Rabu, 10 Agustus 2011

Dengan Kebajikan Menghapus Dendam

Alkisah Seorang pedagang memanggil ketiga putranya.

" Hari ini saya ingin menyuruh kalian pergi meninggalkan rumah selama 3 bulan. Masing - masing dari kalian ketika pulang ceritakan pada saya satu hal yang paling membahagiakan diri kalian. Dan saya akan nilai, cerita mana yang patut saya berikan salut."

Kemudian pergilah ketiga anaknya bertualang ke tempat terpisah. Selang tiga bulan, ketiga putra pedagang kembali lagi kerumah. Sang pedagang bertanya pada putra sulung, cerita apa yang paling membahagiakannya ketika 3 bulan keluar rumah

Putra Sulung bercerita " Ketika suatu hari seseorang meminta bantuan saya untuk memikul sekantong permata miliknya, lalu saya pun memikulnya. Kantong itu penuh berisi permata. Andaikan saya mengambil satupun, dia tidak akan tahu. Lalu selesai perjalanan dia menanyakan saya, berapa permata yang saya inginkan? Tapi saya menjawab tidak." Tutur putra sulung.

"Bagus anak ku. itu memang yang seharusnya seorang manusia lakukan. Bila kau mengambil permata itu tanpa sepengetahuan pemiliknya, entah akan jadi manusia seperti apa kamu."

Lanjut putra kedua bercerita " Ketika saya hendak menyeberang jalan, tiba - tiba saya melihat seorang anak kecil hendak ditabrak kendaraan yang melintas. Spontan saya dengan cepat menolongnya. Orang tua anak itu sungguh berterimakasih karna saya telah menolong anak mereka. Lalu mereka memberikan saya oleh - oleh yang begitu banyak. Lantas saya menolaknya."

" Bagus sekali anak ku. Karna sebagai manusia sudah sewajarnya lah kita menolong tanpa mengharap imbalan."Namun tetap pedagang belum mengucapkan salut pada putra keduanya.

Giliran putra bungsu bercerita " Suatu hari saya berjalan di pegunungan, tiba - tiba saya melihat seseorang sedang kesakitan dan hendak jatuh ke jurang. lalu saya coba menghampiri dan melihat siapakah gerangan orang itu, eh ternyata orang itu adalah bocah tengik yang selama ini saya benci. Sudah lama saya ingin mecelakainya. Namun tidak ada kesempatan. Hari itu bila saya ingin membunuhnya sangatlah mudah. Takkan ada orang yang tahu. Namun saya tidak membunuhnya. Saya kemudian memapahnya kembali kerumahnya. "

Kali ini pedagang lalu mengucapkan "salut" pada putra bungsunya kemudian berkata " Tidak mencuri dan tidak mengharapkan imbalan atas perbuatan kita, adalah hal yang sudah semestinya seorang manusia lakukan. Namun menolong orang yang begitu kita benci, tidaklah mudah untuk melakukannya. "

Satu niatan pikiran dapat merubah nasib anda. Dalam suatu ruangan ada secangkir air putih. Orang pertama memasuki ruangan dan kemudian menemukan bahwa air dalam cangkir tinggal setengah, kemudian berpikir, "siapakah yang dengan tidak sopan meminum jatah ku?" lalu masuk orang kedua juga menemukan cangkir yang airnya tinggal setengah, kemudian berpikir "syukurlah masih ada setengah untuk ku minum." Termaksud orang yang manakah anda?










Tidak ada komentar:

Posting Komentar