa rejeki kemudian mengatakan " anak muda, saya bukan tidak memberimu rejeki. Awalnya rejeki mu saya taruh di timbangan dagang ayah mu, tapi kau tidak mau mengurus usaha ayah mu, Lalu saya pindahkan emas mu ke halaman belakang rumah mu, berharap kau mau mencangkul tanah milik ayah mu dan menemukan emas tersebut. tapi kau hanya duduk dirumah saja tak bergerak. akhirnya saya putus asa, dan memasukkannya ke tempayan ibu mu. Bahkan kau pun tak pernah mengurus rumah, bagaimana kau mau menemukan harta mu??".

Rejeki milik kita memang sepatutnya tetap menjadi milik kita. Namun tanpa usaha anda tidak akan pernah menemukannya.

1 komentar:

  1. maka itu janganlah,hargai rezeki yang udah didapat dari turun temurun,,,jngan menyia-yiakan,rezeki yang kita dapat,,, {^_^}

    BalasHapus