Minggu, 17 April 2016

Sun Pu Erl Mendapatkan Tao part 1

Sun Pu Erl adalah salah satu dari 7 orang sejati pada jamannya. Nama aslinya adalah Sun Yen Cen yang lahir pada tahun 1119 di sebuah kota kecil di Nin Hai, propinsi San Tong. Sun Pu Erl memiliki wajah yang cantik dan rupawan. Konon ceritanya sebelum hamil, ibunya mimpi 7 ekor burung phoenix yang masuk ke dalam tubuhnya. Burung tersebut diyakini adalah lambang keabadian. Sejak itu ibunya meyakini bahwa beliau akan melahirkan seorang suci.

Nama Sun Pu Erl sendiri memiliki makna "Sun tiada duanya". Artinya beliau membina diri dengan tekad yang teguh, tiada berpaling. Beliau sangat cerdas dan berkebajikan. Beliau belajar sastra pada ayahnya yang bernama Sun Zhong Jing. Sun Pu Erl meskipun terlahir sebagai wanita, namun beliau tidak pandai menyulam atau kerajinan tangan, beliau senang membaca buku dan terhadap sejarah sangat mengerti.

Pada usia remaja beliau menikah dengan seorang pemuda bernama Ma Tan Yang dan memiliki tiga orang anak. Ma Tan Yang adalah seorang yang kaya raya. Beliau memiliki tanah yang luas. Karena beliau ada mempelajari sejarah, beliau menyadari, kalau kedudukan yang di perebutkan manusia, harta dan nama, semuanya pada akhirnya adalah kosong. Seseorang dengan susah payah memperebutkannya, ketika meninggal bahkan tidak ada yang membicarakan atau mengingat mereka.

Sun Pu Erl  suatu hari berkata pada suaminya, bagaimana kalau mereka menjual saja hartanya lalu mencari guru penerang. Pada jaman itu sangat sulit mencari seorang guru penerang. Pada awalnya Ma Tan Yang kurang senang dengan ide istrinya. Namun lama kelamaan akhirnya beliau setuju juga.

Di Tempat lain, Wang Chong Yang yang adalah seorang pembina sejati dan telah mencapai pencerahan, mendapat perintah dari dari gurunya untuk menemukan tujuh orang master Tao sejati untuk dilintasi. Salah satunya adalah Sun Pu Erl. Sun Pu Erl adalah orang yang pertama kali dilintasi oleh Wang ChongYang dan sekaligus membuka jalan untuk enam pembina selanjutnya.

Wang Chong Yang demi mencari tujuh orang sejati, menyamar menjadi seorang pengemis tua. Suatu hari beliau bertemu dengan suami istri Ma Tan Yang dan Sun Pu Erl. Sun Pu Erl memiliki kearifan yang tinggi, begitu melihat pengemis itu langsung menyadari bahwa beliau memiliki wajah seorang suci dan bijak. Beliau berkata pada pelayannya, bilamana bertemu lagi dengan pengemis ini agar mempersilahkan beliau masuk kerumah.

Sampailah pengemis tersebut ke rumah Sun Pu Erl. Ma Tan Yang berkata pada pengemis tersebut. " Anda hidup sebatang kara tanpa sanak saudara, bagaimana kalau anda tinggal disini saja bersama kami. Biarkan kami yang merawat anda."

Pengemis tersebut malahan merasa tersinggung. Ma Tan Yang kemudian berdiskusi dengan istrinya, mengapa orang tua ini kita berbaik hati malah dia marah - marah? Istrinya begitu arif mengatakan " Orang yang memiliki Tao dalam dirinya, tidak memperdulikan sandang dan papan, mereka hanya memperdulikan Tao,  sebaliknya orang kerdil, hanya memperdulikan sandang dan papan tanpa memperdulikan pembinaan dirinya."

Sun Pu Erl kemudian bersujud di depan pengemis tersebut dan berkata " Anda sepertinya orang yang memiliki rejeki dan kearifan yang besar." Pengemis berkata " Tahu dari mana anda kalau saya memiliki rejeki yang besar ?"  Sun Pu Erl kemudian menjawab " Anda tidak memiliki kerisauan, tidak seperti kami "
sang pengemis berkata bahwa beliau kalau mau tidak punya kerisauan juga bisa, caranya adalah datang memohon Tao padanya. Akhirnya jadilah Sun Pu Erl berguru pada Wang Chong Yang.

Namun sang guru berkata pada Sun Pu Erl untuk menjual hartanya untuk membina diri. Setelah berdiskusi dengan Ma Tan Yang akhirnya mereka sepakat menjual harta. Namun bukan hal yang mudah juga, karena harus minta persetujuan saudara lainnya. Akhirnya mereka memberikan sejumlah uang pada saudara sebagai pengganti harta yang dijual. Setelah dijual uang hasil penjualan seluruhnya diberikan pada gurunya.

Oleh gurunya uang tersebut digunakan untuk fakir miskin, dll. Beliau melakukan itu dengan maksud agar suami istri ini dapat membina diri dengan tenang tanpa kerisauan. Sang guru juga berpesan agar mereka memantapkan hati agar niat tidak bergejolak.

sumber: buku kisah 7 pembina sejati



Tidak ada komentar:

Posting Komentar