Senin, 18 Juli 2011

Terikat Pada Wujud

     Di sebuah desa yang tenang, terdapat seorang nenek - nenek, si nenek sangat memuja Dewi Kwan Im, pagi memuja Dewi Kwan Im, Sore memuja Dewi Kwan Im. Tiada hari tanpa memuja Dewi Kwan Im. Suatu hari terjadi hujan lebat di desa tersebut. Hujan tak henti - hentinya sehingga mengakibatkan banjir. Nenek begitu ketakutan dan hanya berpegangan pada tiang dirumahnya, sementara orang berlarian menyelamatkan diri.

     Dalam hati Nenek terus menerus menyebutkan nama Kwan Im Pho Sa, berulang - ulang. Berharap Kwan Im Pho sa dapat menolongnya dari bencana banjir. Semakin lama hujan semakin lebat. Banjir sudah sepinggang Nenek. Tak lama kemudian datanglah sekelompok orang naik ban. Salah satunya kemudian bertanya
Pemuda :" Nenek, mari naik ban ikut dengan saya, hujan semakin lebat".
Namun Nenek malah menggelengkan kepala sambil menjawab " Tidak, saya sedang menunggu Dewi Kwan Im menolong saya ".
Sang Pemuda menggelengkan kepala kemudian berlalu.

      Nenek terus menerus memanggil Kwan In Pho Sa, namun hujan tak kunjung reda. Banjir bukannya surut malah makin tinggi. Sekarang air telah mencapai leher sang Nenek. Lalu lewatlah regu penyelamat mendayung sampan dan berkata pada Nenek :" Nenek, mari ikut kami, air begini tinggi akan menenggelamkan desa. " Nenek sekali lagi menggelengkan kepala seraya berkata " Saya tidak mau ikut. Saya sedang menunggu Dewi Kwan Im datang menyelamatkan saya". Menyerah, regu penyelamat pun segera berlalu.

     Sang Nenek tentu saja masih berpegangan erat pada tiang, sementara hujan malah semakin deras. Debit air kini semakin tinggi. Nenek semakin panik, tak henti - hentinya memanggil Kwan Im Pho Sa, berharap datangnya pertolongan. Namun kali ini Kwan Im Pho Sa tak jua datang. sementara hujan semakin deras. Dan kini debit air sudah mencapai hidung Nenek. Si Nenek kini jangankan meneriakkan nama Kwan Im Pho Sa, bernafas saja sudah sangat sulit baginya. Namun dalam hati Nenek terus menerus memanggil Kwan Im Pho Sa.

     Tak lama terdengar suara mikrofon dari atas, ternyata sebuah helikopter sedang mengelilingi si Nenek, " Nenek, berpeganglah pada tali ini, kami akan menarik anda keatas. Kami akan menyelamatkan anda."
Namun Nenek ini sekali lagi kukuh pada pendiriannya. Karna sudah tidak bisa bicara, beliau kemudian menggelengkan kepala, lalu dengan susah payah menyebut nama Kwan Im Pho Sa. Berulang kali orang diatas helikopter memanggil Nenek tersebut. Nenek tersebut begitu keras kepala, sehingga merekapun kemudian menyerah. Pada akhirnya helikopter meninggalkan Nenek sendirian.

     Apa yang kemudian terjadi pembaca? Nenek tersebut akhirnya meninggal tenggelam. Nenek kemudian bertemu dengan Kwan Im Pho Sa. Nenek serta merta bertanya "Kwan Im Pho Sa, berulang kali saya memanggil nama anda, setiap pagi dan sore saya bersujud didepan altar anda, mengapa ketika saya kesuliatan anda tidak menolong saya??" Kwan Im Pho Sa dengan welas asih menjawab, " Saya sudah tiga kali datang menyelamatkan anda, namun anda selalu menghardik saya. Anda terlalu terikat pada wujud."

     Cerita ini hanyalah ilustrasi. Sebenarnya bukan para Suci dan Budha Malaikat tidak mau menolong umat manusia, tapi umat manusia  sendirilah yang tidak mau ditolong. Bila suatu saat anda mendapatkan kesulitan, apapun agama anda, setiap orang yang hendak menolong anda, itu adalah dewa penyelamat anda. Kiriman dari para Suci yang anda imani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar