Kamis, 09 Februari 2012

Ilmu Mengenal Sidik Jari


Di Indonesia mulai muncul program untuk mengasah potensi tersembunyi dalam diri anak melalui metode sidik jari atau fingerprint. Ilmu sidik jari dikembangkan oleh Profesor Roger Lin dari Taiwan. Prof Lin membawa pulang hasil penelitian yang dia lakukan di Harvard University, lalu diperkenalkan di Taiwan dan Singapura.
Metode sidik jari bertujuan mengetahui potensi tersembunyi seorang anak. “Alat sidik jari ini mampu membaca kemampuan, kelebihan, dan kekurangan anak beserta solusinya dengan keakuratan hingga 95 persen,” ujarnya sambil menjelaskan bahwa ada empat sidik jari, yakni jenis whorl, ulnar loop, radial loop, dan arch.
Adapun Lydia Freyani, guru besar psikologi Universitas Indonesia, mengatakan metode sidik jari tidak hanya dilakukan untuk melihat bakat dan kecerdasan anak. Namun bisa pula dipakai untuk orang dewasa yang ingin mengetahui bakat dan karier yang cocok baginya. “Metode ini lebih baik dari tes IQ. Sebab, kita dengan cepat dapat mengetahui potensi yang tersembunyi si kecil, seperti bakat dan kecerdasan,” ujarnya.
Menurut dia, program ini kuat karena dikombinasikan dengan fingerprint. Wanita yang biasa disapa Frey ini menilai program itu merupakan penyeimbangan otak, yakni mengaktivasi otak bagian tengah. Menurut dia, selama ini otak bagian tengah jarang diaktifkan. Otak bagian tengah anak usia 5-15 tahun dapat diaktifkan. “Anak yang diaktifkan otak bagian tengahnya, daya ingat dan prestasi akademiknya akan lebih bagus. Bila anak melihat dengan mata ditutup, ia mahir membaca dan sebagainya, bukan magis atau sekadar permainan. Tapi otak tengahnya sudah diaktifkan dengan program ini,” ujarnya.
Namun Frey menyebutkan keberhasilan program ini tidak dijamin 100 persen. Selain harganya mahal, berkisar di atas Rp 2 juta, seharusnya program ini dioptimalkan untuk prestasi akademi, bukan sekadar mainan tebak-tebakan. Dia menyarankan agar orang tua harus dilibatkan. “Jangan si anak saja yang ikut program ini. Akibatnya, bila tidak didampingi orang tua, hasilnya pun tidak optimal,” ujarnya.

Empat Jenis Sidik Jari

Anak yang mempunyai sidik jari jenis whorl memiliki sifat ingin tahu; puas dengan alasan; ketika setuju dan percaya, dia akan melakukan sedikit atau setahap pekerjaan saja; berorientasi pada tujuan; dianggap keras kepala; serta cenderung menciptakan sistem mereka sendiri.
Adapun pemilik sidik jari jenis ulnar loop memiliki sifat sangat patuh dan peka terhadap orang lain, suka belajar dengan menyalin atau meniru, mudah dipengaruhi oleh lingkungan, cepat akrab dengan orang lain, ramah, kooperatif, dan cenderung mengikuti sistem.
Yang bersidik jari jenis radial loop cenderung memiliki pola pemikiran yang terbalik, model pemikiran yang tidak umum, menggunakan salah satu kepentingan sebagai pedoman ketika melakukan pekerjaan (bukan semata-mata logis atau alasan praktis), sangat setia kepada teman, cara mengekspresikan diri lebih unik, dan sulit mengungkapkan cinta dalam hatinya.
Pemilik sidik jari jenis arch dikenal sebagai genius print, di mana potensi yang mereka miliki tidak terbatas. Dalam hal belajar, jika ada hal yang dipelajari, hal tersebut dipelajari hingga dipahami. Namun mereka juga lebih terpengaruh oleh emosi, lebih konservatif, tidak menyukai perubahan, dan protektif.
(korantempo.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar