Minggu, 31 Juli 2011

RIWAYAT HIDUP BUDDHA GAUTAMA//SAKYAMONI (BAGIAN 2


Lahirnya Pangeran siddharttha(Buddha Gautama) =
Setelah Buddha gautama lahir, adik Raja Suddhodana yang bernama Sukkodana mempunyai seorang putra yaitu Ananda dan Amitodhana mempunyai dua orang putra, yaitu Mahanama dan Anuruddha dan seorang putri Rohini. Sedangkan adik perempuannya yang bernama Rohini. Sedangkan adik perempuannya yang bernama Amita mempunyai seorang putra, yaitu Devadatta dan seorang putri bernama Yasodhara, yang kelak menjadi istri dari Pangeran SIddhattha(Buddha Gautama).
Sebelum kelahiran Pangeran Siddharttha,Raja Suddhodana dan Ratu Maya sudah lama menikah, Belum memperoleh anak yang sangat mereka dambakan,hingga pada suatu waktu Ratu Maya mencapai umur kurang lebih 45 tahun.Pada saat itu Ratu Maya ikut serta dalam perayaan Asalha yang berlangsung 7 hari lamanya.Setalah perayaan selesai Ratu Maya Mandi dengan air wangi, mengucapkan janji uposatha dan kemudian masuk ke kamar tidur .Sewaktu tidur Ratu Maya memperoleh mimpi yang aneh sekali. Ratu bermimpi bahwa 4 orang Dewa Agung telah mengangkatnya dan membawanya ke Himalaya(Gunung Himalaya) dan meletakkannya dibawah pohon Sala di (lereng) Manosilatala.Kemudian Dewi-Dewi tersebut memandikannya didanau Anotatta,memggosokkan dengan minyak wangi dan kemudian memakaikannya pakaian-pakaian yang biasa di pakai para dewata.Selanjutnya, Ratu dipimpin masuk ke sebuah istana emas dan direbahkan disebuah dipan yang bagus sekali. Ditempat itulah seekor gajah putih dengan memegang sekuntum bunga teratai dibelalainya memasuki kamar, mengelilingi dipan sebanyak 3 kali untuk kemudian memasuki perut Ratu Maya ari sebelah kanan.Ratu memberitahukan mimpi nya kepada Raja,lalu Raja memanggil para Brahmana untuk menanyakan arti mimpi tersebut.
Para Brahmana menerangkan bahwa Ratu akan mengandung seorang bayi laki-laki yang kelak akan menjadi seorang Cakkavatti (Raja dari semua Raja) atau seorang Buddha.Memang sejak hari itu, Ratu mengandung dan Ratu Maya dapat melihat denga jelas bayi dalam kandungan nya yang duduk dalam sikap meditasi dengan muka menghadap ke depan.Sepuluh bulan kemudian, di bulan Waisak Ratu mohon perkenan dari Raja untuk dapat bersalin di rumah ibunya di Devadaha.Dalam perjalanan ke Devadaha tibalah rombongan Ratu di taman Lumbini (sekarang Rumminde di Pejwar,Nepal) yang indah sekali. Di kebun itulah, Mereka beristirahat.Sedangkan Ratu dengan gembira berjalan-jalan ditaman dan berhenti dipohon Sala.pada waktu itulah Ratu merasa perutnya agak kurang enak. Dengaa cepatdayang-dayang membuat tirai sekeliling Ratu. Ratu berpegangan pada dahan pohon Sala dan dalam sikap berdiri itulah Ratu melahirkan seorang bayi laki-laki. ketika itu tepat purnama sidi di bulan Waisak tahun 623S.M. Setelah itu.Empat Maha Brahma memandikan bayi sang bayi dengan air dingin dan panas yang turun dari langit,sehingga sang bayi itu menjadi segar. Sang bayi sudah bersih dan tiada darah.Sang bayi itu,kemudian berdiri tegak dan berjalan 7 langkah diatas 7 kuntum bunga teratai ke arah Utara.Setelah berjalan 7 langkah, bayi itu mengucapkan kata-kata sebagai berikut:
''Aggo'ham asmi lokassa,jettho'ham asmi lokassa, setttho' ham asmi lokassa,ayam antima jati.natthi dani punabbhavo." Artinya= Akulah Pemimpin dalam dunia ini, akulah Tertua dalam dunia ini, akulah Teragung dalam dunia ini.inilah kelahiranku yang terakhir. tak akan ada tumimbal lahir lagi."
Dan pada hari yang sama lahir pula=
Putri Yasodhara(ibu dari Rahula),Ananda(pembantu tetap sang Buddha), Kanthaka(kuda),Channa(kusir),Kaludayi(mengundang Sang Buddha Kembali berkunjung ke Kapilavatthu,seekor gajah istana,Pohon Bodhi(pohon Sang Buddha mendapatkan penerangan Agung,
Setelah 7 hari Sidhattha dilahirkan,Ratu Maya meninggal dunia terlahir kembali di surga Tusita.Raja Suddhohana menyerahkan perawatan sang bayi kepada Putri Pajapati(adik Ratu Maya) yang juga dinikahinya.Dari pernikahan ini ini kemudian lahir seorang Putra Nanda dan seorang putri,yaitu Rupananda.
selanjutnya, pertapa Asita mengatakan ,bahwa Pangeran kecil itu kelak tidak boleh melihat peristiwa, yaitu :
1.Orang tua
2.Orang sakit\
3.Orang mati
4.Orang suci
Kalau Pangeran itu melihat 4 peristiwa tersebut.maka beliau segera akan meninggalkan istana dan bertapa untuk menjadi BUDDHA. (BERSAMBUNG,,,,,,,)

Sabtu, 30 Juli 2011

Tahukah Anda

Tahukah Anda ?
Dulu orang Amerika sangat takut terhadap tomat, dan menganggapnya beracun serta   tidak bisa dimakan karna tomat masih sekeluarga dengan kecubung.

Namun tentu saja hal itu tidak berlangsung lama. Keadaan berubah setelah dokter asli asal Virginia bernama Dr. Siccary ditahun 1733 berani menantang maut dengan memakan beberapa buah tomat didepan orang banyak. Masyarakat Amerika kemudian percaya bahwa tomat tidak beracun dan bahkan memiliki rasa yang nikmat. Di masa sekarang, Amerika menjadi produsen dan konsumen tomat terbesar didunia.

Tahukah Anda?
Jika anda mengenal seorang wanita yang sedang hamil yang telah mempunyai 8 anak, tiga diantaranya tuli, dua buta, satu mengalami gangguan mental dan ibu itu sendiri menderita sipilis, apakah anda akan menyarankannya untuk menggugurkan kandungannya?

Bila anda menjawab benar, maka anda baru saja membunuh seorang komponis terkenal dunia, karna anak yang dikandung ibu tersebut adalah Ludwig Van Beethoven.

Tahukah Anda?
Karna pengejaan yang salah Cinderella memakai sepatu yang salah selamanya. Pada tahun 1967 seorang Perancis bernama Charles Perrault menyalin kisah Cinderella kedalam bahasanya sendiri, Perancis. Dalam kisah Cinderella sebelumnya, sepatu Cinderlella terbuat dari bulu tupai berwarna putih dan abu - abu. Bahasa Perancis untuk kata bulu adalah "vair", Charles salah menyalin bahwa sepatu Cinderella terbuat dari "verre" yang bunyinya sama dengan "vair" namun berbeda arti, yaitu "kaca".

Sejak saat itulah anak - anak membayangkan sepatu Cinderella terbuat dari kaca yang berkilauan.

RIWAYAT HIDUP BUDDHA GAUTAMA (BAGIAN 1)


Pendahuluan
Pada zaman dahulu ,daerah majjhima desa (daerah Tengah dari Jambudipa sekarang India) di huni oleh suku bangsa Ariyaka yang datang dari Utara pegunungan Himalaya. DI daerah lereng pegunugan Himalaya. Inilah terletak sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Sakka ( pada waktu itu di daerah tersebut banyak sekali terdapat hutan pohon Saka).
Sejarah kerajaan tersebut menurut buku-buku kuno tersebut adalh sebagai berikut =
Seorang Raja bernama Raja Okkaka yang memerintah daerah tersebut mempunyai 4 orang putra ( Okkamukha,karanda,Hatthinika dan Sinipura) dan lima orang putri.
Keempat putra Raja tersebut tidak lama kemudian mohon diri dari Ayahandanya dan bersama dengan saudari-saudarinya berangkat menuju sebuah hutan dengan rombongan akhli-akhli dalam berbagai bidang untuk membangun stu negara baru.
Ditempat itulah mereka menikah di antara mereka bersaudara,terkecuali Putri yang tertua yang menikah dengan raja dari Devadaha. Empat pasangan yang belakangan merupakan leluhur dari dinasti Koliya.
pada suatu waktu Raja yang memerintah di Kota Kapilavatthu adalah Raja Jayasena yang mempunyai seorang putra bernama Sihahanu dan seorang putri bernama Yasodhara.Dan Sihahanu diangkat jadi Raja oleh Ayahnya.
Setelah Raja Sihahanu mangkat, Pangeran Suddhodana menduduki tahta kerajaan Sakya dan kemudian menikah dengan Putri Maya.
Pernikahan Raja Suddhohana dan Ratu Maya inilah yang diberkahi dengan kelahiran seorang putra tunggal yang dikemudian hari menjadi terkenal dengan nama BUDDHA GAUTAMA. (BERSAMBUNG,,,,,, )

Kamis, 28 Juli 2011

Kisah Sebutir Beras

China yang sekarang muncul sebagai negara super power dahulunya pernah sangat miskin. Dengan jumlah penduduk yang berjumlah 1 milyar kala itu bukan barang mudah bagi pemerintah China untuk mensejahterakan rakyatnya. Hutang luar negeri dari negara tetangga terdekat pun menjadi gantungan yaitu dari negara Uni Sovyet. Alkisah suatu hari terjadi perselisihan paham antara Mao Zedong pemimpin China era itu dengan pemimpin Sovyet. Perselisihan begitu panas sampai keluar statement dari pemimpin Sovyet, “Sampai rakyat China harus berbagi 1 celana dalam untuk 2 orang pun, China tetap tidak akan mampu membayar hutangnya.”

Ucapan yang sangat menyinggung perasaan rakyat China itupun disampaikan Mao kepada rakyatnya dengan cara menyiarkannya lewat siaran radio, penghinaan dari pemimpin Sovyet itu, secara terus menerus dari pagi hingga malam ke seluruh negeri sambil mengajak segenap rakyat China untuk bangkit dan melawan penghinaan tersebut dengan cara berkorban.

Ajakan Mao kepada rakyatnya adalah menyisihkan 1 butir beras, ya, hanya 1 butir beras untuk setiap anggota keluarga, setiap kali mereka akan memasak. Jika 1 rumah tangga terdiri dari 3 orang maka cukup sisihkan 3 butir beras. Beras yang disisihkan dari 1 Milyar penduduk China tersebut, tidak dikorupsi tentunya akan menghasilkan 1 milyar butir beras setiap hari. Hasilnya dikumpulkan ke pemerintah untuk dijual. Uangnya digunakan untuk membayar hutang kepada negara pemberi hutang, yang telah menghina mereka. Akhirnya China berhasil melunasi hutang mereka ke Sovyet dalam waktu yang sangat cepat.

Keterhinaan yang mendalam telah membangkitkan rasa nasionalisme China untuk bangkit melawan hinaan tersebut dengan tindakan nyata, bukan hanya tindakan seremonial, pidato atau upacara di stadion besar. Dan lagi, hargai setiap butir beras yang anda miliki.

Terlahir Kaya

Alkisah istri seorang pedagang baru saja melahirkan seorang putra. tentu saja sepasang suami istri tersebut sangatlah senang. Pedagang kemudian memanggil seorang peramal untuk meramalkan nasib putranya tersebut. Peramal tersebut kemudian berkata bahwa anak tersebut terlahir membawa rejeki yang banyak. Dia akan menjadi pedagang yang sukses seperti ayahnya. Hartanya tidak akan habis tujuh turunan. Mendengar hal ini tentulah sepasang suami istri ini senang sekali. Mereka merasa tak perlu mengkhawatirkan lagi nasib putra tercintanya.

Seiring pertumbuhan anak tersebut, dia sangat dimanja. Karna terlalu dimanjanya, anak ini tak pernah diijinkan bekerja. bahkan untuk hal - hal yang remeh pun disediakan pembantu untuk mengerjakan. Orang tuanya berfikir, anaknya terlahir untuk sukses dan bahagia sehingga tidak perlu disusahkan hidupnya

Tak lama ayah anak tersebut meninggal. Anak tersebut karna tidak biasa bekerja hanya duduk dirumah menanti datangnya rejeki seperti yang dijanjikan peramal dihari kelahirannya. Karna usaha ayahnya tak ada yang mengurus, maka bangrutlah usahanya. Anak tersebut akhirnya jatuh miskin. Tapi dia masi menanti kedatangan nasib baik yang dijanjikan peramal. Sampai anak itu akhirnya berakhir menjadi pengemis dan akhirnya meninggal.

Setelah meninggal, anak ini protes, mengapa dia yang diramalkan memiliki nasib baik malah berakhir naas? protes tersebut kemudian disampaikan ke Dewa Rejeki. Dewa rejeki kemudian mengatakan " anak muda, saya bukan tidak memberimu rejeki. Awalnya rejeki mu saya taruh di timbangan dagang ayah mu, tapi kau tidak mau mengurus usaha ayah mu, Lalu saya pindahkan emas mu ke halaman belakang rumah mu, berharap kau mau mencangkul tanah milik ayah mu dan menemukan emas tersebut. tapi kau hanya duduk dirumah saja tak bergerak. akhirnya saya putus asa, dan memasukkannya ke tempayan ibu mu. Bahkan kau pun tak pernah mengurus rumah, bagaimana kau mau menemukan harta mu??".

Rejeki milik kita memang sepatutnya tetap menjadi milik kita. Namun tanpa usaha anda tidak akan pernah menemukannya.

Selasa, 26 Juli 2011

Apakah Tuhan Menciptakan Kejahatan?

Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada? Apakah kejahatan itu ada?
Apakah Tuhan menciptakan kejahatan? Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa-mahasiswa nya dengan pertanyaan ini, "Apakah Tuhan menciptakan segala yang ada?".

Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, "Betul, Dia yang menciptakan semuanya". "Tuhan menciptakan semuanya?" Tanya professor sekali lagi. "Ya, Pak, semuanya" kata mahasiswa tersebut.

Profesor itu menjawab, "Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan."


Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut. Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.

Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, "Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?"

"Tentu saja," jawab si Profesor

Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, "Profesor, apakah dingin itu ada?"

"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah sakit flu?" Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.

Mahasiswa itu menjawab, "Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -460F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas.

Mahasiswa itu melanjutkan, "Profesor, apakah gelap itu ada?"

Profesor itu menjawab, "Tentu saja itu ada."

Mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak ada. Selap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya."

Akhirnya mahasiswa itu bertanya, "Profesor, apakah kejahatan itu ada?"

Dengan bimbang professor itu menjawab, "Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan."

Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, "Sekali lagi Anda salah, Pak. Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau gelap, kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan. Tuhan tidak menciptakan kejahatan. Kejahatan adalah hasil dari tidak adanya kasih Tuhan dihati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya."

Profesor itu terdiam.

Nama mahasiswa itu adalah Albert Einstein.

Sepatu Si Bapak Tua

Seorang bapak tua pada suatu hari hendak bepergian naik bus kota. Saat menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. Sayang, pintu tertutup dan bus segera berlari cepat. Bus ini hanya akan berhenti di halte berikutnya yang jaraknya cukup jauh sehingga ia tak dapat memungut sepatu yang terlepas tadi. Melihat kenyataan itu, si bapak tua itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya ke luar jendela.

Seorang pemuda yang duduk dalam bus tercengang, dan bertanya pada si bapak tua, "Mengapa bapak melemparkan sepatu bapak yang sebelah juga?"

Bapak tua itu menjawab dengan tenang, "Supaya siapa pun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya."

Bapak tua dalam cerita di atas adalah contoh orang yang bebas dan merdeka. Ia telah berhasil melepaskan keterikatannya pada benda. Ia berbeda dengan kebanyakan orang yang mempertahankan sesuatu semata-mata karena ingin memilikinya, atau karena tidak ingin orang lain memilikinya.

Sikap mempertahankan sesuatu -- termasuk mempertahankan apa yang sudah tak bermanfaat lagi -- adalah akar dari ketamakan. Penyebab tamak adalah kecintaan yang berlebihan pada harta benda. Kecintaan ini melahirkan keterikatan. Kalau Anda sudah terikat dengan sesuatu, Anda akan mengidentifikasikan diri Anda dengan sesuatu itu. Anda bahkan dapat menyamakan kebahagiaan Anda dengan memiliki benda tersebut. Kalau demikian, Anda pasti sulit memberikan apapun yang Anda miliki karena hal itu bisa berarti kehilangan sebagian kebahagiaan Anda.


sumber : klinik rohani

Legenda Bunga Mawar

Dahulu pohon mawar hanya terdiri dari daun hijau yang lebat dan tidak berbunga. Lalu kenapa sekarang bisa berbunga dengan cantik? Ada sebuah cerita yang sangat mengharukan.

Dahulu kala, di perkampungan bunga mawar, ada sebuah gunung. Di atas gunung ada sebuah sumber air, mereka menamakannya “sumber air emas”, dan puncak gunung ini diberi nama “Gunung Air” .

Di kaki Gunung Air ini ada sebuah desa. Di desa ini hiduplah seorang pemuda dan pemudi yang hidup serba susah. Si pemuda bernama Liu Lang yang sudah yatim piatu. Saat kedua orang tuanya meninggal, mewariskan sebuah kampak. Sumber hidupnya mencari kayu di hutan.

Si pemudi bernama Chui Yin. Ketika orang tuanya meninggal mewarisinya sebuah cangkul dan sebuah bakul, mata pencahariannya adalah mencari obat-obat rumput di hutan.

Mereka berdua setiap sore pulang dari hutan. Si pemuda memikul kayu dan yang pemudi memikul obat-obat rumput. Mereka berdua selalu saling menjaga, saling memperhatikan dan saling mencintai. Tidak berapa lama kemudian mereka menjadi sepasang suami istri.

Pada suatu hari Liu Lang sedang mencari kayu dibagian barat gunung sedangkan Chui Yin mencari obat-obat rumput di sebelah timur.

Setelah memotong kayu Liu Lang merasa kelelahan dan tertidur diatas kayunya. Ia bermimpi. Dalam mimpinya tercium aroma bunga yang sangat harum. Dia lalu bangkit dan mengikuti aroma bunga itu. Setelah berjalan beberapa saat di melihat sebuah pintu berbentuk bulan sabit.

Dia berpikir, sejak kecil saya telah mengeliling seluruh Gunung Air ini, tetapi tidak pernah melihat ada sebuah taman. Terdorong rasa penasaran dia mendorong pintu. Setelah pintu terbuka dia sangat terkejut, dibalik pintu itu adalah sebuah taman yang besar.

Di dalam taman ini ditumbuhi berbagai jenis bunga yang sangat indah, hembusan angin disini penuh dengan aroma bunga yang wangi semerbak. Dia tidak tahu bahwa taman bunga ini adalah milik Dewi Ibunda Ratu di langit.

Setiap tahun di bulan Mei ketika seluruh bunga bermekaran, Dewi Ibunda Ratu selalu membawa peri-peri turun dari langit datang ketempat ini bertamasya sambil menikmati panorama ditaman bunga ini.

Liu Lang sepanjang jalan menikmati pemandangan ini sambil memuji, tidak terasa dia telah berada ditengah taman bunga, dia melihat ada sebuah pot bunga besar yang terbuat dari Kristal.

Di dalam pot kristal ini tumbuh sejenis bunga. Kelopak bunga ini sangat cantik berwarna merah menyala sangat menarik. Bunga ini sangat mirip dengan Chui Yin ketika dia tersenyum, sayang bunga yang sangat cantik ini hanya tumbuh 1 kuntum saja,.

Liu Lang memperhatikan bunga ini dengan cermat.
"Oh…. Bukankah ini bunga mawar? Seluruh Gunung Air penuh dengan pohon mawar, tetapi tidak pernah berbunga, kenapa pohon mawar disini dapat berbunga? Berbunga dengan sangat cantik. Oh ya saya akan memetik bunga ini membawa pulang menghadiahkannya kepada adik Chui Yin, dia pasti akan sangat senang," ujarnya lirih.

Liu Lang memetik bunga mawar ini, ketika membalikkan badan akan meninggalkan tempat itu, dia melihat ada 2 orang prajurit dari langit yang memakai baju besi. Salah seorang yang memegang tombak menghardiknya.

”Hai… Sungguh berani manusia dari bumi, berani memetik bunga dari surga!”
Setelah berkata demikian menangkap Liu Lang membawanya pergi.

Sedangkan ditempat yang lain, Chui Yin ketika hendak pulang tidak bertemu dengan Liu Lang. Dia lalu segera naik kepuncak gunung mencarinya, ketika sampai di puncak dia mendengar suara Liu Lang.

”Adik Chui Lin, saya berada disini,” terdengar teriakan Liu Liang.

Ketika Chui Yin mengangkat kepalanya melihat, terlihat kedua tangan Liu Lang terikat dibelakang, disampingnya ada dua orang prajurit sedang berdiri ditepi jurang. Melihat keadaan ini Chui Yin dengan terisak lari menuju ketempat Liu Lang. Kedua prajurit dari langit segera menghardik.

”Dia melakukan kesalahan besar, berani memasuki taman bunga Dewi Ibunda Langit, dan memetik bunga mawar dari surga yang hanya sekuntum saja. Sekarang kami akan membawa pergi, dia akan menerima hukumannya yaitu kerja paksa seumur hidupnya,” kata prajurit itu.

Mendengar perkataan kedua prajurit dari lari, Chui Yin menjadi panik, sambil menangis dia memohon :”Saya mohon jangan bawa dia pergi, kembalikan abang Liu Lang saya.” Dengan senyum mengejek kedua prajurit ini berkata :”Ha…ha…ha.. kembalikan abang Liu Langmu, boleh saja, jika seluruh Gunung Air ini bisa dipenuhi bunga mawar yang bermekaran?” setelah berkata demikian, prajurit yang memegang tombak mengangkat tombaknya menunjuk ke jurang terlihat sebuah kilat menyambar Chui Yin melihat hal itu jatuh pingsan.

Entah sudah berapa lama dia tidak sadar. Ketika tersadar dia memandang keatas gunung, Liu Lang sudah tidak berada disana. Teringat hal itu dia menangis lagi.

Chui Yin adalah seorang yang sangat pengasih dan pemberani. Berharap untuk membuat Liu Lang bisa pulang dan membuat pohon mawar di seluruh gunung ini bisa berbunga, setiap malam ketika bintang bersinar dengan gemerlap dia akan naik kegunung mengambil seember demi seember air, di sumber air emas dan menyirami seluruh pohon mawar yang ada digunung itu,.

Sampai tengah malam dengan kecapekan dia pulang ke rumahnya. Di perjalanan batu-batu tajam membuat kedua telapak kakinya terluka berdarah, duri-duri pohon mawar melukai seluruh badannya. Keringat bercucuran dan kaki berdarah, keringat bercampur darah menetesi setiap jalan di gunung ini.

Setelah 10 kali musim semi berlalu, hari ini ketika Chui Yin hendak naik ke gunung, ketika membuka pintu rumahnya hendak keluar, Wah! Terlihat seluruh gunung penuh dengan bunga merah segar yang bermekaran, seperti barisan semut, seperti nyala api. Bunga mawar seluruhnya bermekaran! Dengan gembira Chui Yin memetik sekuntum bunga mawar sambil lari ke atas gunung . Dia berteriak dengan gembira.

”Abang Liu Lang.. abang Liu Lang seluruh bunga mawar sudah bermekaran,” teriaknya.

Dia lari ke puncak gunung dan berteriak ke jurang, pada saat itu sebuah suara petir berbunyi dengan keras. Seberkas cahaya yang sangat menyilaukan mata dan terlihat sebuah bayangan orang, ketika Chui Yin membuka matanya melihat dengan jelas. Dia melihat Liu Lang yang dirindukannya siang dan malam berdiri didepannya.

Dia jatuh ke pelukan Liu Lang dengan bahagia. Liu Lang meraba seluruh badan Chui Yin yang penuh luka, hatinya sangat sakit, air mata menetes tidak berhenti bagaikan kalung mutiara yang putus talinya. Menetes jatuh ke wajah Chui Yin dan bunga mawar yang bermekaran.

Setelah itu setiap musim semi, di gunung ini bunga mawar akan bermekaran sangat indah. Untuk memperingati sepasang suami istri yang berjasa membuat bunga mawar ini bermekaran, akhirnya penduduk setempat menamakan gunung sebagai Gunung Chui Yin, dan menamakan Sumber air Emas ini sebagai Sumber Air Liu Lang, dan mendirikan sebuah menara untuk memperingati mereka berdua.

Setelah Liu Lang dan Chui Yin meninggal mereka menjelma menjadi dewa dan dewi. Di atas langit sebagai dewa yang mengurus bunga, mengurus seluruh bunga yang tumbuh di muka bumi ini. Setiap tahun ketika bunga mawar bermekaran digunung ini mereka akan turun ke bumi menikmatinya. Di malam yang sunyi mereka berdua akan berdiri diatas menara menikmati pemadangan bunga yang indah ini. 


sumber : erabaru.net

Senin, 25 Juli 2011

Perbedaan Surga Dan Neraka

Terdapat seorang dermawan yang seumur hidupnya selalu berbuat amal, pada saat dia akan meninggal Tuhan mengutus seorang malaikat yang khusus untuk menjemput dia. Malaikat berkata kepadanya :”Dermawan, karena engkau seumur hidup selalu berbuat amal, engkau akan mendapat berkah yang amat besar, pada saat ini sebelum anda meninggal saya dapat mengabulkan sebuah permintaan yang paling engkau ingin lakukan.”

Dermawan menjawab :”Malaikat yang suci, terima kasih atas welas asihmu. Dalam seumur hidup saya penyesalan saya yang paling besar adalah, seumur hidup saya percaya kepada Tuhan, tetapi saya tidak pernah melihat bagaimana keadaan di surga dan di neraka? Sebelum saya meninggal, dapatkah engkau membawa saya melihat kedua tempat ini ?”

Malaikat menjawab :”Tidak ada masalah, karena nanti engkau akan naik kesurga, maka saya akan membawa anda keneraka terlebih dahulu untuk melihat-lihat.” Si dermawan mengikuti malaikat datang ke neraka, didepan mereka terdapat sebuah meja makan yang sangat besar, diatas meja terhidang berbagai makanan yang sangat lezat. “kehidupan dineraka kelihatan sangat baik ! tidak penuh dengan kesengsaraan seperti yang saya bayangkan !” si dermawan dengan sangsi bertanya kepada malaikat “jangan tergesa-gesa, engkau perhatikan sebentar lagi.” Dalam sekejab saat makan siang sudah tiba, terlihat sekelompok hantu yang kurus kering bagaikan tengkorak duduk dimeja makan. Disetiap tangan mereka tergenggam sepasang sumpit yang panjangnya 1 meter lebih. Terlihat setiap orang berusaha dengan segala cara menyumpit lauk pauk yang dimeja tetapi mereka tidak dapat memasukan kedalam mulut mereka karena sumpit terlalu panjang, sehingga mereka kelaparan tidak dapat makan. “Sungguh kasihan, kenapa begitu kejam? menggoda mereka dengan makanan yang lezat, tetapi mereka tidak dapat memakannya.”

“Engkau melihat mereka sungguh sengsara, sekarang saya akan membawa engkau ke surga untuk melihat-lihat.” Sesudah sampai di surga, terlihat pemandangan yang sama yaitu terdapat sebuah meja makan yang besar dan diatas meja makan terhidang makanan yang lezat-lezat, terlihat setiap orang juga menggenggam sepasang sumpit yang panjangnya lebih dari 1 meter, yang terlihat berbeda adalah sekelompok orang yang duduk dimeja makan tersebut adalah sekelompok orang yang gemuk-gemuk  berwajah gembira dan ceria. Mereka menyumpit lauk pauk dengan sumpit panjang, yang berbeda adalah  mereka tidak memasukan kedalam mulut masing-masing, mereka saling  menyumpit makanan memasukan kedalam mulut orang yang duduk diseberang mereka sehingga setiap orang dapat makan dengan kenyang dan gembira.

Perbedaan antara surga dan neraka adalah bagaimana sifat kita terhadap sesama manusia.

Zhang Guo Lao

     Zhang Guo Lao (Hanzi: 張果老) berarti "si tua Zhang Guo" adalah salah satu dari Delapan Dewa. Ia adalah seorang pendeta Tao yang hidup di zaman Dinasti Tang. Saat masa pemerintahan Ratu Wu (608-705), ia mengaku telah hidup beberapa ratus tahun. Ratu Wu pernah mengundangnya untuk turun gunung, tetapi ia berpura-pura mati. Ia juga pernah memerintah sebagai Menteri bagi Kaisar Yao di kehidupan sebelumnya. Suatu ketika, kaisar Xuanzong menjadikannya pejabat dengan gelar Menteri Guanglu Biru Keperakan (銀青光祿大夫).

     Zhang Guo Lao hidup sebagai seorang tabib dan ahli nujum di gunung Tiáo(條山) in di propinsi Heng (恒州 Héngzhōu). Ia senang membuat minuman dari tanaman dan tumbuhan obat. Anggota Delapan Dewa senang minuman buatannya yang dipercaya mengandung obat penyembuh. Selain penjelmaan dari kelelawar putih, ia menunggangi keledai ajaib yang dapat berjalan ribuan mil per hari secara terbalik (menghadap ke belakang). Keledai tersebut dapat dilipat seperti kertas dan disimpan di dalam sakunya. Untuk mengembalikannya, cukup diperciki air segenggam penuh. Biasanya ia membawa bulu burung phoenix atau buah tho(buah panjang umur). Simbol dari Zhang Guo Lao adalah tambur ikan, sebuah instrumen yang mampu menghasilkan suara bising. Salah satu yang paling eksentrik dari Delapan Dewa, ada jurus kungfu yang dibuat untuk menghormatinya, seperti tendangan saat salto ke belakang, dan kayang hingga bahu menyentuh tanah.

     Pada tahun ke-23 masa periode Gai Yüan, pemerintahan kaisar Xuanzong (735) ia dipanggil ke Luoyang, dan dijadikan Pemimpin Akademi Pemerintah dengan gelar "Guru Besar". Pada masa itu ada seorang pendeta Tao bernama Yue Fa Shan yang disukai kaisar karena keahliannya memanggil arwah. Sang kaisar menanyakan siapa itu Zhang Guo Lao. Jawabnya,"Jika saya memberitahu Anda, maka saya akan mati, kecuali Anda berjanji datang ke Zhang Guo Lao secara pribadi dan memohon untuk memaafkannya, maka saya dapat hidup kembali." Setelah Xuanzong bersedia, maka Yue Fa Shan menjawab bahwa Zhang adalah "penjelmaan kelelawar putih yang sudah ada sejak awal kehidupan." Pendeta tersebut langsung mati di tempat. Setelah Xuanzong meminta maaf, Zhang memerciki wajah sang pendeta dengan air, sehingga ia hidup kembali. Tak lama kemudian, Zhang jatuh sakit dan meninggal sekitar tahun 742-746 di gunung Tiáo. Ketika muridnya membuka kembali kuburnya, mereka mendapati kubur tersebut kosong.

Zhong Li Quan

     Zhong Li Quan (Hanzi:鐘離權) adalah dewa tertua kedua dalam Delapan Dewa, selain juga pemimpin mereka. Ia juga dikenal sebagai Han Zhong Li (Hanzi:漢鐘離) atau Zhong Li dari Han karena dilahirkan pada zaman Dinasti Han. Ia memiliki kipas dari daun palem yang dapat membangkitkan orang mati. Ia memiliki nama famili yang unik dan sangat jarang yaitu Zhong Li.

     Berasal dari Yantai, konon Zhong Li Quan adalah panglima perang dinasti Han yang memilih hidup bertapa di usia lanjutnya. Saat ia lahir, suatu cahaya yang sangat menyilaukan menerangi kamarnya. Sejak itu, ia tidak berhenti menangis sampai tujuh hari setelah kelahirannya. Sumber lainnya mengatakan ia seorang wakil panglima yang lari ke daerah pegunungan saat kalah dalam perang melawan bangsa Tibet. Di sana ia ditahbiskan oleh lima dewa
Taoisme untuk menjadi calon dewa. Beberapa ratus tahun kemudian, dialah yang mengajari Li Dong Pin untuk menjadi dewa.

     Dalam kisah lainnya dia diceritakan bertemu dengan seorang pendeta Tao di hutan yang setelah diminta, memberikan resep untuk menjadi dewa. Tidak lama setelah meninggalkannya, Zhong Li Quan hendak melihat gubuk pendeta itu untuk terakhir kalinya dan terkejut saat mendapati gubuk tersebut telah lenyap. Ada pula legenda yang mengatakan bahwa ia membagikan uang logam perak pada fakir miskin saat bencana kelaparan tiba. Satu hari, dinding gubuknya rubuh saat ia sedang bermeditasi dan menemukan lambang dari batu pualam yang berisi resep menjadi dewa. Ia mengikuti petunjuk tersebut dan berubah menjadi dewa dalam selubung asap putih yang menjulang tinggi.
Zhong Li Quan biasa digambarkan sebagai seorang yang tinggi besar berperut buncit dan bertelanjang dada dengan kumis dan janggut yang panjang.
   

Li Tie Guai

    Li Tie Guai adalah salah satu dari Legenda Delapan Dewa. Konon Lao Tze mengajarkan ilmu - ilmu Tao kepada Li. Setelah Li mencapai keabadian sehingga rohnya bisa meninggalkan tubuhnya, beliau hendak melakukan perjalanan menuju gunung Hua Shan. Sebelum berangkat, Li berpesan pada muridnya agar membakar tubuhnya bila dalam 7 hari beliau tidak kembali. Namun setelah 6 hari muridnya mendapat kabar kalau ibunya jatuh sakit . Muridnya bingung antara menunaikan tugas sebagai murid atau kembali pada ibunya. Akhirnya muridnya memutuskan untuk kembali pada ibunya. Namun sebelum pergi, dia membakar dahulu badan Li. Pada hari ke tujuh Li pulang dan menemukan tubuhnya telah menjadi abu. Dengan terpaksa Li memasuki tubuh seorang pengemis yang baru saja meninggal. Tubuh pengemis tersebut pincang dan cacat. Li tidak ingin hidup dengan tubuh barunya. Namun Lao Tze meminta Li untuk menerima nasib dan kemudian memberinya sebuh tongkat besi untuk membantunya berjalan. Benda lain yang dibawa Li adalah labu yang berisi ramuan ajaib.

     Li kadang-kadang digambarkan dengan temperamen tinggi dan keras kepala, tapi murah hati terhadap orang miskin, orang sakit dan yang membutuhkan. Dengan menggunakan obat khusus dari labu-Nya, dia dapat mengurangi penderitaan orang lain. Ia sering digambarkan sebagai seorang pria tua jelek dengan wajah kotor, jenggot kumal, dan rambut berantakan yang diikat dengan pita emas. Dia berjalan dengan bantuan sebuah tongkat besi dan sering memikul labu miliknya di bahu atau dipegang ditangan. Dia juga sering digambarkan sebagai tokoh lucu, turun ke bumi dalam bentuk seorang pengemis dan menggunakan kemampuannya untuk memperjuangkan nasib yang membutuhkan dan tertindas.

    Badan pincang Li menunjukan kepada manusia bahwa badan kasar ini tidaklah abadi. Tidak ada hal didunia ini yang bisa dipertahankan selamanya. Bila tak ada yang bisa dipertahankan, apa pula yang harus diperebutkan?

Minggu, 24 Juli 2011

Sahabat Dan Pagar

Pernah ada anak lelaki yang berwatak buruk. Ayahnya memberi dia sekantung penuh paku, dan menyuruh memaku satu batang paku di pagar pekarangan setiap kali dia kehilangan kesabarannya atau berselisih paham dengan orang lain. Hari pertama dia memaku 37 batang di pagar. Pada minggu-minggu berikutnya dia belajar untuk menahan diri, dan jumlah paku yang dipakainya berkurang dari hari ke hari. Dia mendapatkan bahwa lebih gampang menahan diri daripada memaku di pagar.

Akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu lagi memaku sebatang paku pun dan dengan Gembira disampaikannya hal itu kepada ayahnya. Ayahnya kemudian menyuruhnya mencabut sebatang paku dari pagar setiap kali bila dia berhasil menahan diri/bersabar.

Hari-hari berlalu dan akhirnya tiba harinya dia bisa menyampaikan kepada ayahnya bahwa semua paku sudah tercabut dari pagar. Sang ayah membawa anaknya ke pagar dan berkata: "Anakku, kamu sudah baik, tetapi coba lihat betapa banyak lubang yang ada di pagar. Pagar ini tidak akan kembali seperti semula."

Kalau kamu berselisih paham atau bertengkar dengan orang lain, hal itu selalu meninggalkan luka seperti pada pagar. Kau bisa menusukkan pisau di punggung orang dan mencabutnya kembali, tetapi akan meninggalkan luka. Tak peduli berapa kali kau meminta maaf/menyesal, lukanya tinggal. Luka melalui ucapan sama perihnya seperti luka fisik.

Kawan-kawan adalah perhiasan yang langka. Mereka membuatmu tertawa dan memberimu semangat. Mereka bersedia mendengarkan jika itu kau perlukan, mereka menunjang dan membuka hatimu. Tunjukkanlah kepada teman-temanmu betapa kau menyukai mereka.


~ Alessandro Manzoni

Kesaksian Seekor Tikus

Berikut ini penuturan kisah nyata dari Bu Tonga:


Dikarenakan bencana musim dingin berat berturut-turut selama tiga tahun, banyak keluarga yang mengalami kesulitan dan kekurangan persediaan kebutuhan hidup.
Di suatu malam musim dingin, saya terusik bangun oleh bunyi "cit-cit". Begitu kunyalakan lampu, ternyata seekor tikus terkurung dalam guci besar, ia tak mampu panjat keluar. Beras dalam guci sudah hampir habis, tikus datang makan lagi, membuat saya naik pitam. Ku ambil sebuah tongkat, rasanya ingin memukulnya sampai babak belur. Eeh... ketika saya mulai mengayunkan tongkat, sambil berdiri di kedua kaki belakang, kedua kaki depannya melakukan gerakkan mohon ampun. Spontan, hatiku pun terenyuh, ku letakkan tongkat ke dalam guci, ia pun segera panjat keluar lewat tongkat dan bergegas menyembunyikan diri di tengah kegelapan malam. Sebelum pergi, ia mengulang gerakkan tadi dengan kedua kaki depan sebanyak 3 kali ke arah ku, seolah-olah menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya. Sejak saat itu, ia sering kembali ke rumah kami dan menjadi teman main anak-anakku.

Pada suatu malam, cuaca cukup menggerahkan, dengan susah payah saya mulai masuk alam mimpi, mendadak kurasakan sakit di ujung kaki. Ternyata ada bekas gigitan dan ada bercak darah. Bersamaan dengan ini, kudengar suara rintihan putriku, wajahnya juga ada bercak darah, tak jauh darinya sang tikus berpekik keras. Pikiranku menjadi kacau dan naik darah, segera kuraih sapu dan tampar ke arahnya, tetapi berhasil dielak tikus tersebut. Sejenak kemudian, suami dan putraku datang bergabung dan menyerangnya. Mendadak, ia nyelinap lewat lubang dinding keluar rumah, tapi tetap berpekik-pekik di sana, seolah-olah mengejek kami. Saya tambah emosi jadinya, kubanting daun pintu dan kejar keluar. Sekian menit kemudian, ternyata kami sudah amat jauh mengejarnya, liuk-liuk di jalan besar dan gang sempit, akhirnya berhenti di bawah pohon lapangan rumput. Kami pun pasrah. Sang tikus panjat ke atas pohon sambil pandang ke bawah. Kami letih, ia pun lelah.

Tak lama kemudian, terasa bumi bergoncang, bangunan-bangunan mengepulkan asap, ternyata gempa bumi dasyat, perumahan dan perkantoran yang dibangun dengan jerih payah, hancur-lebur dalam sekian detik, suara jeritan dan tangisan membahana di mana-mana. Peristiwa ini dalam sejarah dikenal sebagai gempa bumi Tangshan-Hebei (28-7-1976), berjarak 160 km dari Beijing-China. Karena pusat gempa berada di tengah-tengah kota, sehingga menelan banyak korban.

Menurut pencatatan, sebanyak 227.690 yang meninggal, 164.851 orang yang luka berat dan ringan. Kami sekeluarga amat terima kasih kepada sang tikus, yang dengan sengaja mengigit kami, lalu memancing kami keluar dari rumah menuju lapangan rumput luas. Mari kita menghargai dan menyayangi semua makhluk, sudah lebih dari cukup apa yang dianugerahkan oleh Sang Maha Kuasa kepada kita. Tidak perlu sampai melukai atau menjagal lalu makan daging mereka. Sesungguhnya semuanya bersaudara

sumber :  New Vegetarian Planet

Kebiasaan Sehat 5 Negara

Ketahui kebiasaan sehat masyarakat Jepang, Rusia, Yunani, Panama, dan Belanda.
Budaya dan kebiasaan masyarakat ternyata juga memengaruhi kondisi kesehatan tubuhnya. Seperti pada masyarakat Jepang, Rusia, Yunani, Panama, dan Belanda.

Dari tiap-tiap negara tersebut, terdapat kebiasaan sehat yang bisa Anda ikuti. Apa saja kebiasaan mereka? Ketahui rahasia sehat di lima negara, yang dilansir dari Oprah.com dan ditulis oleh dr. Mehmet Oz berikut.

1. Panama

Profesor asal Harvard, Norman Hollenberg, MD, PhD, melakukan penelitian bertahun-tahun untuk mempelajari suku Kuna di pulau San Blas, Panama. Mereka memiliki kebiasaan minum lima gelas coklat yang tidak diproses setiap hari.

Hasil penelitian Norman menunjukkan kalau risiko penyakit seperti kanker, diabetes, dan jantung pada suku Kuna, berkurang hingga 10 persen. Diperkirakan kandungan flavoid pada coklat menjadi zat pembunuh sel kanker karena memiliki sifat antioksidan.

Anda bisa mendapatkan keuntungan yang sama dengan mencampur dua sendok bubuk coklat alami pada secangkir air hangat. Tambahkan sedikit madu untuk mengurangi rasa pahitnya.

2. Jepang
Masyarakat Jepang dikenal dengan umurnya yang panjang. Fakta juga menunjukkan tingkat obesitas di negara ini adalah yang paling rendah.

Salah satu trik masyarakat Jepang untuk mengontrol kalori adalah dengan mempraktekkan prinsip hara hachi bu. Artinya adalah seseorang harus berhenti makan ketika mencapai 80 persen rasa kenyang. Pada titik ini sebenarnya perut akan merasa 100 persen kenyang, dan sebenarnya otak Anda bisa mengetahuinya.

Caranya adalah dengan mengunyah 20 kali sebelum Anda menelan makanan. Mengunyah secara perlahan akan membuat Anda makin mudah mengetahui saat kenyang 80 persen.

3. Rusia
Akar emas atau akar tumbuhan Arktik (rhodiola rosea) adalah tanamam yang tumbuh pada area dengan suhu dingin yang ekstrim di wilayah Kutub Utara. Oleh masyarakat Rusia, tanaman ini diolah menjadi ramuan tradisional karena memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.

Tanaman ini dikenal sangat adaptogen, yang berarti membantu tubuh beradaptasi terhadap stres. Studi ilmiah menunjukkan bahwa akar emas memang bisa meningkatkan daya tahan tubuh dan menstabilkan suasana hati sekaligus mengurangi stres dan kelelahan.

4. Belanda
Masyarakat belanda menjadikan sepeda sebagai transportasi wajib mereka setiap hari. Bahkan negeri kincir angin ini disebut-sebut sebagai surganya para pesepeda. Penelitian juga menunjukkan seseorang yang suka bersepeda cenderung hidup lebih lama 14 bulan.

Jika memang kantor tidak terlalu jauh, jadikan saja sepeda sebagai alat transportasi Anda. Menjadikannya aktivitas olahraga pada akhir pekan juga sangat menyenangkan.

5. Yunani

Penelitian 2007 pada lebih dari 23 ribu masyarakat Yunani menunjukkan efek dahsyat kebiasaan mereka yang disebut siesta atau tidur siang. Dibandingkan dengan orang yang selalu aktif pada siang hari, orang dewasa yang tidur siang minimal 30 menit setidaknya tiga kali dalam satu minggu mengurangi risiko penyakit jantung hingga 31 persen.


Sumber : Detik Forum

Chai Hu Chen

Pada masa dinasti Qing, di kota Renhe ada seorang yang bernama Chai Huchen, ayahnya adalah seorang pejabat yang jujur, meninggal di kota tempat dia ditugaskan.Chai Huchen adalah seorang anak yang berbakti, dia lalu meminta bantuan seorang pedagang dengan kapalnya mengantar jenazah ayahnya ke kampung halamannya dan dikuburkan disana.


Setiap tahun dia pasti berziarah ke makam ayahnya, dia selalu menangis dengan sedih karena kehilangan ayah suri tauladannya. Di kampung halamannya, ada seorang anak karena dipukul oleh ayahnya minggat dari rumahnya, kebetulan bertemu dengan Chai Huchen sambil menangis. Chai Huchen bertanya padanya apa yang terjadi. Setelah mendengar cerita anak itu, sambil menangis dia berkata kepada,”Engkau mempunyai ayah yang memukuli kamu, ini bukan hal yang buruk, ia mungkin sedang mendidik kamu agar tak lagi melakukan kesalahan; sedangkan saya menginginkan ayah saya memukuli saya, tetapi sekarang hal ini tidak mungkin terjadi lagi!”lalu dia menciptakan sebuah puisi yang berjudul “Anak yatim yang mengembara” untuk anak ini, setelah melihat puisi tersebut anak tersebut menangis dengan sedih, akhirnya setelah pulang ke rumahnya dia menjadi seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya.

Pada suatu malam ada seorang pencuri, datang kerumah Chai Huchen mencuri barang, setelah Chai Huchen melihat pencuri tersebut dia mengetahui bahwa pencuri ini adalah tetangganya, lalu dia pura-pura tidur. Ketika pencuri ini ingin mencuri baju dan selimutnya, dengan suara perlahan Chai Huchen berkata, “Dapatkah engkau meninggalkan dua barang ini, supaya musim dingin saya tidak mati kedinginan?”

Setelah mendengar ucapanya, pencuri ini merasa sangat terkejut. Chai Huchen lalu menasehati pencuri ini bertobat, mulai saat ini tidak mencuri lagi, lalu dari bawah bantalnya dia mengeluarkan uang 100 Yuan dihadiahkan kepada pencuri ini. Pencuri ini sangat terharu oleh kebaikan hatinya, sambil menangis meninggalkan rumahnya tanpa mengambil satu barangpun. Akhirnya pencuri ini bertobat, dan bekerja dengan rajin.

sumber : erabaru.net

Sabtu, 23 Juli 2011

Ji Gong

Ji Gong dilahirkan dengan nama Li Xiuyuan yang merupakan anak dari Li Maochun. Li Maochun adalah seorang penasehat militer yang sangat dermawan. Hanya saja sejak menikah sampai mencapai usia setengah baya, Li Maochun belum dikaruniai seorang anak. Hal itu membuat para kenalan Li Maochun meragukan kebaikan hatinya. Istri dari Li Maochun adalah seorang yang baik hati dan taat dengan ajaran agama, menyarankan agar Li Maochun untuk menikah lagi. Tapi Li Maochun menolaknya karena merasa istrinya masih muda dan bisa memberikan keturunan. Karena ingin dikaruniai anak, maka suami istri ini merencanakan berangkat ke suatu vihara agar dikaruniai seorang anak. Bahkan sebelum berangkat sang istri sempat cia cai (vegetarian). Pada saat berdoa di ruang Lohan di vihara tersebut, salah satu patung lohan yang ada seakan2 turun ke lantai. Saat melihat hal tersebut kepala vihara menyampaikan selamat kepada Li Maochun karena akan di karuniai anak.

Tak lama kemudian Li Maochun dikaruniai anak laki-laki yang diberi nama Li Xiuyuan. Tak lama Li Xiuyuan lahir, Li Maochun meninggal. Sejak saat itu Li Xiuyuan diasuh oleh ibunya yang tetap setia kepada Li Maochun. Saking setianya ibu Li Xiuyuan, mencatat segala sesuatu yang dikerjakannya setiap hari dan membakarnya agar suaminya (Li Maochun) tahu apa saja yang dia kerjakan. Li Xiuyuan tumbuh menjadi anak yang pintar, bahkan sangat pintar. Saat berusia 7 tahun, Li Xiuyuan sudah dapat menghapal kitab suci dan bahkan mengalahkan teman belajarnya yang lebih tua. Saat berusia sekitar 15 tahun, ibunya meninggal dunia. Saat itu Li Xiuyuan yang sangat sedih makin giat belajar agama Buddha. Paman dari Li Xiuyuan merasa khawatir karena Li Xiuyuan selalu membaca kitab suci agama Buddha. Setelah beberapa lama, saat itu sang paman merasa Li Xiuyuan sudah cukup umur untuk menikah, maka hal ini dibicarakan dengan Li Xiuyuan. Li Xiuyuan menolaknya, tapi sang paman tetap mendesak dan akhirnya memilihkan jodoh untuknya. Saat akan menikah, Li Xiuyuan pergi dari rumah karena ingin mempelajari agama Buddha lebih mendalam dan menjadi Bhikkhu.

Setelah berjalan jauh, tibalah Li Xiuyuan di vihara Ling Yin. Setelah menceritakan kepada Bhikkhu Kepala maksudnya untuk menjadi seorang Bhikkhu, Li Xiuyuan jatuh pingsan karena kelaparan. Bhikkhu kepala yang mengetahui jati diri Li Xiuyuan adalah titisan Lohan Penakluk Naga bertubuh emas , maka sang Bhikkhu kepala mengetok dahi Li Xiuyuan sebanyak tiga kali. Li Xiuyuan tiba2 sadar dan mengetahui siapa dirinya.

Setelah menjadi Bhikkhu, Li Xiuyuan sering menganggu bhikkhu lain yang kurang melatih diri. Sering kali Li Xiuyuan mencuri jubah bhikkhu yang kurang taat dan mengadaikannya untuk membeli arak atau daging. wakil Bhikkhu kepala yang gila hormat juga jadi salah satu korbannya, dimana jubah dari Wakil Bhikkhu kepala ini digadaikan oleh Li Xiuyuan. Sang wakil sempat mengadukannya kepada Bhikkhu kepala, tapi Bhikkhu kepala mengabaikan laporan tersebut dan meminta buktinya. Oleh karena itu, Wakil Bhikkhu Kepala itu menyuruh 2 orang bhikkhu untuk mengawasi Li Xiuyuan untuk menangkap basah perbuatan Li Xiuyuan. Suatu siang, Li Xiuyuan memasuki perpustakaan untuk tidur, saat akan tidur, tiba2 Li Xiuyuan bangun dan melakukan sesuatu sehingga perutnya menjadi gendut.

Melihat hal ini, salah seorang dari bhikkhu pengawas memberitahu wakil kepala, yang kemudian mengajak Bhikkhu kepala untuk menangkap basah Li Xiuyuan. Saat itu sang Bhikkhu kepala merasa menyesal atas tindakan Li Xiuyuan karena beliau tidak bisa lagi melindunginya. Tibalah sang Bhikkhu kepala dan wakilnya serta para bhikkhu pengawas Li Xiuyuan di ruang perpustakaan. Sang Bikkhu kepala membangunkan Li Xiuyuan dan bertanya apakah Li Xiuyuan mencuri sesuatu. Li Xiuyuan menjawab dia tidak mencuri sesuatu. Sang wakil yang sudah merasa tidak suka, langsung menuduh dengan mengatakan apa yang ada di balik jubahnya. Kemudian Li Xiuyuan menjawab bukan apa2 dan membuka jubahnya, alhasil bukannya barang curian yang keluar melainkan debu dan sampah2. Pada saat itu Li Xiuyuan berkata, “saat ingin tidur, saya melihat ruangan ini sangat kotor, jadi saya membersihkannya”. Tapi karena tidak ada tempat sampah untuk sementara debu dan sampah2 tersebut dimasukkan kedalam jubahnya. Saat itu Bhikkhu kepala sangat senang dan malah menegur sang wakil untuk lebih bijaksana dan menyuruh Bhikkhu lain untuk membersihkan debu dan sampah tersebut. Setelah kejadian ini Li Xiuyuan lebih sering berada di luar vihara dan lebih dikenal sebagai Ji Gong.

Chi Kung dikenal sebagai Bhikkhu yang gemar makan daging dan minum arak. Selain itu, tindak tanduknya yang suka seenaknya sendiri menyebabkan Chi Kung dikenal sebagai Bhikkhu gila/Sinting.
Karena sering menolong orang, dan orang-orang yang ditolongnya semakin banyak, akhirnya Chi Kung mendapat julukan Chi Kung Hok Hud yang berarti Buddha Hidup Chi Kung.

27 Nasihat Suci Buddha Chi Kung
  1. Seluruh kehidupan telah diatur oleh penguasa. Apalah yang mau dimohon?
  2. Hari ini tidak tahu masalah esok. Apalah yang mau di kuatirkan?
  3. Kalaulah tidak menghormati orang tua, lalu mengormati junjungan dunia. Apalah arti penghormatan itu?
  4. Kakak adik adalah bersaudara. Apalah yang perlu diperebutkan?
  5. Anak cucu punya rezeki masing-masing. Apalah yang perlu diperebutkan?
  6. Kalau belum mendapat keberuntungan. Apalah yang perlu dipaksakan?
  7. Didunia ini sulit menemukan kebahagiaan. Mengapa harus sedih?
  8. Berpakaianlah yang sederhana dan sopan. Apalah yang mau dipamerkan?
  9. Bagaimana lezatnya makanan, hanyalah sebatas lidah. Mengapa harus rakus?
  10. Setelah meninggal tidak sesen pun yang dibawa. Mengapa harus pelit?
  11. Senior meluku, junior memetik. Apalah yang mau diperebutkan?
  12. Disatu sisi mendapatkan, disisi lain kehilangan. Mengapa harus serakah?
  13. Tiga jengkal diatas kepala ada dewa. Mengapa harus mengelabui?
  14. Kedudukan, kekayaan, kemuliaan bagaikan mekarnya bunga. Apalah yang mau diangkuhkan?
  15. Kekayaan dan kemuliaan orang telah dirintis sebelumnya. Mengapa harus iri?
  16. Kehidupan lalu tidak membina, sekarang menderita. Mengapa harus mengeluh?
  17. Orang berjudi tidak akan ada hasil yang baik. Apalah yang mau dipermainkan?
  18. Membina rumah tangga dengan rajin dan hemat melebihi memohon bantuan orang lain. Apalah yang mau diboroskan?
  19. Kalau saling membalas dendam, kapanlah akan berakhir. Mengapa harus bermusuhan?
  20. Masalah dunia bagaikan bermain catur. Apalah yang mau diperhitungkan?
  21. Orang pintar adakalanya disesatkan oleh kepintarannya? Mengapa harus licik?
  22. Berdusta akan mengikis habis rejeki seumur hidup. Mengapa harus berdusta?
  23. Segala kesalahpahaman akhirnya akan jernih juga. Apalah yang mau diperdebatkan?
  24. Tiada seorangpun juga yang bebas dari masalah. Mengapa harus menyalahkan?
  25. Goa nurani didalam hati manusia, bukan digunung. Apalah yang mau dicari?
  26. Menipu orang adalah petaka, memaklumi orang adalah berkah. Apalah yang mau diramalkan?
  27. Sekali ajal menjemput segala akan berakhir. Apalah yang terus disibukkan?
"Bagi siapa yg memperbanyak dan ikut menyebarkan ajaran welas kasih Buddha Chi Kung ini akan mendapatkan pahala yg tak terhingga"

Pengemis Dilarang Masuk

     Alkisah disuatu kota dinegara Kapilavastu ketika budha masih hidup, terdapat seorang kaya tetapi selalu menjaga hartanya bagaikan menjaga nyawanya. Pada zaman itu para bhiksu mempertahankan  hidupnya dengan meminta sedekah atau menunggu derma dari masyarakat. Orang kaya ini ketika melihat para bhiksu melewati rumahnya dia langsung akan menutup pintu rumahnya, tidak ingin menderma kepada mereka.

     Jika ada pengemis yang meminta makan dia akan mengusirnya. Menjaga hartanya bagaikan budak harta. Orang kaya ini semakin hari semakin tua, pada suatu hari dia berkata kepada anaknya, ”saya bersusah payah menjaga harta keluarga ini, sekarang saya serahkan kepadamu, engkau harus ingat seperti saya menjaga baik harta ini, jangan mudah memberikan kepada orang lain.”

     Pada saat ini, diluar kota ada seorang perempuan yang sedang hamil tua, keluarga perempuan ini sangat miskin, ketika dia dalam keadaan sakit perut ingin melahirkan, suaminya berkata kepadanya,”saya bersusah payah keluar mengemis, masih tidak cukup untuk hidup kita berdua, sekarang bertambah satu anggota lagi, bagaimana saya bisa menghidupi keluarga ini? Saya tidak ingin melihat bayi ini lahir, saya akan meninggalkan kalian.”

    Akhirnya suaminya pergi meninggalkannya, hati perempuan ini sangat sedih, batinnya sangat menderita. Ketika suaminya meninggalkannya, dia melahirkan seorang bayi laki-laki.
Bayi ini matanya tertutup terus, setelah beberapa hari berlalu matanya masih belum terbuka, pada saat ini dia yakin anaknya adalah seorang yang buta.

     Tetapi, walau betapa susah dan menderita dia akan bekerja keras menghidupkan anaknya ini.
Setiap hari ketika anak ini berumur tujuh tahun, dia sakit keras, ibunya sakit keras, maka dia sendiri yang pergi mengemis, malahan tidak ada orang yang simpati kepadanya. Setiap orang yang melihatnya akan membencinya, anak kecil mengambil batu melemparnya, orang dewasa mengambil batang bambu memukulnya.

     Tidak tahu apa sebabnya, pengemis kecil buta ini sangat dibenci orang. Setelah pulang ke rumahnya dengan menangis dia mengadu kepada ibunya,”Saya tidak mendapat sedekah sepersen pun, orang dewasa memukul saya, anak kecil melempar saya dengan batu, saya tidak bisa mengemis makanan untuk mama makan.” Ibu dan anak ini saling berpelukan sambil menangis dengan sedih.

     Beberapa hari sudah berlalu, anak ini tidak bisa mengemis makanan, sehingga mereka hanya bisa meminum air untuk menahan lapar, dengan terpaksa mempertahankan hidup. Setelah beberapa hari penyakit ibunya sudah agak sembuh, anak buta ini memapah ibunya, atas petunjuk sang ibu mereka pergi mengemis lagi.

     Ketika mereka sampai di kota melewati sebuah rumah yang besar, didalam hati mereka berpikir, “pemilik rumah ini pasti orang kaya, orang kaya pasti akan memberi sedekah satu atau dua mangkok nasi kepada pengemis, pasti tidak masalah!” akhirnya ibu dan anak ini mengetuk pintu meminta sedekah.
Tetapi pemilik rumah ini sudah berpesan kepada penjaga pintunya, “Saya tidak ingin melihat pengemis di sekitar rumah saya, jika melihat pengemis mendekati rumah saya, segera usir mereka dari sini.”
Oleh sebab itu, ketika penjaga pintu melihat ibu dan anak pengemis ini mendekati rumah majikannya, dengan bengis mendorong mereka dan berkata,” Jangan mendekat, disekitar rumah ini tidak boleh ada pengemis.”

     Ibu pengemis ini tetap memohon, “Saya dan anak saya sudah beberapa hari tidak makan, anak saya masih begitu kecil, mohon belas kasihan kalian memberi saya satu mangkok nasi.”
Anaknya juga ikut memohon, “Tolonglah kami! Mohon bantuan tuan! Walaupun hanya setengah mangkok bubur juga tidak masalah!. Mereka memohon dengan memelas tidak ingin meninggalkan tempat ini.
     
     Pada saat ini pemilik rumah keluar dan memaki,’ Hai pengemis, kalian tidak  boleh mendekati rumah saya, cepat pergi, segera tinggalkan tempat ini!”
Ibu dan anak ini masih tidak mau pergi, akhirnya pemilik rumah menyuruh orang memukul mereka, anak buta ini dipukul sampai kepalanya berdarah, ibunya juga didorong terjatuh ke lantai.
Pada saat ini ada seorang bhiksu yang melewati rumah ini melihat kejadian ini, bhiksu ini melarang mereka berkata, “Jangan memukul lagi! Jangan memukul lagi. Didunia ini mana ada orang yang demikian durhaka? Ayahnya bersusah payah mengumpulkan begitu banyak harta untuk dinikmati anaknya, anaknya masih menyuruh orang memukul ayahnya, sungguh durhaka.”

     Orang kaya ini setelah mendengar apa yang dikatakan bhiksu ini sangat heran, dia lalu berkata, ”Kapan saya memukul ayah saya? Ayah saya telah meninggal bertahun-tahun yang lalu.”
Bhiksu ini berkata lagi, “ini hukum karma, di masa kehidupan sebelumnya dia sangat pelit, menjaga harta bagaikan menjaga nyawanya. Tidak pernah berderma untuk fakir miskin, maka setelah dia meninggal reinkarnasi di sebuah keluarga yang sangat miskin. Dia mencari begitu banyak uang untuk engkau nikmati, sedangkan engkau semangkok nasipun tidak ingin menderma, apakah ini bukan anak durhaka.”
Orang kaya ini mana mau percaya, dia lalu berkata ”Hai, Engkau ini sebenarnya siapa? Kenapa bisa tahu begitu banyak hal?”

     Bhiksu ini berubah menjadi Bodhisatva, ketika orang ini mengangkat kepalanya melihat Bodhisattva, dia segera berlutut memohon pengampunan dari Bodhisattva. Kehidupan yang lalu pengemis kecil ini adalah ayah orang kaya ini, karena pada masa hidupnya sangat kikir tidak pernah berbelas kasih dan menderma kepada fakir miskin, setelah reinkarnasi di sebuah keluarga yang sangat miskin, buta dan menjadi pengemis. Dia dibenci oleh orang yang melihatnya, dicaci dan dipukul orang, ini semua adalah hukuman atas karma yang dilakukannya di kehidupan yang lalu karena tidak pernah beramal dan berbuat baik.

Meng Pho Dan Reinkarnasi

     Menurut legenda, bila seseorang meninggal, roh nya akan dikirim ke alam baka. Lalu di alam baka roh akan di tempatkan sesuai amal perbuatan semasa hidup. Bila masa hukuman sudah selesai, roh akan dikirimkan kembali ke dunia, tentunya akan dilahirkan sesuai dengan amal kehidupan lampaunya. Setiap orang yang dilahirkan kedunia tidak ingat lagi dengan cerita masa lalunya, mengapa? disinilah peran penting nenek Meng Pho.

     Meng Pho lahir pada jaman Han barat. Dia menekuni ajaran Konfusius sejak kecil dan ingin mendalami kitab Buddha ketika beranjak dewasa.
Selama hidupnya, Dia tidak pernah mengingat masa lalu ataupun memikirkan masa depannya. Meng Po hanya tekun memberitahu orang-orang untuk tidak membunuh dan menjadi vegetarian. 

    Dia tetap melajang hingga umur 81 tahun dan orang-orang memanggilnya dengan nama Meng Po. Kemudian, Dia pergi ke gunung untuk berkultivasi dan menjadi orang yang tercerahkan.

    Pada periode Han Timur, banyak orang dapat mengetahui apa yang mereka alami di kehidupan sebelumnya. Jadi, banyak rahasia langit yang terbongkar. Oleh karena itu, Langit menunjuk Meng Po untuk bertugas menangani jiwa manusia yang akan reinkarnasi.
 
     Ramuan Meng Po, juga disebut ramuan ajaib, terbuat dari bahan herbal dari dunia manusia. Minuman ini semacam anggur dan memiliki 5 jenis rasa, yaitu manis, pahit, pedas, asam dan asin. Jiwa yang akan reinkarnasi harus meminum ramuan ini.

     Bagi yang menolak, sepasang pasungan akan muncul mengunci kaki mereka, dan kuningan tajam akan menusuk kerongkongan mereka, memaksa mereka meminum ramuan itu.
     Menurut legenda, ramuan Meng Po mampu menghapus memori tentang kejadian yang telah lewat. Itu sebabnya, manusia terlahir ke dunia tanpa memori dari kehidupan yang lalu dan terjebak pada popularitas, kemewahan dan kepentingan pribadi di tengah hidup duniawi ini.

sumber : erabaru.net

Jumat, 22 Juli 2011

Shennong Shi

Kaisar Yan, juga dikenal dengan nama Shennong Shi, adalah penguasa legendaris Tiongkok dan pahlawan kebudayaan dalam mitologi Tiongkok. Dia dipercaya hidup 5000 tahun yang lalu dan mengajarkan orang Tiongkok kuno untuk bercocok tanam. Arti dari namanya adalah "Petani Surga".

Diceritakan bahwa ibunya yang mengunjungi daerah Huayang dan melahirkannya setelah menerima jiwa dari naga langit. Yan terlahir dengan tubuh manusia dan kepala kerbau. Dia bisa berbicara setelah tiga hari,merangkak dalam usia lima bulan, tumbuh gigi umur tujuh bulan dan mengetahui tentang pertanian umur tiga tahun.

Dia bisa mengetahui jumlah populasi akan meningkat dan dia tahu mereka tidak akan bisa hidup dengan hanya mengadalkan tumbuhan liar dan hewan liar semata. Setelah memancing dan berburu, dia tahu orang harus mengembangkan pertanian. Dia menciptakan alat untuk bercocok tanam seperti sekop, cangkul, kapak dan pacul. Dia mengajarkan rakyat  bagaimana mengolah tanah dan membiakkan biji-bijian, seperti: beras, padi-padian, wijen ,gandum dan kacang-kacangan. Dia mengembangkan pasar terbuka dan menyarankan rakyat untuk berdagang untuk meningkatkan kualitas hidup. Itulah awal dari usaha perdagangan. Dia juga menciptakan alat musik dengan lima senar untuk memainkan musik dan meningkatkan kehidupan budaya rakyat.

Kontribusi lain  dari Kaisar Yan adalah mencoba berbagai jenis tanaman obat untuk obat-batan bagi rakyat. Dia mendaki banyak gunung tinggi untuk mendapatkan berbagai jenis tanaman. Dia menggiling satu demi satu sampai mengetahui kandungannya: apakah beracun atau tidak berbahaya; panas atau dingin dan sebagainya. Untuk mengetahui sifat-sifat dari masing-masing rempah Kaisar Yan mencicipi dan mencoba  satu persatu. Suatu kali dia menemukan tujuh puluh racun berbeda dalam sehari.  Untungnya, Shennong punya tubuh tembus pandang dan bisa melihat dampak dari tumbuhan yang berbeda bagi tubuhnya.

Dia juga melihat organ mana yang kena dampak dan mencari penangkalnya segera. Dia mengobati orang dengan tumbuhan yang sesuai dengan jenis dan kegunaannya. Dia menciptakan obat-obatan Tiongkok dan menyembuhkan banyak orang dengan menggunakan tumbuhan-tumbuhan herbal ini. Untuk mengenang Kaisar Yan, buku yang paling awal tentang obat-obatan Cina  diberi nama    " Akar Tumbuhan Herbal Klasik Petani Surga.

Mahakassapa

Suatu hari di bulan purnama, Putri Vajiri (putri Raja Pasenadi dari Kosala) meminta anak anak (dari kelas dharma) membawa bunga untuk dipersembahkan kepada Buddha. Anak-anak tiba dengan aneka bunga yang dipetika dari kebun mereka dan dari ladang ladang di sepanjang jalan menuju vihara. Putri Vajiri membawa serangkul bunga teratai yang dikumpulkannya dari kolam teratai istana. Ketika dia bersama anak anak pergi menemui bhagava di gubuk-Nya, mereka dengar Beliau ada di aula Dharma dan sedang bersiap siap memberikan ceramah untuk para bhikkhu dan siswa awam. Tanpa bersuara tuan putri menuntun anak anak menuju aula. Orang dewasa menyingkir untuk memberikan jalan bagi anak anak. Mereka menaruh bunga ke atas meja kecil dihadapan Buddha lalu membungkuk hormat. Bhagava tersenyum dan balas membungkuk hormat. Beliau mengundang anak anak untuk duduk tepat di hadapan-Nya.

Ceramah Dharma Bhagava hari ini adalah yang paling spesial. Beliau menunggu hingga anak anak duduk dengan hening lalu bangkit berdiri dengan perlahan. Buddha mengambil setangkai teratai dan mengacungkannya ke hadapan komunitas. Beliau tidak mengatakan apa apa. Setiap orang duduk tanpa suara. Buddha mengacungkan bunga itu tanpa mengatakan apa apa untuk jangka waktu yang lama. Hadirin tertegun dan bertanya tanya apa maksud Beliau melakukan hal itu. Lalu Bhagava memandang seluruh komunitas dan tersenyum.

Beliau berkata, " Aku memiliki mata Dharma sejati, harta karun insight yang menakjubkan dan baru saja kuwariskan kepada MahaKassapa."

Semua orang berpaling kepada Y.A. MahaKassapa dan melihat dia sedang tersenyum. Matanya tidak berpindah dari Buddha dan bunga teratai yang dipegang-Nya. Ketika hadirin berpaling kepada Bhagava, mereka melihat Bhagava juga sedang menatap teratai itu dan tersenyum.

Kendati merasa tertegun, Svasti (seorang bhikkhu muda yang menjadi sentral cerita dalam Buku Jalur Tua Awan Putih) tahu hal terpenting adalah mempertahankan perhatian penuh. Mulailah dia mengamati nafasnya sambil melihat Buddha. Teratai putih di tangan Bhagava baru saja mekar. Beliau memegang bunga itu dengan sikap paling lembut dan mulia. Ibu jari dan telunjuk Beliau memegang tangkai teratai yang mengikuti lekuk lengan-Nya. Tangan Bhagava seindah tangkai itu sendiri, murni dan menakjubkan. Tiba tiba, svasti benar benar melihat kemurnian dan keindahan mulia bunga itu. Tiada sesuatu untuk dipikirkan. Alami sekali, senyum pun muncul di wajahnya.

Buddha mulai bicara, "Sahabat sekalian, bunga ini adalah sebuah realitas yang sangat menakjubkan. Ketika kuacungkan bunga ini dihadapan kalian, kalian semua berpeluang untuk mengalaminya. Berkontak dengan bunga ini adalah berkontak dengan realitas yang sangat menakjubkan. Kontak dengan bunga ini adalah berkontak dengan kehidupan itu sendiri."

"MahaKassapa tersenyum lebih dahulu dari yang lain karena ia mampu berkontak dengan bunga ini. Selama rintangan masih ada di pikiran kalian, kalian tak akan dapat berkontak dengan bunga ini. Beberapa di antara kalian ada yang bertanya kepada diri sendiri, "Mengapa Gotama mengacungkan bunga itu ke atas ? Apa gerangan makna gerakannya ?" Jika pikiran kalian dipenuhi pemikiran semacam itu, kalian tak akan benar benar dapat mengalami bunga ini."

"Sahabat sekalian, hilang di belantara pemikiran merupakan salah satu hal yang mencegah kita untuk benar benar kontak dengan kehidupan. Jika kalian dipimpin oleh kecemasan, frustasi, kegelisahan, kemarahan, ataupun kecemburuan, kalian akan kehilangan kesempatan untuk benar benar kontak dengan semua mujizat kehidupan."

"Sahabat sekalian, teratai di tanganku ini hanya nyata bagi mereka yang berdiam dalam kekinian secara penuh kesadaran. Jika kalian tidak kembali ke saat ini juga, maka [bagi kalian] bunga ini tidak benar benar eksis. Ada orang orang yang bisa melintasi hutan cendana tanpa benar benar melihat sebatang pohon pun. Kehidupan memang dipenuhi penderitaan, tetapi kehidupan juga mengandung banyak keajaiban. Eling dan waspadalah agar mampu melihat keduanya, penderitaan maupun hal hal yang sangat menakjubkan dalam kehidupan."

"Bersentuhan dengan penderitaan tidaklah berarti harus lenyap tenggelam di dalamnya. Bersentuhan dengan keajaiban hidup juga tidak mengartikan kita harus kehilangan diri kita di dalamnya. Bersentuhan adalah benar benar menjumpai kehidupan, melihatnya secara mendalam. Jika kita menjumpai kehidupan secara langsung, kita akan memahami sifat dasar saling ketergantungan dan ketidakkekalannya. Berkat itu, kita tidak akan lagi lenyap tenggelam dalam nafsu, kemarahan, maupun kemelekatan. Kita akan berdiam dalam kebebasan dan pembebasan."

Svasti merasa bahagia, Ia senang dirinya tersenyum dan paham sebelum Buddha bicara. Y.A. Maha Kassapa lebih dahulu tersenyum. Dia adalah salah seorang guru svasti dan siswa senior yang telah menempuh jarak yang sangat jauh di jalur pencerahan. Svasti tahu ia tidak bisa membandingkan dirinya dengan MahaKassapa dan para sesepuh lainnya seperti Sariputra, Moggalana dan Assaji. Lagipula, ia sendiri baru berusia dua puluh empat tahun pada saat itu.

Di kutip dari buku Jalur Tua Awan Putih (Jilid 2) karya Y.A.Thicht Nhat Hanh. Bab 51, hal 221.