Senin, 03 Oktober 2011

Gelombang Besar

Alkisah ada seorang pegulat bernama Gelombang Besar. Ia kuat luar biasa dan menguasai ilmu gulat. Diatas panggungnya sendiri ia begitu kuat sehingga gurunya sendiri dilempar keluar panggung. Tetapi di depan publik, ia begitu kikuk sehingga muridnya sendiri mampu mengalahkannya.

Gelisah akan hal ini kemudian Gelombang besar pergi ke gunung untuk mencari nasihat kepada guru Zen. Setelah menceritakan masalahnya,  sang guru kemudian berkata " Namamu adalah Gelombang Besar. Bayangkan bahwa engkau adalah gulungan - gulungan itu yang mampu menyapu bersih semua yang ada didepannya. Engkau adalah Gelombang Besar, bukan pegulat yang takut. Lakukanlah hal ini dan engkau akan menjadi pegulat terbesar didaratan. Tidak akan ada yang bisa mengalahkan mu."

Akhirnya Gelombang Besar tinggal di Vihara itu. Disana Gelombang Besar mulai duduk bersila dan bermeditasi. Dalam hatinya terus menerus berkonsentrasi memikirkan bahwa dirinya adalah ombak. Pada awalnya pikirannya lari kesana kemari. Namun tak lama kemudian.... Ia semakin merasa bahwa dirinya adalah ombak.

Ketika malam tiba, ombak semakin besar. Gelombang besarnya menenggelamkan tempat bunga dan patung Budha.... Lalu Vihara juga disapu bersih... Ombak berlari kesana kemari menyapu semua yang ada dihadapannya. Semakin lama semakin ganas.... Sebelum fajar tiba, tak ada Vihara lagi disana. Yang ada hanya laut yang besar.....

Semakin lama bermeditasi, semakin Gelombang Besar telah melupakan jati dirinya yang dulu dan merasa diri adalah ombak tersebut.. Lalu sang guru segera membangunkannya " Hey.. bangun... Engkau telah berhasil." Ujar sang guru. " Kelak tak ada lagi yang bisa mengusik mu. Engkau akan seperti ombak yang menenggelamkan semuanya." Setelah mengucapkan terimakasih, Gelombang besar kemudian pamit untuk turun gunung dan kembali ke kediamannya.

Sejak saat itu, pada setiap kali pertandingan, Gelombang Besar membayangkan dirinya sebagai ombak. Ia akhirnya menjadi pegulat terbesar di daratan dan tak ada yang bisa mengalahkannya.

Renungan : Sepanjang engkau mengadakan hubungan langsung dengan setiap situasi, engkau akan menjadi benda itu dan benda itu akan menjadi kamu.

Sumber : Buku Zen Membebaskan Pikiran.

1 komentar: