Jumat, 22 Juli 2011

Semua Itu Sunya

Suatu masa ada seorang siswa muda Zen Jepang bernama Yamaoka Tesshu. Ia mengunjungi berbagai guru, dari guru yang satu ke guru yang lain. Suatu hari, Yamaoka Tesshu berkunjung ke Master Zen Dokuon di Shokoku.

Kunjungan Yamaoka Tesshu tidak lain hanya untuk menunjukkan kemampuannya akan ajaran mengenai kesunyataan yang mengajarkan bahwa semua adalah mimpi, ilusi.

Di dalam vihara, Yamaoka Tesshu menghadap Master Zen Dokuon yang sedang berdoa dengan alat ketuknya.

Dengan angkuh ia mulai berbicara mengenai kesunyataan,” Pikiran, Buddha, makhluk hidup itu sesungguhnya tidak ada.” Suara Yamaoka Tesshu yang cukup keras itu menghentikan Master Zen Dokuon dari doanya.

”Hakikat sejati dari semua hal adalah kekosongan, mimpi, ilusi.” Lanjut Yamaoka, ” Tidak ada itu yang disebut dengan kesadaran, tiada kekotoran, tiada kebijaksanaan, omong kosong dengan yang tengah-tengah. Tidak ada memberi dan tak ada yang menerima.”

Tiba-tiba dengan keras Master Zen Dokuon memukul kepala Yamaoka dengan pemukul alat doa yang ia pegang. Dan otomatis Yamaoka berteriak kesakitan, ”Auwh!”

” Dasar tua bangka! Anak kadal!” teriak Yamaoka marah-marah.

”Jika tidak ada yang ada dari mana murka ini datang tuan?” tanya Master Zen Dokuon sambil tersenyum.

Yamaoka pun terperanjat.

Narator: ”Tiada kebaikan, tiada kejahatan, tiada kesedihan, tiada kegembiraan, semuanya sunya.” Pernyataan yang dalam ini bahkan tidak dimengerti oleh umat awam. Zen yang diungkapkan oleh Yamaoka Tesshu hanya kata-kata kosong.”


Kadang kala kita seperti burung beo yang selalu mengikuti perkataan orang lain tanpa mengerti maksudnya. Kita sering mengatakan apa yang diucapkan Guru kita yang mengatakan bahwa semuanya sunyata, semuanya kosong, semua hanya mimpi, ilusi, tanpa memahami arti sebenarnya. Kita sering terjebak dengan memandang bahwa semua yang ada kita anggap tidak ada. Seperti pertanyaan Master Zen Dokuon, ”Jika tidak ada yang ada dari mana murka ini datang tuan?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar