Kamis, 25 Agustus 2011

Tahukah Anda ?

Tahukah anda?

Di usia 25 tahun, ia dipecat dari ketentaraan, selain itu ia telah
dipermalukan, patah semangat, tanpa harapan, tanpa uang. Di ujung
semua itu, berniat bunuh diri dengan meloncat dari sebuah jembatan.

Namun sebelum niat tersebut terjadi, seorang teman datang dan
membujuknya untuk membatalkan niat tersebut. Sang pemuda pun
membatalkan bunuh diri, dan memulai hidup baru.

Hanya dalam waktu setahun setelah rencana bunuh diri itu. ia berhasil
meniti kembali karir militernya yang telah hancur, dan berhasil menjadi
jenderal termuda dalam Dinas Ketentaraan Perancis. Kemenangan besar
dapat dicapainya justru saat ia memimpin prajurit-prajurit lelah yang
kelaparan (dimasa inilah ia berkata "prajurit berjalan di atas perutnya"). Di
kemudian hari ia menaklukkan seluruh Eropa daratan, la adalah
Napoleon Bonaparte.

Saat berbicara mode, berenanglah mengikuti arus.
Saat bicara prinsip, tegarlah seperti batu karang.
(Thomas Jefferson)


Tahukah Anda ?

Tom Watson, pendiri IBM, tahu persis nilai sebuah kesalahan Suatu saat,
seorang pegawai membuat kesalahan besar yang merugikan IBM senilai
jutaan dollar. Sang pegawai yang dipanggil ke kantor Watson, berkata
"Anda pasti menghendaki saya mengundurkan diri." Jawab Watson. "Anda
pasti bercanda.Saya baru saja menghabiskan 10 juta dollar untuk
mendidik anda..."

Orang yang berbakat sukses, akan belajar dari apapun yang terjadi,
termasuk kesalahan. Bila anda membuat sebuah kesalahan, hal yang
terbaik adalah mengumpulkan kembali keping-keping yang terserak, dan
memperhatikan bagaimana hal itu bisa terjadi.

Jangan menangisi kesalahan. Periksa dan pelajari kesalahan


Tahukah Anda ?

Para ilmuwan yang terlibat penelitian tingkah laku hewan.menyatakan
bahwa babi, tidak seperti hewan peliharaan manusia lainnya, memiliki
kemampuan berpikir yang unik. Babi dapat memecahkan suatu persoalan
dengan cara memikirkannya terus menerus, bukan dengan pikiran
sekilas.

Dari hasil penelitian itu pula ditemukan bahwa, apa yang bisa dikerjakan
oleh anjing, dapat dikerjakan oleh babi, dan biasanya dalam waktu yang
lebih singkat.

Sumber : Motivasi By Andi Muzaki

Kebaikan Yang Berbuah Manis

Kisah nyata ini menceritakan bagaimana Jendral Eisenhower lolos dari tangkapan tentara NAZI.

Mark Twain pernah berkata, “Kebaikan adalah hal yang dapat didengar orang tuli dan dapat dilihat orang buta.”
Lao Tzu menulis, “Kebaikan dalam kata-kata menciptakan keyakinan, kebaikan dalam berpikir menciptakan kebesaran hati, kebaikan dalam tindakan menciptakan cinta.”

Cerita kebaikan telah banyak diperdengarkan di sepanjang sejarah sejak zaman kuno, tapi mari kita baca cerita dari era modern berikut, yang membantu membentuk dunia sejarah.

Selama Perang Dunia II, Jenderal Eisenhower, Panglima perang di Eropa, sedang berada di Prancis, dan dia harus kembali ke markas untuk pertemuan darurat. Saat itu adalah hari di musim dingin dengan badai salju hebat yang turun dari langit. Saat dalam perjalanan, dari mobilnya ia melihat sepasang kakek-nenek  yang menggigil di pinggir jalan.
Dia segera memerintahkan seorang penerjemah untuk menanyakan kondisi pasangan tua tersebut. Salah satu staf-nya mengingatkan Eisenhower bahwa mereka harus kembali tepat waktu untuk pertemuan darurat tersebut dan hal-hal seperti ini dapat diserahkan kepada polisi setempat. 

Namun, Eisenhower menegaskan bahwa pada saat polisi tiba, pasangan tua tersebut mungkin sudah tak tertolong lagi. Pasangan tua tersebut menjelaskan bahwa mereka mengemudi ke Paris untuk tinggal bersama anak mereka, tetapi saat di perjalanan, mobil mereka rusak. Saat itu gelap dan tak terlihat ada kota, sehingga pasangan itu terjebak. Eisenhower mendengar cerita mereka dan mengundang mereka ke dalam mobilnya. Setelah mengantarkan kedua lansia ke Paris, ia kemudian bergegas kembali ke markas.

Eisenhower tidak pernah berpikir bahwa perbuatan baik yang ia lakukan akan bernilai begitu tinggi. Kebaikan yang ia lakukan terbayar lunas dengan mahal dan cepat. Hal itu diketahui kemudian bahwa Jerman telah berencana untuk menyergap dan membunuh Eisenhower dalam perjalanan kembali ke markas. Tentara Nazi sedang menunggunya.
Tentu saja, ketika Eisenhower membawa pasangan tua itu ke Paris, ia mengubah rutenya. Jika dia tidak melakukannya, ia tidak akan memiliki kesempatan untuk menghindari pembunuhan itu. Jika Eisenhower telah disergap dan dibunuh, seluruh sejarah Perang Dunia II pasti  akan berubah.

Victor Hugo mengatakan, “Kebaikan adalah harta yang langka dalam sejarah dan orang baik adalah luar biasa.” Dengan kebaikan dalam hati, hidup seseorang dipenuhi sukacita dan kebahagiaan; jiwa menjadi lebih tenang. Kebaikan adalah salah satu dari  watak hakiki manusia yang paling berharga.

Sumber : http://m.epochtimes.co.id

Rabu, 24 Agustus 2011

Hukum Menabur Dan Menuai

Pada suatu hari seorang pemuda sedang berjalan ditengah - tengah hutan, tiba - tiba ia mendengar jeritan minta tolong. Ternyata ia melihat seorang pemuda sebaya dengan dia sedang bergumul dengan lumpur yang mengambang.
Semakin bergerak malah semakin dalam ia terperosok, pemuda pertama segera menolongnya dan kemudian memapahnya pulang kerumah.

Ternyata rumah pemuda kedua sangat bagus dan megah. Ayah pemuda ini sangat berterimakasih padanya karna telah menyelamatkan nyawa anaknya lalu menawarkan untuk memberinya uang. Namun pemuda pertama menolaknya dan mengatakan bahwa sudah sepantasnya sesama manusia saling menolong. lalu kemudian kedua pemuda tersebut akhirnya berteman.

Pemuda pertama adalah seorang yang sangat miskin sedangkan pemuda kedua adalah putra seorang bangsawan yang kaya raya. Pemuda yang miskin ini mempunyai cita - cita untuk jadi seorang dokter, namun tidak mempunyai biaya untuk melanjutkan kuliah. Tetapi ada seorang murah hati yang mau membiayai perkuliahan pemuda tersebut sampai lulus. Beliau adalah ayah dari pemuda yang diselamatkan dulu.

Tahukah anda nama pemuda miskin yang menjadi dokter ini? Beliau adalah Alexander Flemming yang kemudian menemukan obat Penisilin. Si Pemuda bangsawan akhirnya masuk militer dan dan dalam suatu medan perang beliau terluka parah hingga menyebabkan demam yang sangat tinggi karna infeksi. Pada waktu itu belum ada obat untuk infeksi serupa itu. Para dokter mendengar tentang Penisilin penemuan Dr. Flemming dan kemudian menyuntikkan obat tersebut kepada pemuda bangsawan. Berangsur demam pemuda bangsawan akhirnya pulih. Nama pemuda bangsawan tersebut adalah Winston Churchil yang kemudian menjadi Perdana Menteri Inggris yang termashyur itu.

Apa yang anda tabur, itulah yang anda tuai.

Sumber : Motivasi by Andi Muzaki









Selasa, 23 Agustus 2011

Thomas Alva Edison

Thomas Alva Edison dilahirkan di Milan, Ohio pada tanggal 11 Februari 1847. Tahun 1954 orang tuanya pindah ke Port Huron, Michigan. Edison pun tumbuh besar di sana. Sewaktu kecil Edison hanya sempat mengikuti sekolah selama 3 bulan. Gurunya memperingatkan Edison kecil bahwa ia tidak bisa belajar di sekolah sehingga akhirnya Ibunya memutuskan untuk mengajar sendiri Edison di rumah. Kebetulan ibunya berprofesi sebagai guru. Hal ini dilakukan karena ketika di sekolah Edison termasuk murid yang sering tertinggal dan ia dianggap sebagai murid yang tidak berbakat. 

Meskipun tidak sekolah, Edison kecil menunjukkan sifat ingin tahu yang mendalam dan selalu ingin mencoba. Sebelum mencapai usia sekolah dia sudah membedah hewan-hewan, bukan untuk menyiksa hewan-hewan tersebut, tetapi murni didorong oleh rasa ingin tahunya yang besar. Pada usia sebelas tahun Edison membangun laboratorium kimia sederhana di ruang bawah tanah rumah ayahnya. Setahun kemudian dia berhasil membuat sebuah telegraf yang meskipun bentuknya primitif tetapi bisa berfungsi.

Tentu saja percobaan-percobaan yang dilakukannya membutuhkan biaya yang lumayan besar. Untuk memenuhi kebutuhannya itu, pada usia dua belas tahun Edison bekerja sebagai penjual koran dan permen di atas kereta api yang beroperasi antara kota Port Huron dan Detroit. Agar waktu senggangnya di kereta api tidak terbuang percuma Edison meminta ijin kepada pihak perusahaan kereta api, “Grand Trunk Railway”, untuk membuat laboratorium kecil di salah satu gerbong kereta api. Di sanalah ia melakukan percobaan dan membaca literatur ketika sedang tidak bertugas.

Tahun 1861 terjadi perang saudara antara negara-negara bagian utara dan selatan. Topik ini menjadi perhatian orang-orang. Thomas Alva Edison melihat peluang ini dan membeli sebuah alat cetak tua seharga 12 dolar, kemudian mencetak sendiri korannya yang diberi nama “Weekly Herald”. Koran ini adalah koran pertama yang dicetak di atas kereta api dan lumayan laku terjual. Oplahnya mencapai 400 sehari.

Pada masa ini Edison hampir kehilangan pendengarannya akibat kecelakaan. Tetapi dia tidak menganggapnya sebagai cacat malah menganggapnya sebagai keuntungan karena ia banyak memiliki waktu untuk berpikir daripada untuk mendengarkan pembicaraan kosong.

Tahun 1868 Edison mendapat pekerjaan sebagai operator telegraf di Boston. Seluruh waktu luangnya dihabiskan untuk melakukan percobaan-percobaan tehnik. Tahun ini pula ia menemukan sistem interkom elektrik.

Thomas Alva Edison mendapat hak paten pertamanya untuk alat electric vote recorder tetapi tidak ada yang tertarik membelinya sehingga ia beralih ke penemuan yang bersifat komersial. Penemuan pertamanya yang bersifat komersial adalah pengembangan stock ticker. Edison menjual penemuaannya ke sebuah perusahaan dan mendapat uang sebesar 40000 dollar. Uang ini digunakan oleh Edison untuk membuka perusahaan dan laboratorium di Menlo Park, New Jersey. Di laboratorium inilah ia menelurkan berbagai penemuan yang kemudian mengubah pola hidup sebagian besar orang-orang di dunia.

Tahun 1877 ia menemukan phonograph. Pada tahun ini pula ia menyibukkan diri dengan masalah yang pada waktu itu menjadi perhatian banyak peneliti: lampu pijar. Edison menyadari betapa pentingnya sumber cahaya semacam itu bagi kehidupan umat manusia. Oleh karena itu Edison mencurahkan seluruh tenaga dan waktunya, serta menghabiskan uang sebanyak 40.000 dollar dalam kurun waktu dua tahun untuk percobaan membuat lampu pijar. Persoalannya ialah bagaimana menemukan bahan yg bisa berpijar ketika dialiri arus listrik tetapi tidak terbakar. Total ada sekitar 6000 bahan yang dicobanya. Melalui usaha keras Edison, akhirnya pada tanggal 21 Oktober 1879 lahirlah lampu pijar listrik pertama yang mampu menyala selama 40 jam.

Masih banyak lagi hasil penemuan Edison yang bermanfaat. Secara keseluruhan Edison telah menghasilkan 1.039 hak paten. Penemuannya yang jarang disebutkan antara lain : telegraf cetak, pulpen elektrik, proses penambangan magnetik, torpedo listrik, karet sintetis, baterai alkaline, pengaduk semen, mikrofon, transmiter telepon karbon dan proyektor gambar bergerak.

Thomas Edison juga berjasa dalam bidang perfilman. Ia menggabungkan film fotografi yang telah dikembangkan George Eastman menjadi industri film yang menghasilkan jutaan dolar seperti saat ini. Dia pun membuat Black Maria, suatu studio film bergerak yang dibangun pada jalur berputar.

Melewati tahun 1920-an kesehatannya kian memburuk dan beliau meninggal dunia pada tanggal 18 Oktober 1931 pada usia 84 tahun. (An)


FAKTA UNIK TENTANG THOMAS ALVA EDISON

Di antara berbagai kisah sukses pendiri General Electric itu terselip beberapa fakta menarik. Berikut ini kami sajikan 10 diantaranya.

1. Sulit mendengar, bukan tuli

Edison kerap kali disebut tuli. Padahal ia bukan sama sekali tidak bisa mendengar, namun memiliki kesulitan untuk mendengar secara sempurna. Penyebabnya berbeda menurut beberapa sumber. Ada yang menyebut karena demam ketika ia masih kecil serta beberapa kali infeksi bagian tengah telinga yang tidak diobati. Ada juga yang menyebutkan karena telinganya dipukul kondektur kereta api ketika laboratorium kimianya di gerbong barang terbakar.

2. Surat kabar di atas kereta pertama

Kegemaran Edison bereksperimen di gerbong kereta api membuatnya memiliki laboratorium di dalam gerbong barang meski akhirnya laboratorium itu terbakar. Edison kemudian membangun kembali laboratorium kimia dan percetakan di bagasi mobil. Dari sinilah ia mempublikasikan Grand Trunk Herald yang merupakan surat kabar pertama yang dipublikasikan di atas kereta.

3. Dot dan Dash

Edison memiliki 3 orang anak dari pernikahannya dengan Mary Stilwell. Dua orang anaknya diberi nama panggilan unik, Dot (Marion Estelle Edison) dan Dash (Thomas Alva Edison Junior), yang diduga diambilnya dari lambang yang digunakan dalam sandi Morse yaitu titik “.” dan garis “-”.

4. Melamar Mina dengan kode Morse

Setelah Mary Stilwell meninggal dunia, Edison bertemu Mina Miller yang adalah seorang anak penemu, Lewis Miller. Ia mengajari Mina kode Morse agar mereka dapat berkomunikasi secara rahasia dengan ketukan kode di tangan mereka. Suatu hari Edison bertanya kepada Mina: .- – ..- .-.. -.. -.- – ..- – .- .-. .-. -.- – . yang kemudian dijawab Mina dengan: -.- . … Tak lama kemudian, keduanya pun menikah.

5. Menolak disebut gagal

Edison memprotes sebuah surat kabar yang memuat judul berita utama: “Setelah 9.955 kali gagal menemukan bola lampu pijar, Edison akhirnya berhasil menemukan lampu yang menyala”. Ia meminta judul berita itu diganti. Keesokan harinya, atas permintaan Edison, surat kabar itu mengganti judul berita utamanya menjadi: “Setelah 9.955 kali berhasil menemukan lampu yang gagal menyala, Edison akhirnya berhasil menemukan lampu yang menyala”

6. Paten pertama yang gagal

Pada tahun 1869, di usianya yang ke-22, Edison memperoleh paten pertamanya untuk mesin perekam suara telegrafik yang dirancangnya untuk badan legislatif. Dengan alat itu, setiap anggota badan legislatif cukup menggerakkan satu tombol pada mesin yang akan merekam RUU yang dipilihnya. Sayangnya, alat tersebut ditolak badan legislatif karena cara kerjanya yang lambat.

7. Mesin tato

Pada tahun 1876, Edison mematenkan Stencil-pens, sebuah alat yang kemudian dimodifikasi Samuel O’Reilly untuk menjadi mesin tato pertama. Namun ia tetap dianugerahi penghargaan atas penemuan mesin tato yang pertama.

8. Laboratorium riset industri pertama

Setelah menjual quadruplex telegraf yang dibeli Western Union seharga $10 ribu, Edison menggunakan uang yang diperolehnya untuk membangun sebuah tempat yang sengaja akan dikhususkannya untuk terus menghasilkan serta mengembangkan produk inovasi teknologi. Tempat yang terletak di Menlo Park, New Jersey itu akhirnya berkembang menjadi laboratorium riset industri pertama di dunia.

9. Penyihir Menlo Park

Julukan tersebut didapat Edison setelah berhasil menemukan fonograf pada tahun 1877 sekaligus mengangkat popularitasnya. Pencapaian itu sangat tidak disangka-sangka oleh banyak orang sehingga tampak seperti sihir. Fonograf pertamanya berhasil merekam suara pada kertas timah yang mengelilingi sebuah silinder beralur. Namun kulitas suara yang dihasilkan masih buruk dan hasil rekamannya hanya bisa diputar ulang beberapa kali saja.

10. Listrik untuk semua

Konsep dan implementasi pembangkit tenaga listrik beserta pendistribusiannya ke rumah, kantor, dan pabrik sangat penting dalam perkembangan dunia industrialisasi modern. Edison lah yang pertama kali muncul dengan konsep itu. Pembangkit tenaga listriknya yang pertama dibangun di Manhattan Island, New York pada 1882.









Referensi :

- http://galileo-pmii.tripod.com/artikel/edison.htm
- http://wyranata.blogspot.com/2011/02/10-fakta-unik-thomas-alva-edison.html

Minggu, 21 Agustus 2011

Binatang Juga Memiliki Perasaan

Kisah yang sangat menyentuh ini terjadi di Hong Kong pada tahun 1988 ketika para pekerja membawa seekor sapi berbobot 1.200 pon (544kg) ke pusat pemotongan dimana sapi itu akan dipotong kedalam potongan-potongan dan untuk dijadikan daging rebus.

Ketika mereka semakin dekat dengan tempat pemotongannya, sapinya tiba-tiba berhenti, berlutut dengan air mata yang bercucuran membasahi pipinya. Para penjagal di sana pun tercengang, bagaimana sapi ini tahu bahwa dia akan segera dibunuh di tempat pemotongan sapi ini?

 “Ketika saya melihat binatang yang seharusnya mati ini menangis, dan melihat rasa takut dan kesedihan yang tersirat dari matanya, saya mulai menggigil dan gemetaran, “ kata penjagal Shiu Tat-Nin sambil mengingatnya kembali. “ Saya memanggil yang lainnya untuk menghampiri dan mereka semua kaget sama seperti diriku. Lalu kita mulai menarik dan mendorong si sapi itu, tetapi sapi itu tidak mau menurut. Sapi itu tetap terduduk disana dan menangis.”

 “Kita tidak dapat membuatnya bergerak sampai kita semua berjanji kepadanya bahwa dia tidak akan mati. Setelah itu baru dia bangun dan menurut dengan kita,” kata Shiu.
 “Kita semua merasa ngeri karena binatang itu bagaikan manusia pada waktu itu. Kita saling memandang satu sama lain,dan kita sadar bahwa tidak ada seorang pun dari kita yang akan membunuhnya. Hal ini membuat kita sadar apa yang harus kita lakukan dengan binatang itu.”

Para pria-pria ini sangat tersentuh dengan apa yang terjadi pada binatang itu dan mereka patungan uang untuk membeli sapi ini dengan uang mereka sendiri.  Lalu mereka memberikannya kepada sebuah vihara Buddha agar binatang itu bisa hidup dengan damai.

 “Anda percaya atau tidak. Inilah kenyataannya, sangat aneh kedengarannya. Sapi itu seperti seekor binatang besar yang mengerti setiap kata yang kita ucapkan.” Bagi para pekerja di tempat pemotongan sapi ini, berhadap-hadapan dengan seekor sapi yang menangis membuat mereka tidak dapat bertahan dengan pekerjaan mereka lagi. “Tiga dari pria-pria ini berhenti bekerja setelah kejadian ini,” kata sang mandor. “Mereka bilang mereka tidak akan bisa membunuh binatang yang lain lagi tanpa terbayang akan kejadian sapi ini yang terus mengeluarkan air mata dari matanya, mata yang sedih tersirat di muka sapi itu.”

sumber : Erabaru.net

Siluman Ular Putih

Ini adalah kisah yang sangat populer dari daerah Hangzhou dalam Periode Lima Dinasti. Ular Putih Bai Suzhen dan Ular hijau Xiaoqing dari Gunung Emei, memiliki kekuatan sihir merubah diri menjadi wanita muda dan cantik.


Mereka datang untuk menemukan seorang pria bernama Xu Xian yang pernah menyelamatkan hidup Ular Putih di Danau Barat kota Hangzhou pada kehidupan sebelumnya. Ular Putih jatuh cinta kepada Xu Xian pada pandangan pertama. Beberapa lama kemudian mereka segera menikah.

Dengan menulis resep, Ular Putih Bai Suzhen membantu suaminya di toko obat herbal yang mereka buka. Pasien yang kurang mampu diberikan pengobatan dan obat – obatan secara gratis. Toko dengan cepat menjadi terkenal. Suatu hari seorang rahib bernama Fa Hai melihat pasangan ini dan memperingatkan Xu Xian bahwa istrinya adalah siluman ular putih. 

Saat Festival Perahu Naga, ada kebiasan untuk setiap rumah tangga menanam tanaman seperti calamus dan mugwort Tiongkok dengan tujuan mengusir roh – roh. Tentu ini berbahaya bagi Bai Suzhen dan Xiaoqing, karena mereka adalah roh yang menjelma jadi manusia. Dengan alasan sedang hamil, Bai Suzhen meminta kepada suaminya untuk tinggal dirumah. Xu Xian menemani istrinya di rumah pada hari itu dan Dia menyiapkan sebotol anggur dengan realgar. Realgar tidak hanya untuk mengusir roh, tapi juga diangggap dapat bermanfaat bagi wanita hamil. Di bawah bujukan suaminya, Bai Suzhen tidak bisa mencari alasan lagi untuk menolak dan berpikir, dengan kemampuan sihirnya mampu membuatnya kebal dari efek realgar. Dia kemudian meminumnya, tapi dia tidak mampu bertahan, dia menderita sakit dan gelisah, berlari ke tempat tidur dan menutup tirainya. Khawatir akan keadaan Bai Suzhen, Xu Xian bergegas ke tempat tidur dan membuka tirai. Bai Suzhen tidak lagi disana, di tempat tidur itu dia melihat Ular Putih besar melingkar. Xu Xian sangat terkejut, dia jatuh ke lantai dan meninggal.

Ketika efek realgar memudar, Bai Suzhen secara berlahan –lahan kembali ke bentuk manusia. Ia amat sedih ketika menemukan Xu Xian meninggal di samping tempat tidur. Tapi dia tahu bahwa ada Ganoderma , sebuah tanaman herbal dari Gunung Kunlun, dapat mengembalikan hidup suaminya. Ia terbang ke Gunung Kunlun untuk mencuri tanaman langit tersebut, disana dia bertemu Bangau putih dan penjaga langit yang bertanggung jawab menjaga Ganoderma. Mereka berjuang mencegah dia mengambil Ganoderma dan Bai Suzhen kalah dalam pertempuran, tiba-tiba sebuah suara memerintahkan mereka untuk berhenti. Itu adalah suara Dewa Selatan. Bai Suzhen memohon sambil menangis meminta Dewa mau membantunya. Kagum dengan ketulusan dan ketekunan Bai Suzhen, akhirnya diberikan padanya Ganoderma tersebut.

Xu Xian segera hidup kembali setelah Bai Suzhen memberikan Ganoderma kepadanya. Tapi dia masih ingat dan takut, pada ular yang dia lihat di tempat tidur istrinya.
Bai Suzhen mengarang cerita untuk menenangkan suaminya., ia mengatakan kepadanya, Ular yang ia lihat ternyata adalah seekor naga turun dari surga. Pemandangan itu pertanda baik. Suaminya menyesal dia tidak sadar pada waktu itu, kalau tidak, dia akan membakar dupa kepada naga.
Xiaoqing menambahkan, ia juga telah melihat sesuatu yang menyerupai ular putih atau naga terbang dari tempat tidur ke jendela dan kemudian menghilang. Xu Xian berkurang kecurigaannya oleh cerita-cerita ini. 

Xu Xian ingat pada Fa Hai dan pergi ke Kuil Jinshan untuk menemuinya. Fa Hai menyarankan Xu Xian menjadi rahib untuk melupakan istrinya. Fa Hai bisa mengurus roh. Bai Suzhen bertarung dengan Fa Hai di Kuil Jinshan, Dia meminta pasukan makhluk bawah air untuk membantunya dan menciptakan banjir. Fa Hai juga memiliki kekuatan sihir dan meminta tentara langit untuk menyelamatkan kuil. Karena Bai Suzhen hamil, dia terlalu lemah untuk bertarung lebih keras, Dia menyerah dan menunggu waktu setelah melahirkan.

Xu Xian pergi menemui putranya dan membawa sebuah topi sihir dari Fa Hai untuk putranya. Topi sihir tersebut menangkap Ular Putih. Fa Hai memenjarakan Ular Putih dalam Pagoda Leifeng.
Ular Hijau, Xiaoqing tidak mampu menghadapi Fa Hai sendirian, meloloskan diri dan berlatih kekuatan sihir dengan lebih keras. Setelah anak Bai Suzhen tumbuh dewasa. Ia membalas dendam menghancurkan Pagoda Leifeng dan menyelamatkan ibunya. Akhirnya Ular Putih Bai Suzhen bersatu kembali dengan suami dan anaknya.

Karena kisah ini begitu populer, ia telah banyak ditampilkan dalam bentuk opera, film, novel, komik, kartun dan game PC. Bagian awal dan akhir cerita, telah banyak ditulis ulang.

Sumber : Erabaru.net

Sabtu, 20 Agustus 2011

Ular Yang Membalas Budi

Suatu ketika, hiduplah seorang janda yang sangat miskin. Ia hanya mempunyai seorang anak laki-laki. Pada suatu hari mereka tidak mempunyai roti lagi untuk dimakan.

Lalu ibu berkata pada anaknya, "Pergilah ke hutan nak, dan carilah kayu bakar."

Anak itu pergi ke hutan dan mencari kayu api. Kayu itu diikat dan dibawa pulang.

Sampai di rumah, ibunya berkata, "Bawalah kayu api itu ke kota dan juallah kayu itu. Dari uang hasil menjual kayu, belikan roti untuk makan kita."

Anak itu pergi ke kota menjual kayu itu dan hasilnya hanya dua keping uang logam. Dalam perjalanannya ke tokor roti, ia melihat beberapa anak-anak. Mereka baru menangkap seekor ular. Dan ular itu hendak mereka bunuh dengan memukulnya dengan batu-batu.

Ketika anak itu melihat ular itu, ia merasa kasihan pada binatang itu dan ia berteriak, "Jangan siksa ular itu."

Tetapi anak-anak itu hanya mentertawakannya. Kemudian ia tawarkan uang logam yang dua keping itu. Anak-anak itu menerima uangnya dan cepat-cepat pergi.

Sekarang anak itu harus pulang tanpa uang dan tanpa roti. Ia berjalan lambat-lambat. Di sebelahnya di rerumputan ia mendengar suara gemerisik. Tampaknya ular itu mengikutinya.

Sampai di rumah, ibunya menangis dan memarahinya, karena melihat ia tidak membawa apa-apa. Tetapi apa gunanya itu semua? Mereka pergi tidur dengan perasaan letih dan lapar sekali.

Tengah malam, anak itu mendengar desis sesuatu. Ia membuka matanya dan melihat ular di atas selimutnya.

Ular itu mengangkat kepalanya dan berkata, "Engkau telah menyelamatkan jiwaku. Aku sangat berterima kasih. Ayahku adalah Raja Ular. Ikutlah ke istananya. Ia akan membalas budimu. Minta saja cincin stempel, yang ia simpan baik-baik. Anak itu bangun dan ikut ular itu ke istana ayahya.

Raja Ular amat berterima kasih dan bertanya padanya, "Bagaimana aku dapat membalas kebaikanmu? Katakanlah, apa yang kau ingini."

Anak itu menjawab, "Berikanlah aku cincin stempel yang selama ini tuan simpan."

Raja Ular bersabda, "Engkau memilih sesuatu yang baik."

Dan ia mengambil cincin stempel itu dari tempat persembunyiannya.

Dan kemudian ia menasihati, "Ketahuilah, kalau kau memakai cincin ini dan memutar-mutarnya, akan datang seorang laki-laki hitam. Ia akan memenuhi segala permintaanmu."

Anak itu mengucapkan terima kasih pada Raja Ular, lalu ia pamit dan pulang ke rumahnya. Sebelum matahari terbit, ia telah kembali lagi di tempat tidurnya.

Pada waktu ayam berkokok, ibunya sudah bangun.

Dan ia mulai menangis lagi, "Aduh nak, apa yang harus kita makan sekarang? Tidak ada sepotong roti atau sedikit tepungpun di rumah!"

Anaknya hanya menjawab, "Pergi saja ke kamar makan, Ibu. Di sana Ibu akan mendapatkan segala apa yang diperlukan."

Walaupun ibunya tidak begitu percaya, ia pergi juga ke kamar makan. Sekarang anak itu memutar-mutar cincin pada jarinya dan datanglah seorang laki-laki yang serba hitam.

Ia membungkukkan badannya dan dengan hormat bertanya, "Apakah kehendak tuanku?"

Anak itu memerintahkan, "Penuhilah kamar makan kami dengan barang-barang bagus dan makanan yang enak."

Ketika ibunya membuka pintu kamar makan, keinginan anaknya telah terwujud. Di atas meja makan tersedia roti yang hangat, tempat susu penuh dengan susu, di dinding tergantung sepotong daging asap, di pojok kamar tersedia sekarung penuh tepung gandum, sekaleng minyak goreng dan di lemari telur, mentega dan madu cukup untuk satu minggu.

Mereka senang sekali. Demikianlah ular membalas budi anak itu.

Peter Si Pendusta

Pernah ada seorang pemuda yang suka sekali berdusta. Tiap kali ia mulai bicara, ia berdusta. Ayahnya sangat marah dan sering menghukumnya, tetapi si pendusta itu tidak merubah sikapnya. Ia masih terus sering berdusta.

Pada suatu hari ayahnya berkata kepadanya, "Ini uang, pergilah kau dari sini!"

Peter, si pemuda itu, dengan senang menerima uang itu dan pergi merantau.

Ketika ia melalui dusun di mana ia tinggal, anak-anak yang melihatnya mengejeknya, "Peter, pendusta."

Tetapi ia tidak menghiraukannya.

Dalam perantauan itu sampailah ia di sebuah kota besar dan indah. Di jalan ia berjumpa dengan seorang tuan dan ia menanyakan tempat penginapan. Tuan yang baik hati itu membawanya pulang ke rumahnya.

Di tengah jalan, mereka sampa pada satu menara gereja yang tinggi sekali. Peter si pendusta berhenti dan mengangkat kepalanya memandang menara yang tinggi itu.

Lalu tuan itu berkata, "Tentu kau heran. Mungkin kau belum pernah melihat menara setinggi ini!"

Tetapi Peter hanya mendengus dan menjawab, "Di dusun kami menara gereja jauh lebih tinggi. Ayam jago yang ada di puncaknya dapat sampai ke langit dan ia dapat memakan bintang-bintang di situ."

Mendengar kata-kata Peter, tuan itu langsung menjadi marah,Tidak mungkin ada menara gereja setinggi itu!" ujarnya.

"Apa yang aku bilang tadi itu betul." Peter berkata lagi.

"Pernah kakek saya harus mengecat ayam jago itu dengan cat emas. waktu ia bekerja di atas menara, tiba-tiba martilnya jatuh. Ketika martil itu sampai ke tanah, besinya telah berkarat dan gagang kayunya telah membusuk."

"Huh!" Tuan itu menjawab dan ia makin marah lalu pergi, meninggalkan Peter sendirian.

Hilanglah kesempatan untuk bermalam di tempat yang baik. Lain kalinya lagi Peter si pendusta, menginap di rumah seroang petani. Isteri petani itu baru memanggang kue yang amat besar.

Ia bertanya pada Peter, "Apakah ibumu juga suka memanggang kue sebesar ini?"

"Mengapa tidak," Peter segera menjawab.

"Kalau ibuku memanggang kue, tiga orang pembantu tidak dapat menggesernya, begitu besar kue itu!"

"Omong kosong," ujar isteri petani itu dan ia merasa kesal.

"Tidak mungkin ada kue sebesar itu."

"Sungguh benar perkataanku," Peter menyambung.

"Pernah terjadi, waktu dipanggang, pinggir kuenya hangus. Kami harus memotong bagian yang hangus itu dengan sabit. Dan potongan kue yang hangus itu cukup untuk makanan babi-babi selama 14 hari."

"Kalau begitu, kau tentu tidak suka kue saya yang begini kecil, makan saja roti keras ini dan kemudian pergilah cepat. Tidur saja di lumbung di atas rumput kering!" kata isteri petani itu.

Kemudian isteri petani itu memotong-motong kue yang besar, harum dan lezat, dan membagikannya pada semua orang di rumah. Hanya Peter si pendusta, terpaksa menggigit jari.

Lain hari lagi, Peter menjadi pembantu pada penggiling gandum. Pada suatu pagi, isteri penggiling gandum itu memerlukan kol dan ia menyuruh pembantunya memmetik sebuah kol di kebun sayur. Kol itu sangat besar.

Isteri penggiling gandum itu sangat senang melihatnya dan berkata, "Pernahkah kau melihat kol sebesar ini?"

"Mengapa tidak," Peter langsung menjawab.

"Ibukui mempunyai kebun sayuran yang lebih luas dari kebun di sini. Di kebun itu hanya tumbuh satu buah kol. Kol itu luar biasa besarnya. Daun-daunnya sampai tergantung pada pagar kebun!"

"Ah, omong kosong," teriak isteri penggiling gandum itu dan ia merasa tersinggung.

"Tidak mungkin ada kol sebesar itu."

"Sungguh benar perkataan saya," kata Peter, si pendusta.

"Luar biasa besarnya kol itu! Di bawah daun-daunnya banyak kelana-kelana berteduh. Bayangkan! Dua puluh keluarga berteduh di situ. Mereka tidak usah memasang kemah-kemah. Daun-daun kol itu cukup besar untuk melindungi mereka terhadap hujan."

"Kalau begitu, kau tentu tidak suka makan sop buatanku ini dengan kol yang begini kecil dan sosis dan makaroni di dalamnya," ujar isteri penggiling gandum itu.

Isteri penggiling gandum itu lalu membuka pintu rumahnya dan mengusir Peter pendusta itu. Kebetulan di luar hujan lebat. Tidak ada daun kol raksasa di mana Peter si pendusta dapat berlindung.

Dengan basah kuyup dan lapar ia berjalan keliling-keliling. Ia ingat sop kol yang sedap dan panas di dapur umah penggiling gandum. Dan ia merasa menyesal.

Jumat, 19 Agustus 2011

Ikut Ke Alam Baka

Alkisah seorang saudagar kaya mempunyai empat orang istri. Suatu ketika tiba saatnya hendak menemui ajalnya. Saudagar hendak mengajak istri nya pergi mati bersamanya. Saudagar tentu memilih istri keempatnya, istri yang paling cantik dan paling ia sayangi. lalu ia bertanya pada istri ke 4 " istri ku, maukah kau ikut bersama ku?" mendengar penuturan suaminya istri ke 4 berpikir dirinya masih muda dan cantik, untuk apa ikut mati bersamanya. Bila suaminya mati, tentu dia masi bisa menikah dengan pria lain. Lalu berkata pada suaminya " Maafkan aku suamiku, aku tidak bisa ikut kau pergi."

Saudagar begitu bersedih, lalu melirik istri ke 3. Dipikir - pikir, yah... tak ada istri ke 4 masi ada yang ke 3. wajah juga masih lumayan cantiklah. Kemudian berkata pada istri ke 3 "Istri ku, maukah kau ikut aku dan menemani ku?" Istri ke 3 dengan santun berkata " Maafkan saya suami ku, saya mungkin tidak bisa menemanimu ke akhirat. Tapi jangan khawatir, saya akan selalu mendoakan mu dirumah. Pagi sore memasang dupa untuk mu. "

Mendengar itu Saudagar kembali bersedih, lalu diliriknya istri ke 2. " Istri ku, maukah kau ikut dengan ku ?" lalu istri ke 2 menjawab " Saya tidak bisa ikut kamu ke alam baka, tapi saya bisa mengantar mu sampai kuburan." Akhirnya pilihan terakhir jatuh pada istri pertama. Yah.. walaupun sudah penuh keriput dan sedikit peot, tapi lumayanlah daripada tidak ada. Lalu dengan agak segan menanyakan kesediaan istri pertama.

Tanpa disangka oleh Saudagar, ternyata istri pertama menjawab " Baiklah suami ku, saya mau ikut dengan mu. kemana pun kau pergi."


Tahukah anda siapa gerangan para istri Saudagar ini ?

Istri Ke Empat mewakili harta yang kita miliki didunia ini. Suatu hari ketika tiba kita menutup mata, mereka seketika akan meninggalkan kita dan menjadi milik yang lain.

Istri ke Tiga adalah saudara, orang tua dan sanak family kita. Ketika kita meninggal mereka hanya bisa menyembahyangi dan mengenang kita. Tetap tidak bisa menemani kita menemui Raja Neraka.

Istri ke Dua adalah badan kasar kita. Ketika kita meninggal nanti, badan kasar ini juga tidak kita bawa mati. Hanya sampai di kuburan saja sudah tidak melekat pada kita.

Istri Pertama adalah Roh sejati kita, Jasa pahala dan Dosa. Ketika seseorang meninggal, tidak ada satupun barang didunia yang akan dibawanya. Hanya amal dan dosa yang mengikuti roh suci kita ke alam baka.

Berapa besar pun rumah yang anda miliki, tetap hanya akan tidur di satu ranjang saja.
Berapa banyak pun beras yang anda hasilkan dari ladang anda tetap nasi yang anda makan tak lebih dari dua liter sehari
Berapa banyak pun istri cantik dan anak - anak lucu yang anda miliki, tentu tidak bisa anda bawa mati.
Sadarilah segala hal yang berbentuk didunia ini hanyalah palsu belaka.





















Kamis, 18 Agustus 2011

Riwayat Hidup Kwan Kong

Guan Di atau secara umum disebut Guang Gong ( Kwan Kong – Hokkian ) yang berarti paduka Guan, adalah seorang panglima perang kenamaan yang dihidup pada zaman San Guo

( 221 – 269 Masehi ). Nama aslinya adalah Guan Yu alias Guan Yun Chan ( Kwan In Tiang – Hokkian ). Oleh kaisar Han ia diberi gelar Han Shou Ting Hou. Kwan Kong dipuja karena kejujuran dan kesetiaan. Dia adalah lambang atau tauladan kesatria sejati yang selalu menepati janji dan setia pada sumpahnya. Sebab itu Kwan Kong banyak dipuja dikalangan masyarakat, disamping kelenteng-kelenteng khusus. Gambarnya banyak dipasang dirumah pribadi, toko, bank, kantor polisi, pengadilan sampai ke markas organisasi mafia. Para anggota perkumpulan rahasia itu biasanya melakukan sumpah sejati dihadapan Kwan Kong.

Disamping dipuja sebagai lambang kesetiaan dan kejujuran, Kwan Kong dipuja sebagai Dewa Pelindung Perdagangan, Dewa Pelindung Kesusastraan dan Dewa Pelindung rakyat dari malapetaka peperangan yang mengerikan. Julukan Dewa Perang sebagai umumnya dikenal dan dialamatkan kepada Kwan Kong, harus diartikan sebagai Dewa untuk menghindarkan peperangan dan segala akibatnya yang menyengsarakan rakyat, sesuai dengan watak Kwan Kong yang budiman. Kwan Kong adalah penduduk asli kabupaten Hedong (sekarang Jiezhou) di propinsi Shanxi.

Bentuk tubuhnya tinggi besar, berjenggot panjang dan berwajah merah. Tentang wajahnya yang berwarna merah ini adalah cerita tersendiri yang tidak terdapat dalam novel San Guo ( kisah tiga negeri). Suatu hari dalam pengembaraannya, Kwan Kong berjumpa dengan seorang tua yang sedang menangis sedih. Ternyata anak perempuan satu-satunya dengan siapa hidupnya bergantung, dirampas oleh wedana setempat untuk dijadikan gundik, Kwan Kong, yang berwatak budiman dan tidak suka sewenang-wenang semacam ini, naik darah. Dibunuhnya wedana yang jahat itu dan sang gadis dikembalikan kepada orang tuanya. Tetapi dengan perbuatan ini Kwan Kong sekarang menjadi buronan. Dalam pelariannya itu Ia sampai dicela DongGuan di propinsi Shanxi. Ia lalu membasuh mukanya di sebuah sendang kecil yang terdapat di pergunungan itu. Seketika rupanya berubah menjadi merah, sehingga tidak dapat dikenali lagi. Dengan mudah Ia menyelip diantara para petugas yang diperintahkan untuk menangkapnya tanpa diketahui.

Riwayat Kwan Kong selanjutnya dan sampai akhir hayatnya ditulis dengan sangat indah dalam novel San Guo yang terkenal itu. Dalam babak pertama dalam novel tersebut diceritakan bagaimana Kwan Kong dalam pengembaraannya berjumpa dengan Liu Bei dan Zhan Fei di sebuah kedai arak. Dalam pembicaraan mereka ternyata cocok dan sehati, sehingga memutuskan untuk mengangkat saudara. Upacara pengangkatan saudara ini, dilaksanakan dirumah Zhan Fei dalam sebuah kebun buah Tao atau persik, Liu Bei menjadi saudara tertua, Kwan Kong yang kedua dan Zhan Fei bungsu.

Bersama-sama mereka bersumpah sehidup semati dan berjuang untuk membela negara. Peristiwa ini terkenal dengan nama “ Tao-Yuan-Jie-Yi ” ( Tho Wan Kiat Gie – Hokkian ) atau “ Sumpah Persaudaraan Di kebun Persik ”, sangat dikagumi oleh orang dari zaman ke zaman dan dianggap sebagai lambang persaudaraan sejati. Lukisan tiga bersaudara ini sedang melaksanakan upacara sumpah ini banyak menjadi objek lukisan, pahatan, patung keramik yang sangat disukai orang hingga dewasa ini.

Selanjutnya diceritakan ketiga saudara angkat ini membentuk pasukan sukarela untuk memerangi kaum pemberontak Destar Kuning yang pada waktu itu sangat mengguncangkan sendi-sendi kerajaan Han yang telah rapuh. Dalam pertempuran itu mereka memperlihatkan kegagahan sebagai prajurit dan pimpinan militer yang cakap. Kegagahan Kwan Kong menjadi perhatian orang pertama kali pada saat terjadi pertempuran di benteng Hu Luo Guan.

Waktu itu Liu Bei bersama kedua adiknya bergabung dengan ke-18 Raja Muda yang membentuk pasukan gabungan untuk menumpas Dong Zhuo yang lalim. Dong Zhuo mengangkat diri menjadi perdana menteri dan dengan seenaknya sendiri makzulkan Kaisar, dan menggantikannya dengan Kaisar kecil yang menjadi bonekanya. Di Hu Luo Guan terjadi pertempuran besar antara pasukan gabungan para raja muda melawan bala tentara Dong Zhuo yang dipimpin oleh seorang panglima yang gagah perkasa, Hua Xiong ( Hoa Hiong – Hokkian ).

Dalam beberapa kali pertempuran pasukan raja muda mengalami kerusakan besar dan beberapa panglimanya tewas ditangan Hua Xiong. Yuan Xiao dan Cao Cao yang menjadi pimpinan gerakan itu jadi gelisah. Tiba-tiba Kwan Kong menyanggupkan diri untuk maju ke medan perang menghadapi Hua Xiong. Semua orang memandang rendah kemampuannya, hanya Cao Cao yang melihat kehebatan terpendam yang ada pada diri Kwan Kong. Dengan secawan arak yang masih hangat Cao Cao mempersilakan Kwan Kong minum sebelum maju ke medan laga.

Kwan Kong menolak, Ia minta agar arak itu ditunda setelah Ia pulang dengan membawa kepala Hua Xiong. Di medan laga, hanya dengan beberapa gebrakan saja Hua Xiong jatuh dan tewas diujung senjata Kwan Kong. Dengan membawa kepala Hua Xiong, Kwan Kong pulang ke kubunya di sambut Cao Cao dengan arak yang masih hangat. Sejak itu Cao Cao mulai tertarik kepada Kwan Kong. Hu Lou Guan masih sekali lagi menjadi saksi kehebatan Kwan Kong.

Dengan gugurnya Hua Xiong, Dong Zhuo lalu mengangkat Lu Bu ( Lu Po – Hokkian ) sebagai komandan pasukannya. Lu Bu adalah seorang yang gagah perkasa yang jarang ada tandingannya di medan laga pada zaman itu. Dengan senjata tombak bercagak, Lu Bu mengobrak-abrik pasukan para raja muda tanpa ada yang mampu menghalanginya. Pada saat yang genting itu, Kwan Kong maju ke depan dan mencegat Lu Bu. Keduanya bertempur dengan seru tanpa ada yang kalah dan yang menang.

Melihat saudaranya sulit mengalahkan lawan, Liu Bei dan Zhang Fei segera mengeprak kudanya untuk menggerubuti Lu Bu. Pertempuran antara ketiga saudara menggerubuti Lu Bu, banyak menjadi objek lukisan yang menarik. Akhirnya Lu Bu merasa tidak dapat memenangkan mereka, lalu ia memutar kudanya dan mengundurkan diri. Pertempuran yang bersejarah ini diperingati orang sebagai San Ying Zhan Lu Bu atau Tiga Pahlawan Menempur Lu Bu. Kesetiaan Kwan Kong terhadap saudara angkat juga dikisahkan dalam novel sejarah ini. Dikisahkan setelah lolos dari usaha pembunuhan oleh suatu komplotan yang dipimpin oleh Dong Cheng ( Tang Sin – Hokkian ), Cao Cao makin menancapkan kuku kekuasaannya di ibukota, tanpa ada yang berani menantang. Sampai-sampai kaisarpun harus memperoleh izinnya terlebih dahulu apabila akan menemui seseorang.

Cao Cao berusaha menyingkirkan Liu Bei, yang dianggap duri dalam daging. Liu Bei pada waktu itu ada di kota Xuzhou. Bala tentara dikerahkan untuk menggempur kota kedudukan Liu Bei. Bersama Zhang Fei, Liu Bei berusaha menahan serbuan dari pasukan Cao Cao yang tak seimbang jumlahnya. Liu Bei dan Zhang Fei melarikan diri dengan berpencar diikuti tentaranya yang cerai berai. Setelah Xuzhuo jatuh, Cao Cao mengerahkan pasukannya menggempur Xiapei, tempat kedudukan Kwan Kong dan keluarga Liu Bei. Karena kalah jumlahnya, akhirnya Kwan Kong terkepung di sebuah bukit. Cao Cao yang telah mengagumi pribadi Kwan Kong, berusaha menarik Kwan Kong agar mau menakluk kepihaknya. Menyadari resiko dan tanggung jawab akan keselamatan keluarga kakaknya, Kwan Kong memutuskan menyerah, tapi dengan syarat bahwa walaupun bekerja pada Cao Cao Ia tetap setia pada Liu Bei, kakaknya dan begitu tahu Liu Bei berada Ia akan segera pergi untuk bergabung dan meninggalkan Cao Cao.

Mulanya Cao Cao ragu-ragu menerima syarat ini. Tetapi ia beranggapan bahwa apabila ia memperlakukan Kwan Kong lebih baik daripada yang telah dilakukan Liu Bei, tentu Kwan Kong akan tetap memihak dia. Begitulah Kwan Kong menakluk pada Cao Cao. Cao Cao memperlakukannya secara istimewa dan penuh dengan penghormatan. Pernah suatu ketika di perjalanan kembali ke Kota Raja, Cao Cao sengaja hanya menyediakan satu kamar di tempat rombongan Kwan Kong. Tetapi Kwan Kong tetap teguh hati. Dibiarkannya tempat itu ditempati oleh dua orang istri Liu Bei, sedangkan Dia sendiri menjaga didepan pintu dengan golok terhunus sambil membaca kitab Chun Qiu ( kitab catatan hikayat zaman Chun Qiu yang ditulis oleh Nabi Kong Zi ). Pose Kwan Kong membaca kitab Chun Qiu ini menjadi salah satu poin yang juga banyak disukai oleh pelukis dan pemahat pada zaman kemudian. Berulang kali Cao Cao berusaha merebut hatinya, tetapi selalu gagal. Suatu hari Cao Cao menghadiahkan jubah kebesaran kepada Kwan Kong ketika dilihatnya bajunya sudah tua dan lusuh. Kwan Kong segera menanggalkan baju lamanya dan mengenakan baju baru pemberian Cao Cao. Tapi Kwan Kong mengenakan baju tuaNya kembali diluar baju baru Cao Cao. Ketika Cao Cao dengan heran bertanya, Ia menjawab “Baju Tua ini adalah pemberian kakak angkatKu Liu Bei, walaupun Aku kini mengenakan baju pemberian Paduka Perdana Menteri, tidak seyogyanya Aku melupakan budi kakak angkatKu”. Mendengar jawaban ini, kekaguman Cao Cao makin bertambah.

Hadiah-hadiah berupa emas, perak tak terhitung banyaknya, tetapi Kwan Kong tidak pernah menyentuhnya. Barang-barang tersebut hanya ditumpuk dalam gudang. Puluhan wanita cantik yang dikirimkan kepadanya diserahkan untuk melayani kedua kakak iparnya, tanpa Ia merasa tertarik untuk memiliki. Dia dapat menjaga budi pekerti dan kesusilaan sehingga lawan-lawannya segan dan kagum padanya. Untuk mengambil hati Kwan Kong, Cao Cao menghadiahkan seekor kuda yang disebut Chi Tu ( Kelinci Merah ) kepadanya. Kuda ini adalah bekas tunggangan Lu Bu yang dapat berjalan 1.000 li dalam sehari. Seketika itu juga Kwan Kong berlutut untuk menghaturkan terima kasih kepada Cao Cao. Cao Cao dengan heran lalu bertanya “Aku telah menghadiahkan banyak barang kepada Jendral, tapi Jendral hanya menerima dengan biasa saja. Tapi kini demi seekor kuda, Jendral lutut dihadapanku, sungguh aneh”. Kwan Kong segera menjawab “Barang lain walau bagaimana berharganya, Aku tidak memperdulikan, tapi dengan memiliki kuda ini, begitu Aku mendengar kabar dimana kakakKu, Liu Bei berada, Aku dapat dengan cepat pergi menemuinya”. Mendengar ini Cao Cao menyesal bukan main.

Liu Bei yang melarikan diri dari Xuzhou akhirnya diterima oleh Yuan Xiao ( Wan Siauw – Hokkian ) penguasa wilayah Hebe. Atas saran Liu Bei, Yuan Xiao menggerakan tentaranya untuk menyerang Cao Cao. Pasukan Yuan Xiao ini dipimpin oleh panglimanya yang terkenal yaitu Yang Liang ( Gan Liang – hokkian ). Para panglima Cao Cao tak dapat menahan serbuan Yang Liang, bahkan beberapa panglimanya tewas. Cao Cao gelisah melihat kegagahan panglima musuh ini. Kwan Kong minta izin untuk melawan Yang Liang, sekaligus untuk membalas budi Cao Cao. Yang Liang terbunuh hanya dengan sekali gebrakan saja, Wen Chou ( Bun Ciu – Hokkian ) juga salah satu panglima gagah yang diandalkan oleh Yuan Xiao, memimpin pasukannya untuk menuntut balas. Kembali pertempuran berkobar, dan beberapa panglima Cao Cao terbunuh diujung senjata Wen Chou.

Kembali Kwang Kong maju ke medan perang dan berhasil menumbangkan pahlawan dari Hebei itu, tanpa mengetahui bahwa Liu Bei ada di pasukan musuh. Kemudian secara rahasia Liu Bei berhasil mengadakan kontak dengan Kwan Kong dan menjelaskan dimana dia berada sekarang. Bergegas-gegas Kwan Kong bersiap untuk pergi bersama kedua iparnya dan beberapa pengiring. Sesuai dengan janjinya Ia akan pergi secara jantan, dengan berpamitan kepada Cao Cao. Cao Cao secara licik selalu menghindar agar Kwan Kong jangan sampai bertemu dengannya. Akhirnya Kwan Kong memutuskan untuk berangkat walau tanpa perkenaan Cao Cao, dengan meninggalkan barang-barang berharga termasuk para wanita cantik hadiah Cao Cao dan sepucuk surat perpisahan.

Dengan menunggang kuda, Kwan Kong ditemani beberapa penggiring, mengawal kedua kakak iparnya melewati kota-kota yang dijaga oleh para panglima Cao Cao. Karena mencegah lewatnya Kwan Kong, enam panglima yang menjaga lima kota tewas di tangannya. Begitulah akhirnya Kwan Kong dapat bergabung kembali dengan Liu Bei dan Zhang Fei, dan bersama-sama mereka merintis usaha untuk menegakkan negara Shu yang akan menjadi salah satu dari Tiga Negeri atau San Guo. Berkat keuletannya dalam berjuang akhirnya Liu Bei berhasil mengundang seorang ahli militer dan politik kenamaan yaitu Zhuge Liang alias Kong Ming ( Cut Kat Liang alias Kong Bing – Hokkian ), untuk menjadi penasehatnya.

Pada waktu itu Cao Cao mengerahkan pasukan besar-besaran untuk menyapu daerah kekuasaan Liu Bei. Dalam beberapa kali pertempuran pasukan-pasukan Liu Bei terdesak. Atas saran Zhuge Ling. Liu Bei mengadakan perserikatan dengan Sun Quan ( Sun Kwan – Hokkian ) untuk melawan Cao Cao. Berkat usaha Zhuge Liang akhirnya pasukan gabungan Liu Bei dan Sun Quan berhasil menghancurkan armada perang Cao Cao mundur ke darat, disana pasukan-pasukan Liu Bei bersiap memberikan pukulan yang terakhir. Pertempuran di Chibi ini betul-betul menghabiskan energi Cao Cao, sehingga sejak itu ia tak berani bergerak ke selatan lagi.

Dikisahkan dengan sisa-sisa pasukannya Cao Cao yang tidak seberapa jumlah mengundurkan diri ke utara. Seperti yang telah diperhitungkan oleh Zhuge Liang, Cao Cao telah melewati suatu celah strategis yang disebut Huarong. Tugas menjaga jalur penting ini dipercayakan kepada Kwan Kong. Mulanya Zhuge Liang ragu apakah Kwan Kong akan dapat mengangkap atau membunuh Cao Cao, sebab penasehat militer ulung ini sangat paham watak Jendral yang sangat mengutamakan budi ini. Bukankah Cao Cao pernah menanam budi pada Kwan Kong, pada waktu Kwan Kong berpihak kepada Cao Cao. Kwan Kong berkeras akan menjalankan tugasnya, bahkan sedia di hukum mati bila Dia sampai gagal. Melihat tekadnya, Zhuge Liang akhirnya menerima dan memberinya tugas untuk menjaga jalur vital itu. Cao Cao sesuai dengan perhitungan, lewat Huarong. Kwan Kong segera menghadang dan akan membunuhnya.

Cao Cao melihat Kwan Kong, segera turun dari kuda dan berlutut mohon dia dibiarkan lewat, sambil mengingatkan Kwan Kong betapa ia memperlakukannya pada waktu Kwan Kong menyerah kepadanya. Melihat keadaan Cao Cao yang compang camping dan prajuritnya yang tinggal tak seberapa itu, Kwan Kong tergerak hatinya, bagaimanapun dulu Cao Cao pernah menanam budi kepadanya. Akhirnya Ia rela melepaskan musuhnya itu, sebagai balasan atas perlakuan baik pada dirinya pada masa lalu, dan dengan tegap kembali kehadapan Zhuge Liang untuk bersedia dihukum mati karena telah menelantarkan tugas utamanya.

Atas saran Liu Bei, Kwan Kong dibebaskan dari hukuman. Zhuge Liang sendiri juga menyadari bahwa memang Cao Cao belum saatnya tumpas. Perbuatan Kwan Kong ini sangat di kagumi oleh orang dari zaman ke zaman, sehingga Ia diangkat sebagai Dewa dan banyak dipuja dan dihormati. Sampai akhir hayatnya Kwan Kong tetap setia pada saudara-saudara angkatnya. Pada waktu itu Liu Bei sudah berhasil mendirikan kerajaan dengan nama Shu ( Siok – Hokkian ) yang merupakan kelanjutan kerajaan Han yang dirampas oleh Cao Cao, wilayahnya yang meliputi propinsi Sichuan sekarang dengan ibukota Chengdu. Cao Cao menguasai daerah lembah sungai Huang He ( Sungai Kuning ) dan mendirikan kerajaan Wei ( Gui – Hokkian ) dengan ibukota Luoyang. Sun Quan mendirikan kerajaan Wu ( Gui – Hokkian ) dengan ibukota Wuchang, kemudian dipindahkan ke Nanjing yang meliputi wilayah yang membentang dari tengah dan hilir sungai Yangzi. Keadaan yang disebut Tiga Negeri sudah terbentuk.

Kwan Kong menjaga kota strategis, Jingzhou berusaha meluaskan kekuasaannya dengan menyerbu ke utara. Dengan waktu singkat dapat disebut kota Fancheng dan memukul mundur pasukan Cao Cao yang dipimpin oleh Jendralnya yang bernama Cao Ren ( Co Jin – Hokkian ). Kemudian ketika bala tentara Cao Cao dengan jumlah besar datang memberikan bantuan, Kwan Kong berhasil menhancurkan mereka dengan menenggelamkan dalam banjir dan pimpinannya, Pang De ( Bank Tek – Hokkian ), dan Yu Jin tertawan. Memahami situasi yang tak menguntungkan pihaknya, Cao Cao segera mengajak Sun Quan untuk berserikat.

Sun Quan, yang telah lama menginginkan kota JingZhou, yang dikuasai Kwan Kong, kembali kedalam wilayah kekuasaannya, setuju dan mengerakan pasukan merebut JingZhou. Kwan Kong akhirnya menghasil di jebak dan di tawan, kemudian dihukum mati karena menolak untuk menakluk. Karena takut akan pembalasan Liu Bei, kepala Kwan Kong dikirimkan ke tempat Cao Cao. Kwan Kong gugur pada tahun 219 Masehi dalam usia 60 tahun. Cao Cao yang telah lama kagum kepada Kwan Kong, memakamkan kepalanya, setelah disambung dengan tubuh dari kayu cendana, secara kebesaran. Kuburan Kwan Kong terletak di propinsi Henan kira-kira 7 km sebelah utara kota Louyang. Pemandangan di situ sangat indah, sedangkan bangunan kuburannya sangat megah seakan-akan sebuah bukit kecil dari kejauhan. Sekeliling bangunan itu ditanami pohon Bai (Cypress) yang selalu hijau, melambangkan semangat Kwan Kong yang tidak pernah padam dan abadi dari jaman ke jaman.

Pohon-pohon itu kini sudah menghutan dan ratusan tahun umurnya, sebab itu tempat tersebut dinamakan Guan Lin atau Hutan Guang Gong. Batu nisannya adalah hadiah dari kaisar dinasti Qing, dimana makan itu dipudar kembali.Berdekatan dengan Guan Lin, terdapat sebuat kelenteng peringatan untuk mengenang Kwan Kong, yang dibangun pada jaman dinasti Ming. Kelenteng itu merupakan hasil seni bangunan dan seni ukir yang bermutu tinggi, sehingga merupakan objek wisata yang selalu dikunjungi para wisatawan dari dalam negeri dan luar negeri. Kelenteng peringatan Kwan Kong yang tersebar diseluruh Tiongkok terdapat di Jiezhou, propinsi Shanxi. Jiezhou, yang pada jaman San Guo disebut Hedong, adalah kampung halaman Kwan Kong. Kelenteng itu memiliki keindahan bangunan dan arsitektur yang sangat mengagumkan dan merupakan salah satu objek wisata terkemuka di Shanxi.

Sebagai dewata, Kwan Kong dipuja umat Taoisme, Konfusianisme dan Buddhisme, Kaum Taoist memujanya sebagai Dewata pelindung dari malapetaka peperangan, sedangkan kaum Konfusianisme menghormati sebagai Dewa Kesusasteraan dan kaum buddhis memujanya sebagai Hu Fa Qie Lan atau Qie Lan Pelindung Dharma. Menurut kaum Buddist, setelah Kwan Kong meninggal arwahnya muncul dihadapan rahib Pu Jing di kuil Yu Quan Si di gunung Yu Quan Shan, propinsi Hubei, Rahib Pu Jing pernah menolong Kwan Kong yang akan dicelakai seorang panglima Cao Cao, dalam perjalanan bergabung dengan Liu Bei. Setelah itu karena takut pembalasan Cao Cao si rahib menyingkir ke gunung Yu Quan Shan dan mendirikan Kuil Yu Quan Si. Liu Bei yang sangat berterima kasih akan budi Ragib Pu Jing kepada adik angkatnya itu, lalu memberikan dana yang cukup besar untuk membangun kelenteng Yu Quan SI sebagai balas budi.

Setelah meninggal roh Kwan Kong kemudian pergi menemui Rahib Pu Jing yang ketika itu sedang bersemedi, Kwan Kong menampakkan diri di hadapan Rahib itu, tempat penampakan roh Kwan Kong itu kemudian ditandai oleh sebatang pilar yang bertuliskan “Disini tempat Guan Yun Chang dari dinasti Han menampakkan diri”. Pilar batu itu adalah hadiah dari kaisar Wan Li jaman Dinasti Ming dan masih bisa dilihat sampai sekarang.Kepada Rahib Pu jing, roh Kwan Kong minta pelajaran Dharma. Sejak itu Kwan Kong menjadi pengikut Buddist dan berikrar menjadi pengawal agama Buddha dan ajarannya.

Telah lebih 1000 tahun sejak itu Kwan Kong dipuja sebagai Boddistsatwa Pelindung Buddhadharma. Penghormatan terhadap Kwan Kong sebagai orang ksatria yang teguh terhadap sumpahnya, tidak goyah akan harta kekuasaan dan kedudukan dan setia terhadap saudara-saudara angkatnya, menyebabkab ia memperoleh penghormatan yang tinggi oleh kaisar - kaisar pada jaman berikutnya. Kwan Kong memperoleh gelar yang tidak tangung-tanggung Ia dsebut ” Di ” yang berarti ” Maha Dewa ” atau ” Maha Raja “. Sejak itu Ia disebut Guan Di atau Guan Di Ye ( Koan Te Ya - Hokkian ) yang berarti Paduka Maha Raja Guan, sebutan Kedewaan yang sejajar dengan Xuan Tian Shang Di. Tercatat disini beberapa gelar kehormatan untuk Kwan Kong yang dianugrahkan oleh kaisar - kaisar dari berbagai dinasti :

1. Pada tahun 1120 kaisar Wei Zong dari dinasti Song memberi gelar kehormatan sebagai ” Zhong - Yi - Hou atau Raja Muda Nan Setia dan Berbudi “. Delapan tahun kemudian sejak itu, kaisar Gao Zong menanbah dengan sebutan Xie Tian Shang Di atau Maha Raja Agung dan Penentram Langit
( Hiap Thian Siang Te - Kokkian ).

2. Kaisar Wei Zong dari Dinasti Yuan ( Mongol ) pada tahun 1330, menghormatinya dengan tambahan gelar ” Wen Heng Di Jung atau Maha Raja Kesusastraan Yang Abadi “.

3. Kemudian pada tahun 1594 kaisar Wan Li dari dinasti Ming memberi gelar ” Zhong-Yi Da Di yang berarti Maha Raja Agung Yang Berbudi Dan Setia”. Pada jaman ini lebih banyak lagi kelenteng untuknya didirikan sedangkan yang telah ada dipugar diseluruh negeri agar masyarakat luas dapat lebih leluasa menghormatinya.

4. Tahun 1813 kaisar Jia Qing dari dinasti Qing ( Manzhu ) melengkapi gelar untuk Kwan Kong dengan menyebutkan ” Wu Sheng Guan Gong atau Guan Gong Orang Bijak Kemiliteran “.

5. Pada tahun 1813, konon Kwan Kong menampakkan diri membantu pasukan kerajaan dalam pertempuran dengan pasukan pemberontakan. Sejak itu kaisar Xian Feng mengangkat sebagai Dewata Pelindung Kerajaan dan menambah sebutan Fu-Zi yang berarti Nabi, setara dengan nabi besar Kong Fu-Zi ( Kong Hu cu - Hokkian ) dalam upacara kehormatan. Kwan Kong ditampilkan dengan berpakaian perang 1 lengkap, kadang - kadang membaca buku dengan putra angkatnya Guan Ping ( Koan Ping - Hokkian ) yang memegang cap kebesaran dan Zhou Chang pengawalnya yang setia, bertampang hitam brewokan, memegang golok Naga Hijau Mengejar Rembulan, senjata andalan tuannya. Guan Ping memperoleh gelar Ling Hou Thi Zi ( Leng Houw Thay Cu - Hokkian ), hari kelahirannya diperingati tanggal 13 bulan 5 imlek, sedangkan Zhou Chang ( Ciu Jong - Hokkian ) atau Jendral Zhou, diperingati hari kelahirannya pada tanggal 20 bulan 10 imlek. Dalam pemujaan dikalangan buddhis, kwan Kong dipuja sendirian tanpa penggiring. Sering juga ditampilkan sebagai Qie Lan Pu Sa ( Ka Lam Po Sat -Hokkian ) atau Boddhisatwa Pelindung, bersama-sama Wei Tuo.

Hari tahunan Kwan Kong jatuh pada tanggal 13 bulan 2 dan tanggal 13 bulan 5 imlek di Singapura dan Malaysia. Sedangkan Di Hong Kong, Taiwan dan daratan Tiongkok memperingati kelahirannya pada tanggal 24 bulan 6 imlek, tanggal 13 bulan 1 imlek sebagai hari kenaikannya.Seiring dengan mengalirnya para imigran Tionghoa keluar Tiongkok, pemujaan Kwan Kong tersebar ke negara-negara yang menjadi tempat tinggal para perantau itu.

Di Malaysia, Singapura dan Indonesia banyak sekali kelenteng yang memuja Kwan Kong. Di Indonesia kelenteng yang khusus memuja Kwan Kong, dan terbesar dengan wilayah seluas kira-kira 4 Ha adalah kelenteng Guan Sheng Miao ( Kwan Sin Bio ) di Tuban, Jawa Timur. Ditempat Pemujaan Kwan Kong biasanya ikut dipuja juga seorang tukang kuda yang dipanggil Ma She Ye atau Tuan Ma. Ia bertugas merawat kuda tunggangan Kwan Kong yang disebut Chi-Tu-Ma ( Cek Thou Ma - Hokkian ) atau Kelinci Merah, yang dalam sehari bisa menempuh jarak 500 Km tanpa merasa lelah. Hari lahir Ma She Ye ini diperingati pada tanggal 13 bulan 4 Imlek. Dibeberapa kelenteng di wilayah Taiwan bersama-sama Kwan Kong dipuja Zhang Fei, Sang Adik Angkat, Liu Bei Sang Kakak, dan Zhao Zi Long ( Thio Cu Liong - Hokkian ). Zhao Zi Long atau Zhao Yun ( Thio In - Hokkian ) adalah panglima perang yang terkenal berani yang membantu Liu Bei menegakkan negaranya. Jasa Zhao Yun yang terutama adalah bahwa ia pernah menyelamatkan putra Liu Bei dari tangan musuh-musuhnya.

Pada waktu itu Liu Bei sedang menghadapi situasi kritis, serbuan pasukan Cao Cao memaksanya mengundurkan diri untuk membangun pertahanan yang aman.Zhao yun pada waktu itu bertugas mengawal keluarga Liu Bei. Dalam keadaan kacau balau akibat serbuan pasukan Cao Cao, Zhao Yun kehilangan istri Liu Bei bersama putranya. Ia lalu membalikkan kudanya dan menerjang kembali barisan musuh untuk mencari istri junjungannya itu.

Para panglima Cao Cao menyerbunya. Seorang diri Zhao Yun menerjang, siapa yang menghalangi tewas kena tebasan pedang dan tombaknya. Berpuluh-puluh pahlawan Cao Cao tewas ditangannya. Akhirnya istri Liu Bei yaitu Nyonya Mi, ditemukan berlindung di sebuah rumah yang sudah runtuh di dekat sebuah sumur dengan putra dipelukannya. Zhao Yun meminta Sang Nyonya menaiki kudanya, ia mengawalnya sambil berjalan menerobos kepungan musuh yang berlapis-lapis. Tapi Sang Nyonya yang memahami kesulitan pahlawan ini menolak. Setelah menyerahkan putranya agar diselamatkan oleh Zhao Yun, ia lalu menerjunkan diri kedalam sumur. Seorang diri Zhao Yun kembali menerjang kepungan musuh, sampai akhirnya berhasil lolos dan menyerahkan sang bayi kepada Liu Bei yang menunggu dengan cemas. kepahlawanan Zhao Yun ini dilukiskan dengan sangat menawan dalam novel San Guo. Zhao Yun atau Zhao Zi Long secara umum disebut Zi Long Ye atau Paduka Zi Long. Hari lahirnya diperingati pada tanggal 16 bulan 2 imlek.

Zhang Fei diperingati kelahirannya pada tanggal 13 bulan 8 imlek. Sebuah kuil peringatan untuk Zhang Fei terdapat di kaki gunung Fei - feng Shan, di tepi sungai Yang Zi diluar kota Yunyang, propinsi Sichuan, yang dibangun lebih dari 1700 tahun yang lalu, pada akhir kerajaan Shu. Liu Bei diperingati pada tanggal 24 bulan 4 imlek. Pemujaan secara bersama-sama Liu Bei, Kwan Kong dan Zhang Fei juga sering terdapat untuk mengenang sumpah persaudaraan mereka yang abadi dan di kagumi orang dari jaman ke jaman.

Story By Anthony De Mello SJ

SOKRATES DI PASAR
 
Sokrates, seorang filsuf  sejati,  yakin  bahwa  orang  yang 
bijaksana dengan sendirinya akan hidup sederhana. Ia sendiri 
tidak memakai sepatu; namun ia terus-menerus  tertarik  oleh 
keramaian  pasar  dan  sering  pergi  ke  sana untuk melihat 
segala macam barang yang dipertontonkan.
 
Ketika salah seorang  kawannya  bertanya  mengapa  demikian, 
Sokrates   berkata,   "Saya   senang  pergi  ke  sana  untuk 
mengetahui  berapa  banyak  barang   yang   meskipun   tidak 
memilikinya, saya tetap gembira."
 
Hidup   batin   adalah  tidak  mengetahui  apa  yang  engkau 
kehendaki tetapi memahami yang tidak engkau butuhkan.
 
                     
 
 
 
MENCONTOH RAJA
 
Ketika  "Messiah"  karangan  Handel  untuk  pertama  kalinya 
dipertunjukkan di London, raja hadir. Ia begitu terbuai oleh 
perasaan religius ketika  paduan  suara  menyanyikan  bagian 
Alleluia, sehingga di luar kebiasaan ia berdiri hening penuh 
hormat terhadap karya besar yang sedang ia nikmati.
 
Ketika melihat  ini,  para  bangsawan  yang  hadir  di  sana 
mengikuti raja dan berdiri juga. Itu menjadi tanda bagi para 
hadirin yang lain untuk berdiri.
 
Sejak saat  itu,  dianggap  suatu  keharusan  untuk  berdiri 
setiap  kali  Alleluia  dinyanyikan,  tanpa  peduli  seperti 
apakah  sikap  batin  orang  yang  mendengarkan  atau   mutu 
pembawaannya.
 
                      
ASAL-USUL SEPATU
 
Seorang maharaja yang bodoh mengeluh karena jalan yang kasar 
membuat kakinya sakit. Maka ia  memerintahkan  agar  seluruh 
negeri diberi alas kulit sapi.
 
Pegawai istana tertawa ketika raja menyampaikan perintah itu 
kepadanya. "Yang Mulia, itu adalah suatu gagasan yang gila," 
serunya.  "Mengapa harus mengeluarkan biaya yang sama sekali 
tidak perlu? Potong saja dua alas  kecil  kulit  sapi  untuk 
melindungi kaki Yang Mulia!"
 
Itulah  yang dikerjakan oleh maharaja. Dan demikianlah lahir 
gagasan mengenai sepatu.
 
Orang yang sudah mengalami penerangan batin tahu bahwa untuk 
membuat  dunia  tempat  yang  bahagia. engkau perlu mengubah 
hatimu - dan bukan dunia.
 
(DOA SANG KATAK 2, Anthony de Mello SJ,
 Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1990)
 

Kukuh Akan Jasa Pahala


Alkisah jaman dulu kala ada seorang Pembina yang sangat rajin membina. Namun beliau sangat terikat akan jasa dan pahala. Setiap hari beliau dengan tulus hati membaca parita suci. Hingga begitu banyak jasa pahalanya. Sampai – sampai beliau memiliki ruang khusus untuk berdoa.

Suatu hari seperti biasa dengan khusyuk beliau membaca parita. Ketika asyik membaca parita, tiba – tiba masuklah seeokor babi ke ruangan berdoanya. Babi itu tampak ketakutan dan bersembunyi di belakang tiang. Tak lama masuklah dua orang pemuda, mereka kemudian menanyakan pada pembina “ Pak, apakah ada melihat seekor babi lewat sini? Tadi ketika hendak kami potong, babi tersebut melarikan diri.”

Mendengar penjelasan dua pemuda itu, pembina menjadi bimbang, bila ia memberitahukan keberadaan si babi, maka pasti babi akan dipotong. Tapi bila dia tidak beritahukan, berarti dia berbohong. Berbohong berarti melanggar salah satu dari 5 pantangan dalam agama Budha. Lalu setelah dipikir2, daripada dia melanggar pantangan, maka akhirnya ditunjukkan keberadaan babi kepada pemilik babi tersebut.

Namun betapa kagetnya pembina itu, karna ketika babi tersebut mau dibawa, matannya melotot ke arah pembina. Namun akhirnya babi tersebut dibawa, dan tentu saja akhirnya dibunuh.

Setelah babi tersebut mati, karna marah akhirnya babi melapor pada Yen Lo Wan (Raja Neraka) “Yen Lo Wang, saya mau menuntut, mengapa seorang pembina malah membiarkan saya dibunuh untuk dimakan. “ mendengar penuturan babi, Yen Lo Wang berpikir, ada benarnya juga yah.. Lalu dipanggilah pembina tersebut.

Pembina tentu saja membela diri. “ Saya hanya menjalankan pantangan koq. Saya kan tidak boleh berbohong.”
Yen Lo Wang tambah bingung, karna ada benarnya juga. Akhirnya Yen Lo Wan berkata” Kalau begitu sebaiknya kau berikan saja jasa pahala mu sebagian untuk si babi. Agar kelak dia dapat terlahir jadi manusia dan membina. Dengan demikian impaslah hutang piutang kalian.”

Pembina berpikir, mengumpulkan pahala sungguh tak gampang, masa mau diberikan pada si babi?
“ Begini saja Yen Lo Wang, bagaimana kalau saya dilahirkan jadi babi saja?” kata pembina
“ Baiklah, ini kamu yang minta yah, kelak jangan salahkan saya.” ujar Yen Lo Wang.

Akhirnya pembina diaturkan untuk lahir sebagai babi. Namun jasa pahalanya tidak hangus. Pemilik babi kemudian melihat babinya begitu bagus dan bersinar, malah disayang – sayang dan diberikan makan yang banyak. Bukannya dipotong malah dijadikan pejantan. Pembina yang telah menjelma jadi babi menjadi risau. Bila tidak dipotong – potong, kapan dia bisa terlahir kembali jadi manusia? Lalu pembina memikirkan satu cara. Karna selama jadi babi kerjanya cuma makan tidur, tumbuh menjadi babi yang gendut dan montok. Dilihatnya ada tembok, niatnya menabrak tembok hingga mati.

Ternyata, karna montok dan kuatnya badan babi ini, bukannya merubuhkan tembok dan mati, malah mendorong tembok ke arah sebaliknya dan akhirnya membunuh beberapa ekor ayam dibelakang tembok. Tentu saja ayam tidak terima di bunuh babi dengan cara begitu, mengadulah mereka ke Yen Lo Wang. Sekali lagi pembina enggan melimpahkan pahalanya kepada para ayam, maka meminta biar dilahirkan saja jadi ayam, agar dapat melunasi karmanya.

Tetapi apa yang terjadi? Kita tahu, makanan ayam adalah cacing, dan binatang kecil lainnya. Hmm...
lagi – lagi pembina diadukan para cacing ke Yen Lo Wang. Dan lagi – lagi pembina enggan melimpahkan jasanya pada para cacing. Malah meminta dilahirkan menjadi cacing. Yen Lo Wang juga tak ada pilihan lain, akhirnya menitiskan pembina tersebut menjadi cacing.. Hidup sebagai cacing tentu memakan mahluk hidup yang lebih kecil, yaitu semut.

Bila sesosok roh dilahirkan menjadi semut, rohnya terbagi menjadi beratus – ratus bagian. Maka bila kita lihat semut, mereka selalu kompak dan berjalan berombongan. Karena pada dasarnya mereka adalah satu kesatuan roh. Menjadi semut susah untuk direinkarnasikan menjadi tubuh manusia lagi. Karna harus menunggu semua pecahan rohnya meninggal dan bersatu.

Namun demikian pembina tersebut masih enggan melepas jasa pahalanya dan rela dititiskan menjadi ratusan semut kecil. Tetapi meskipun beliau telah dilahirkan menjadi semut, tetap beliau membina diri.
Tak lupa setiap hari kumpulan semut ini berkumpul dan membaca parita beramai – ramai sehingga mengeluarkan sekumpulan kecil cahaya yang indah.

Suatu hari Bodhidharma melewati tempat dimana sekumpulan kecil semut tersebut sedang membaca parita. Dilihatnya seberkas sinar keluar dari tubuh semut – semut tersebut. Dengan mata saktinya beliau melihat ada apa sebenarnya. Ternyata diketahui bahwa semut ini dulunya adalah seorang pembina, namun karna kukuh akan pahalanya hingga jatuh ke jalur reinkarnasi semut.

Maka Bodhidharma mendekati semut – semut tersebut dan berkata” Diri mu terlalu kukuh, tidak mau melepaskan sedikit saja jasa pahala mu untuk melunasi hutang karma. Malahan rela dititiskan menjadi mahluk paling kecil. Tahukah kau, bila menjadi semut sangat susah dilahirkan lagi jadi manusia. Begini saja, saya limpahkan sebagian jasa pahala saya agar kamu bisa dilahirkan lagi jadi manusia.”


Terikat pada apa jasa pahala tidak akan menjadikan anda seorang dewa. Melimpahkan sebagian jasa pahala anda juga tidak akan menjerumuskan anda ke jalur reinkarnasi yang lebih buruk.



Rabu, 17 Agustus 2011

RIWAYAT HIDUP BUDDHA GAUTAMA//SAKYAMONI (BAGIAN 5)






Bertapa di hutan Uruvela
Dari tepi sungai Anoma Pangeran pergi ke
kebun mangga di Anupiya. Setelah 7 hari diam di Anupi

ya, Pangeran pada suatu hari berjalan ke arah Rajagaha untuk mulai dengan meminta-minta mkana kepada penduduk. Kedatangan Pangeran di Rajagaha
ternyata mendapat perhatian dari seorang pembantu Raja Bimbisara y



ang terus mengikutinya sampai di Pandavapabbt, tempat
Pangeran Beristirahat untu
k makan dari hasil p
erj
alanan kelilingnya. Raja Bimbisara dilaporkan tentang kedatangan seorang pertapa yang paras mukanya kelihatan agung dan sekarang sedang beristirahat di Pandavapabbata.Dan Raja Bimbisara menemui pertapa Siddhattha(Pangeran).Raja Bimbisara menanyakan kepada Pendeta Siddhatta,Apakah ada berselisihpaham dengan Ayahmu
?dan tinggal sama dengan aku.Pendeta siddhatta menjawab,"bukan,Aku sangat mencintai orangtuaku,istriku,anakku,anda sendiri dan kepada semua orang.Aku hendak mencari obat untuk menghentikan usia,tua,sakit,dan mati.Karena itu aku menjadi pertapa".Raja bimbisara mengatakan"Kalau
tawaranku tidak terima, yah apa boleh buat.Tetapi Anda harus mengunjungi Rajagaha apabila
menemukan obat tersebut".Pangeran menjawab ." baiklah,Baginda.Aku berjanji". Dari Rajagaha pertapa Siddhattha meneruskan perjalanannya dan tiba dekat tempat pertapaan Alara-Kalama. Ditempat ini Pertapa Siddhattha/pertapa Gotama.Dan berguru dengan Alara-Kalama.Ditempat ini Pertapa Gotam
a diajarkan cara bermeditasi,dan pengertian tentang hukum Kamma dan TUmimbal lahir.Tapi Pertapa Gotama.pengetahuan tentang sebab musabab dari kelahiran dan bagaimana mengakhiri usia,tua, sakit, dan mati.Belum terjawab.Maka Pertapa Gotama meneruskan perjalanannya.Dan berguru dengan Uddaka-Ramaputta yang pada zaman itu terkenal sebagai pertapa yang pandai.Dari Uddaka-Ramaputta pertapa Gotama mendapat pelajaran tentang cara bermeditasi yang paling tinggi sehingga mencapai keadaan "Bukan-Pencerahan Pun Bukan Bukan-Pencerahan". Karena dalam waktu singkat telah memahami semua pelajaran dari Udakka-Ramaputta, maka gurunya minta agar terus berdiam ditempat tersebut unutk bersama-sama membina murid-muridnya yang banyak sekali.Tetapi Pertapa blom puas,sebab belum menemukan jawaban tentang mengakhiri usia,tua,sakit,dan mati.Selanjutnya Pertapa pergi ke Senanigama di Uruvela dan ditempat inilah pertapa Gotama bersama-sama dengan 5 orang pertapa lainnya(Bhaddiya,Vappa,Mahanama,Assaji dan Kondanna).Berlatih dalam berbagai cara penyiksaan diri,misalnya:menjemur diri diterik matahari pada sing hari,dan pada waktu tengah malam berendam disungai untuk waktu yang lama, dan juga merapatkan giginya dan menekan kuat-kuat langit-langit mulutnya sehingga keringat mengucur keluar dari ketiak-ketiaknya.Setelah berusaha beberapa lama dan melihat bahwa usaha ini tidak membawanya ke Penerangan Agung ia berhenti dan mencoba yang lain.Sampai-sampai menahan napas.sehingga mengeluarkan suara mendesis mengerikan keluar melalui lubang telinga.Kemudian timbul sakit yang hebat di kepala dan di perut disusul dengan panas yang menjalar ke seluruh tubuh.Dengan sakit yang begitu,agar batinnya jangan melekat, selalu waspada, tenang dan teguh serta ulet dalam usahanya.Tapi tidak berhasil juga,mencoba dengan cara yang lainnya.Selanjutnya ia berpuasa dan tidak makan apa-apa sampai berhari-hari/mengurangi makannya sedikit demi sedikit sampai makan hanya beberapa butir nasi satu hari.Sehingga menyebabkan kesehatan memburuk dan badannya kurus sekali.Warna kulitnya juga berubah menjadi hitam dan rambutnya banyak yang rontok.Kalau berdiri tidak bisa diam karena kakinya gemetaran.Seperti cara-cara yang terdahulu ia kemudian melihat,cara ini tidak membawa Penerangan Agung.Secara tiba-tiba timbul dalam batinnya 3 buah perumpamaan yang sebelumnya tak pernah berpikir.(BERSAMBUNG....)