Cheng bersaudara menunjukkan karakter mulia dan moral dalam aspek belajar, memerintah, mematut diri, dll Mereka percaya bahwa tujuan tertinggi dari pendidikan adalah agar siswa mengikuti prinsip-prinsip Langit, berbelas kasih kepada orang lain, peduli dengan dunia, dan selaras dengan prinsip-prinsip yang berlaku. Meskipun mereka sering hidup dalam keadaan "tidak memiliki sayuran" untuk dimakan, mereka tidak pernah berhenti mengajar. Karakter mulia mereka dikenal luas. Banyak orang yang datang untuk belajar dari mereka, bahkan ada yang datang dari tempat dengan jarak ribuan mil jauhnya.
Cerita klasik terkenal " Cheng (Cheng Yi) Men (pintu) Li (berdiri) Xue (di salju)" dan "Ru (seperti) Mu (mandi) Chun (musim semi) Feng (angin)" (siswa Cheng Hao merasa bahwa saat belajar dari gurunya, mereka seolah-olah sedang bermandikan angin di musim semi) telah menjadi legenda bagi generasi mendatang.
Cheng Bersaudara menghasilkan banyak karya. Mereka pernah menggambarkan pengalaman mereka sendiri, " Kami belajar di bawah bimbingan Zhou Dunyi. Dia meminta kami untuk menemukan hal yang membuat Konfusius dan Yan Hui berpuas diri, dan kenapa mereka bahagia." Mereka percaya asimilasi dengan Tao (prinsip-prinsip Langit) dan kesatuan langit dan manusia adalah sumber dari kebahagiaan spiritual. Cheng Yi menulis, "Tao Langit dan prinsip-prinsip Langit adalah sebab fundamental bagi penciptaan segala sesuatu di dunia. Mereka berada di dalam segala sesuatu dan juga di atas segalanya. Setiap eksistensi memiliki jalannya sendiri. Mengapa langit tinggi di atas, mengapa bumi rendah di bawah, mengapa segala sesuatu ada secara alami, mereka semua memiliki sebab musabab sendiri ". "Orang bijak mengikuti prinsip-prinsip Langit dan juga ingin semua makhluk hidup untuk mengikuti hal yang sama." Cheng Hao menulis dalam puisinya, "Mengamati semua makhluk hidup dalam keheningan, mereka semua tenang dan damai, segala sesuatu dalam empat musim adalah sama dengan manusia yang memiliki watak dan jiwa yang baik. Tao meliputi langit dan bumi dan melampaui segala keberadaan materi, pikiran yang selalu berubah adalah hal yang tidak terkendali layaknya angin dan awan." Dia mengerti keagungan dan kemuliaan dari Tao.
Kebahagiaannya terletak pada keberhasilannya menyelami karakter langit dan bumi, mengetahui pikiran dari keberadaan yang tak terhitung jumlahnya, serta segala sesuatu yang ada di alam semesta. Ia juga menulis puisi, "Ia telah terpisah dari dunia sejauh tiga puluh mil. Awan putih dan daun merah mengambang jauh dan dekat "(" Bulan Musim Semi "). Puisi "Gumpalan awan dengan tenang tercermin di permukaan air, suara mata air yang mengalir secara alami datang dalam keheningan " (" Berjalan di Lereng Bulan ") menggambarkan kedamaian batin dari Cheng Hao, ketenangan dan ketidakpedulian terhadap ketenaran dan kepentingan pribadi.
Ada sebuah pepatah kuno yang mengatakan, "Hanya dengan tidak mengejar kemuliaan dan kekayaan, seseorang bisa memiliki cita-cita yang luhur, hanya dengan berada di dalam kedamaian hati, seseorang bisa berpikir dan melihat jauh ke depan." Ada banyak individu dengan kebajikan tinggi dalam sejarah. Mereka menjadi pelaku dan penyebar kebenaran dan prinsip-prinsip Langit, serta contoh teladan dari kultivasi diri. Kultivator memiliki kebahagiaan tersendiri dari berkultivasi. Mengkultivasi diri adalah sebuah kebahagiaan bagi mereka.
Mereka memandang ringan kemiskinan, kekayaan, dan kemuliaan, karena mereka melepaskan segala macam keinginan material dan keterikatan manusia, menjaga kedamaian hati mereka, dan merasa puas serta bahagia. Kebahagiaan mereka terwujud oleh pemahaman akan prinsip-prinsip Langit, menyelami kebenaran alam semesta dan makna hidup, dan tercapainya masa depan yang cerah! Kondisi "Berpuas diri dalam kemiskinan, dengan gembira mencari Tao" melambangkan pencarian mereka terhadap kondisi rohani yang luhur. Terlepas dari situasi yang mereka hadapi, mereka teguh memegang karakter mulia mereka dan mengejar kebenaran tanpa mengendurkan diri!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar