Kali ini kota tujuan saya adalah Yogyakarta yang akan saya lanjutkan ke Bali. Dikarenakan rencana yang mendadak, kami tidak dapat tiket pesawat murah. Akhirnya kami putuskan naik bus saja ketimbang naik kereta mengingat tanggal kepergian kami mendekati puncaknya arus mudik. Situasi macet mewarnai perjalanan kami, namun kami tak patah semangat. Karna pengalaman yang akan kami dapatkan juga sebanding dengan pegalnya badan kami.
Kami sampai di Yogya ketika malam lalu menyewa becak untuk mencari hotel. Tukang becak disana rata - rata berwajah ramah dan bersedia mengantarkan anda sampai hotel yang anda inginkan. bila anda kesatu hotel dan belum cocok, dia kemudian akan mengantarkan anda hingga sesuai keinginan anda dengan biaya hanya Rp. 5.000,- saja. Murah bukan? Kemudian sampailah kami ke hotel Pentu Dewo di wilayah Malioboro. Tarif menginap semalam di sini berkisar Rp. 120.000,- dengan fasilitas fan. Kami putuskan untuk menginap 2 malam saja.
Malam pertama di Yogya kami habiskan dengan berkeliling malioboro hingga alun - alun kota Yogyakarta. Tarif becak berkisar Rp. 5.000,- . Lalu kami lanjutkan dengan berkeliling sekitar Malioboro yang sepanjang jalan dipenuhi orang yang berjualan. Rata - rata mereka menawarkan barang - barang bermotif batik, baju dagadu dan kayu2 ukiran.
Diseberangnya anda dapat temui puluhan rumah makan pinggiran yang menyediakan menu khas Yogya. Hal yang paling khas ketika saya berwisata malam di Yogya adalah saya dapat melihat delman dimalam hari. Mengingatkan saya akan lagu ketika saya masih duduk di sekolah dasar.
Pak kusir disini memakai blankon. Mereka layaknya para penarik becak, berbaris berjejer di sepanjang jalan Malioboro sambil menunggu penumpang. Berwisata kuliner disini anda disajikan duduk lesehan dan makan menggunakan tangan. Menu yang disajikan juga kebanyakan makanan khas daerah. Tapi menu saya malam ini jauh lebih nikmat dari hidangan manapun. Sekali anda mencium baunya, seluruh kru drum band di perut anda pasti akan menabuh genderang. Makanan tradisional indonesia dengan menu sederhana dan rasa yang aduhai.. Indomie.
Berhubung jiwa petualangan kami sudah membuncah, pukul 7.30 kami sudah memutuskan jalan - jalan keliling kota Yogya, akibatnya.. banyak tempat wisata belum buka. Rute pertama kami dihari kedua adalah museum Benteng Vredeburg. Benteng ini dulunya dibangun oleh VOC tahun 1765 masehi. Benteng ini dulunya digunakan sebagai pusat pemerintahan dan pertahanan gubernur Belanda pada masa itu.
Benteng ini berbentuk persegi dan mempunyai empat menara pantau dikeempat sudutnya. Asal tahu saja, kami memasuki museum ini gratis. Mungkin karena kami tiba kepagian, sehingga ada beberapa bangunan yang masih ditutup gerbangnya. Kami juga hanya menemukan satu pengunjung yang sepertinya juga kepagian seperti kami. Seorang bapak dengan anaknya yang masih kecil. Dan tentu saja, kami juga ditemani patung - patung disana yang senantiasa memelototi kami.
Selanjutnya kami berpaling ke Museum Sonobudoyo dengan tarif masuk Rp.3.000,- saja. Museum ini didirikan oleh Java Intituut yang memiliki tujuan melestarikan kebudayaan nasional. Anda dapat menemui berbagai keterangan tentang manusia jaman megalithikum dan paleolithikum. Terdapat pula sebuah alquran yang ditulis tangan dengan ukuran yang besar. Ada pula sebuah ruangan yang disebut Ruang Bali. Di museum ini kami menemui banyak sekali benda peninggalan purba dan aneka seni budaya Yogya. Anda dapat menemukan juga alat seni tradisional Yogyakarta disini. Anda bahkan dapat melihat tengkorak utuh peninggalan purbakala. Beragam corak batik dan karya seni juga dipamerkan disini.
Selanjutnya kami bertolak ke tempat tinggal Sri Sultan Hamengkubuwono yang telah dibangun sejak 1756 masehi. Bangunan ini tak lain adalah Kraton Yogyakarta. Awalnya bangunan ini ditempati oleh Pangeran Mangkubumi Sukowati. Bangunan kraton Yogya terdiri dari tujuh bangsal. Masing - masing bangsal dibatasi oleh Regol atau pintu masuk. Biaya masuk kraton Rp. 5.000,- dan untuk kamera Rp. 1.000,- dan anda diharuskan melepaskan topi atau atribut yang tidak sopan lainnya. Di sini anda dapat melihat hasil karya putra putri kraton Yogya. Berbagai cenderamata dan lukisan dapat anda temui di pagelaran seni putra kraton. Kami juga mengunjungi komplek perumahan kraton. Disana terdapat rumah seorang pendopo kraton yang pandai melukis. Bahkan ada lukisan yang dibuat dengan berpuasa terlebih dahulu. Sungguh sebuah karya seni yang agung.
Ketika matahari terasa semakin menyengat, kami putuskan melanjutkan perjalanan ke Candi Prambanan. Anda tidak perlu takut susah kendaraan bila ingin berekreasi sendiri di Yogya. Karna Yogya juga memiliki Bus Trans Yogya yang menghubungkan berbagai lokasi wisata. Anda dapat naik Bus Trans Yogya menuju ke Candi Prambanan. Ongkos masuk Candi Prambanan ketika liburan Rp. 28.000,- Kesan pertama memasuki candi ini seperti habis di bombardir oleh sekutu lalu disusun ulang oleh pemiliknya. banyak sekali reruntuhan batu disekitar candi besarnya. Konon reruntuhan kecil ini adalah candi - candi kecil yang belum selesai pengerjaannya.
Konon ketika terjadi pertempuran antara Balai Putra Dewa melawan Rakai Pikatan, Balai Putra Dewa kalah dan melarikan diri ke Sumatra. Konsolidasi keluarga Rakai Pikatan kemudian menjadi permulaan dari masa baru yang perlu diresmikan dengan pembangunan gugusan sebuah candi besar. Disisi luar candi anda dapat menemui taman rusa. Rusa didalamnya akan mendekat ketika anda hampiri. Mungkin sudah biasa menerima makanan dari pengunjung.
Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke candi Borobudur. Bila anda naik bus trans Yogya, anda harus turun di terminal Jombor kemudian melanjutkan dengan bus kota arah Muntilan dengan tarif Rp. 10.000,- karna Candi Borobudur terletak di Muntilan, bukan di Yogyakarta. Jarak tempuh berkisar 1 jam. Bagi anda yang memutuskan untuk naik bus sebaiknya datang lebih awal karna bus hanya beroperasi hingga jam 5.30 sore saja.
Candi Borobudur merupakan tiruan dari alam semesta yang terbagi menjadi tiga bagian besar didalamnya.
1. Kamadhatu : sama dengan alam bawah atau dunia hasrat. Dalam dunia ini manusia terikat pada hasrat, bahkan dikuasai oleh hasrat kemauan dan hasrat nafsu . Relief dibagian ini menggambarkan adegan Karmawibangga yang melukiskan hukum sebab akibat.
2. Rupadhatu : sama dengan alam semesta antara dunia rupa dalam dunia manusia telah meninggalkan segala urusan duniawi dan hasrat serta kemauan.
3. Arupadhatu : sama dengan alam atas atau dunia tanpa rupa, yaitu tempat para dewa.
Nama Borobudur sendiri diambil dari bahasa sansekerta Boro bermakna Vihara sedangkan budur dari bahasa bali "bedudur" yang artinya diatas, Sehingga bisa diartikan Candi Borobudur adalah Vihara/candi yang berada diatas bukit.
Demikian perjalanan kami di Yogyakarta berakhir sampai disini. Karna waktu yang kami miliki hanya satu hari, masih banyak lokasi wisata di Yogyakarta yang belum kami kunjungi. Semoga pengalaman saya dapat memberikan kontribusi bagi para pembaca yang juga hendak berwisata ke Yogyakarta.
Candi Prambanan |
Kraton Yogya |
Candi Borobudur |
Candi Mendut |
""petualangan ke Yogyakarta sangat berkesan dan kenangan""",,,,
BalasHapus