Selasa, 16 Agustus 2011

Raja Dan Gembala Yang Cerdik

Adalah seorang raja yang kaya raya. Emasnya berpeti-peti dan juga semua lemarinya penuh dengan emas. Tapi kadang-kadang itu menjemukan juga. 
 
Pada suatu hari beliau menyuruh membuat pengumuman, “Siapa yang dapat menghibur saya dengan satu kebohongan yang hebat dan lucu, akan mendapat emas sebesar telur ayam.”

Datanglah pembohong-pembohong dari delapan penjuru angin. Mereka membohong, dengan hebat, aneh dan lucu, sehingga kalau tiang-tiang bisa mendengar, pasti tiang-tiang itu sudah ikut tertawa sampai terbungkuk-bungkuk. Tapi Raja belum puas.
Ia selalu memonyongkan mulutnya dan berkata, “Ah, apa yang engkau ceritakan itu, dapat juga sungguh-sungguh terjadi. Itu bukan bohong hebat.”
Dan pembohong-pembohong terpaksa pergi tanpa telur emas.

Pada suatu hari datanglah seorang gembala muda yang cerdik.
Ia menghadap Raja dan berkata, “Tuanku, bagaimana dengan soal pinjaman? Sudah satu tahun Tuanku pinjam sekantong uang mas saya. Saya kira, sekarang sudah waktunya untuk mengembalikannya!”

Raja langsung naik darah dan beliau berteriak, “Bohong besar! Saya, yang begini kaya, tidak pernah akan meminjam dari kamu, yang begitu miskin!”
“Benar, Tuanku,” gembala itu menjawab dengan tenang.
“Tuanku telah mengatakan sendiri, tidak meminjam uang dari saya. Dengan kata lain, Tuanku telah mengakui, bahwa saya membohong. Jadi sekarang, berilah telur emas itu pada saya!”

Raja lalu mengelus-elus jenggotnya dan berkata, “Nanti dulu. Saya masih pikir-pikir. Mungkin, benar juga engkau meminjamkan uang emas itu kepada saya!”
“Kalau demikian, simpan saja telur emas itu dan kembalikanlah pada saya uang emas sekantong,” ujar gembala cerdik itu.
Raja lalu tertawa terbahak-bahak dan mengakui kebohongan itu memang benar-benar lucu.
“Engkau sungguh lebih unggul daripada saya, anakku.”
Dan bendahara kerajaan harus memberi telur emas kepada si gembala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar